Pointilisme adalah teknik melukis revolusioner yang dipelopori oleh Georges Seurat dan Paul Signac di Paris pada pertengahan tahun 1880-an.
Aliran seni lukis ini merupakan reaksi terhadap gerakan impresionisme pada saat itu yang didasarkan pada tanggapan subjektif dari seorang seniman.
Pointillisme, sebaliknya, dianggap menuntut pendekatan yang jauh lebih ilmiah dan objektif.
Bersama dengan Seurat dan Signac, seniman lain yang mengikuti gaya pointilisme adalah sesama orang Prancis, Henri-Edmond Cross dan Maximilien Luce.
Seniman terkenal lainnya yang sempat membuat karya dalam gaya pointilis adalah Vincent van Gogh, Pablo Picasso, Piet Mondrian dan Wassily Kandinsky.
Apa itu Pointilisme?
Dalam seni lukis, pointilisme (pointillism) adalah aliran yang menggunakan titik-titik kecil atau sapuan kuas untuk menciptakan sebuah gambar.
Titik-titik cat yang diterapkan pada kanvas dibuat sedemikian rupa sehingga warna berbaur secara visual untuk menciptakan kesan halus.
Salah satu lukisan pointilisme terkenal dibuat oleh Georges Seurat yang diberi judul “A Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte – 1884.”
Lukisan ini menggambarkan taman yang dipenuhi oleh orang-orang yang sedang bersantai di bawah naungan pepohonan.
Gaya unik lukisan Seurat memberikan kesan hidup dan cerah.
Sejarah Pointilisme dan Divisionisme
Pada tahun 1880-an, Seurat adalah salah satu pelopor pointilisme.
Paul Signac adalah seorang pelopor lainnya. Seniman terkemuka lain yang menggunakan teknik serupa termasuk Vincent van Gogh, Henri-Edmond Cross, John Roy, dan Henri Delavallee.
Pointilisme pertama kali disebut ‘divisionisme’. ‘Pointilisme’ merupakan nama yang diberikan kemudian yang dimaksudkan untuk mengejek gaya tersebut.
Saat ini, pointilisme merupakan aliran yang diterima luas dan tidak lagi memiliki konotasi negatif.
Sebagian orang masih menggunakan istilah ‘divisionisme’ untuk merujuk lukisan yang mirip dengan pointilisme.
Namun label ini lebih akurat digunakan untuk menekankan teori warna teknis yang digunakan.
Sementara pointilisme menggunakan titik-titik kecil untuk menciptakan bentuk dan struktur, divisionisme menciptakan kesan warna yang unik dengan menyandingkan titik-titik warna yang berbeda sesuai dengan prinsip-prinsip warna.
Vincent van Gogh, yang mengenal Seurat dan Signac sejak tinggal di Paris dari tahun 1886 hingga 1888, memiliki hubungan singkat dengan pointilisme.
Beberapa lukisan van Gogh dari periode Paris – seperti Self Portrait tahun 1887 – menunjukkan pengaruh gaya ini.
Namun, secara umum disepakati bahwa van Gogh terlalu ekspresif untuk terus menekuni gaya melukis yang sangat teknis seperti pointilisme.
Pelukis terkenal lainnya yang secara singkat mengadopsi pointilisme di sekitar periode itu adalah Camille Pissarro.
Berpaling dari gaya impresionis yang membuat namanya terkenal, dia dipuji oleh seorang kritikus Paris sebagai “seorang master yang terus-menerus dan dengan berani menyesuaikan diri dengan teori-teori baru”.
Karakteristik Pointilisme
Dalam sebuah lukisan pointilisme, Anda mungkin melihat pemandangan warna-warni yang merupakan paduan berbagai macam warna-warna cerah.
Saat melihat dekat, Anda akan melihat bahwa warna cerah ini tersusun dari banyak titik-titik kecil berwarna kuning, hijau, dan biru.
Dengan mengubah kombinasi titik-titik warna primer, pelukis pointilisme menciptakan ilusi bahwa mereka menggunakan banyak warna.
Kumpulan titik-titik warna primer ini akan menghasilkan warna lebih cerah dibandingkan saat pelukis mencampur warna pada palet untuk kemudian digunakan melukis. Kanvas putih di antara titik-titik dapat meningkatkan efek ini.
Stippling – Pointilisme Hitam Putih
Pointilisme dapat pula digunakan untuk menciptakan lukisan hitam putih.
Dengan menggunakan titik-titik hitam dan putih, gambar dinamis bisa dihasilkan. Teknik pointilisme hitam putih ini disebut sebagai stippling.
Pointilisme Saat Ini
Gambar di majalah dan surat kabar dicetak dengan metode yang mirip pointilisme.
Titik-titik kecil dari hanya tiga atau empat warna menciptakan ilusi sebuah gambar memiliki berbagai warna lain.
Selain itu, layar elektronik seperti TV menggunakan teknik yang sama. Layar menampilkan titik atau piksel merah, biru, dan hijau pada intensitas yang berbeda.
Mata dan otak lantas menafsirkan kumpulan titik ini sebagai gambar dengan berbagai warna.
Setiap gambar di Photoshop, koran, majalah, atau mosaik ubin merupakan berbagai penerapan pointilisme (pointillism) modern.
Contoh Lukisan Pointilisme
A Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte (Georges Seurat)
Lukisan ini merupakan karya pointillisme yang paling terkenal dan merupakan mahakarya George Seurat.
Tinggi lukisan lebih dari 1,8 m dan lebarnya 3 m. Setiap bagian lukisan disusun oleh titik-titik kecil beraneka warna.
Seurat mengerjakannya lukisan ini selama sekitar dua tahun dan sekarang disimpan di Art Institute of Chicago.
Sunday (Paul Signac)
Paul Signac belajar pointilisme pada George Seurat.
Dalam lukisan Sunday terlihat Signac menggunakan warna sangat cerah dan garisnya cukup tajam jika dilihat dari kejauhan.
Lukisan itu memiliki tema tentang suami dan istri dari kalangan orang Paris yang menghabiskan minggu sore bersama di rumah mereka.
Morning, Interior (Maximilien Luce)
Luce menggunakan pointilisme saat melukis karyanya ini.
Lukisan ini menunjukkan seorang pria bersiap-siap untuk bekerja di pagi hari.
Lukisan memiliki warna cerah dan terlihat sinar matahari pagi memasuki ruangan melalui jendela.
Seniman Pointilisme Terkenal
Charles Angrand
Angrand bereksperimen dengan pointilisme dan dalam beberapa karya menggunakan titik-titik cat yang halus dan kecil.
Dalam karya lain dia menggunakan sapuan cat yang lebih besar untuk mendapatkan efek yang lebih kasar.
Maximilien Luce
Seorang neo-impresionis Prancis, Luce menggunakan pointilisme dalam banyak karyanya.
Mungkin lukisan pointilismenya yang paling terkenal adalah serangkaian lukisan Notre Dame.
Theo Van Rysselberghe
Van Rysselberghe melukis beberapa lukisan menggunakan teknik pointilisme.
Karyanya yang paling terkenal adalah potret istri dan putrinya.
Di kemudian hari dalam karirnya, dia akan kembali ke teknik melukis yang lebih luas.
Georges Seurat
Seurat adalah pendiri pointilisme. Dia mempelajari ilmu warna dan optik untuk menemukan teknik baru ini.
Paul Signac
Signac adalah bapak pendiri pointilisme lainnya.
Ketika Seurat meninggal ketika masih berusia muda, Signac terus berkarya dengan pointilisme dan meninggalkan warisan besar karya seni menggunakan gaya tersebut.
Fakta Menarik tentang Pointillisme
Berikut adalah beberapa fakta yang meringkas pointilisme
1. Seurat menyebut gaya lukisannya sebagai divisionisme ketika dia menemukannya, tetapi namanya kemudian berubah seiring waktu.
2. Semakin kecil titik yang digunakan untuk melukis, semakin jelas lukisannya dan semakin tajam garisnya. Hal ini mirip dengan cara kerja resolusi layar pada monitor komputer.
3. Dalam banyak hal, pointillisme bisa dikatakan lebih condong pada sains daripada seni. Pengetahuan tentang prinsip optik dan metode yang ketat, merupakan ciri-ciri sains.
4. Pointilisme mirip dengan proses pencetakan CMYK empat warna yang digunakan oleh printer warna dan mesin cetak yang menempatkan titik-titik cyan, magenta, kuning dan hitam. Televisi dan monitor komputer menggunakan teknik serupa untuk merepresentasikan warna gambar menggunakan warna nerah, hijau, dan biru (RGB).
5. Vincent Van Gogh pernah bereksperimen dengan teknik pointilisme. Hal itu terlihat dari lukisan potret dirinya pada tahun 1887.
6. Gaya ini sering menggunakan titik-titik warna pelengkap untuk membuat subjeknya lebih hidup. Warna komplementer adalah warna-warna yang berseberangan, misalnya merah dan hijau atau biru dan jingga.[]