Terdapat dua jenis energi yaitu energi terbarukan dan energi tak terbarukan.
Energi terbarukan merupakan sumber energi yang bisa diperbarui lagi atau bisa digunakan secara berulang.
Di sisi lain, sumber energi tak terbarukan tidak bisa digunakan terus menerus serta akan habis pada satu titik.
Tak terbarukan disini bukan berarti energi tersebut tidak bisa dibentuk kembali, melainkan karena proses pembentukannya membutuhkan waktu sangat lama hingga jutaan tahun, seperti minyak bumi dan batubara.
Biomassa merupakan jenis sumber energi terbarukan yang diperoleh dari materi alami.
Apa itu Energi Biomassa?
Energi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan biologis seperti tanaman.
Bahan organik juga dapat diperoleh dari hewan dan mikroorganisme.
Seperti diketahui, tumbuhan memproduksi makanan dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.
Energi ini lantas ditransfer ke hewan dan manusia saat mereka mengkonsumsi tumbuhan.
Biomassa, yang terutama terdiri dari tumbuhan, mampu memberikan sejumlah besar energi yang digunakan untuk berbagai keperluan.
Saat tidak dikonsumsi oleh hewan, tumbuhan lantas dipecah atau dimetabolisme oleh mikroorganisme untuk kemudian melepaskan karbon dioksida dan metana kembali ke atmosfer.
Hal tersebut merupakan proses berkesinambungan yang berkontribusi pada siklus karbon.
Contoh Energi Biomassa
Seperti disebutkan sebelumnya, biomassa adalah bentuk energi terbarukan karena diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diproduksi lagi.
Hal ini karena sumber utama biomassa (tumbuhan) berlimpah di alam dan dapat terus tumbuh, serta limbahnya (dalam bentuk daun kering, cabang mati, dll) tersedia terus-menerus.
Berikut adalah berbagai contoh sumber energi biomassa:
1. Limbah pertanian
Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi biomassa.
Berbagai limbah tersebut diantaranya adalah jerami, ampas tebu, kotoran ternak, serta kotoran unggas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas dan listrik.
2. Biogas
Biogas diproduksi melalui pemecahan bahan organik seperti kotoran manusia, material tanaman, pupuk kandang, dll.
Semua bahan organik tersebut diuraikan melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme anaerobik untuk menghasilkan karbon dioksida dan metana.
Gas yang dihasilkan lantas digunakan untuk bahan bakar seperti menyalakan kompor, digunakan sebagai pemanas, atau untuk membangkitkan listrik.
3. Tanaman energi
Terdapat juga sejumlah tanaman energi yang ditanam secara komersial sebagai sumber energi.
Tanaman ini dibudidayakan dalam skala besar dan diproses untuk menghasilkan bahan bakar.
Berbagai tanaman sumber energi ini diantaranya adalah jagung, kedelai, rami, serta gandum.
Produk bahan bakar yang dihasilkan meliputi butanol, etanol, metanol, propanol, serta biodiesel.
4. Kayu
Kayu dibakar sebagai bahan bakar di banyak tempat di seluruh dunia. Kayu dianggap sebagai bentuk sederhana dari biomassa.
Energi yang dilepaskan oleh pembakaran kayu digunakan untuk memasak, untuk menghasilkan panas, dll.
Kayu juga digunakan untuk produksi listrik pada skala besar seperti dalam kasus pembangkit listrik tenaga uap.
Hanya saja, pembakaran kayu disertai dengan emisi sejumlah besar karbon dioksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca.
Untuk menyeimbangkan polusi, lebih banyak pohon harus ditanam sehingga mampu menyerap kelebihan karbon dioksida dari atmosfer.
Cara Mengubah Biomassa menjadi Energi
Terdapat setidaknya dua metode untuk mendapatkan energi dari biomassa.
Metode pertama adalah dengan membakar bahan organik secara langsung untuk menghasilkan panas.
Sebagai contoh, biomassa padat, seperti kayu dan sampah, dapat dibakar langsung untuk menghasilkan panas untuk menghasilkan uap, yang kemudian melewati sistem turbin untuk menghasilkan listrik.
Metode kedua adalah dengan mengkonversi biomassa menjadi gas yang disebut biogas atau menjadi biofuel cair seperti etanol dan biodiesel.
Bahan bakar ini kemudian dibakar untuk mendapatkan energi untuk menjalankan berbagai alat transportasi seperti mobil, pesawat atau untuk menghidupkan berbagai mesin produksi.
Biogas terbentuk ketika kertas, sisa makanan, dan limbah pekarangan terurai di tempat pembuangan sampah, dan dapat diproduksi dengan mengolah limbah dan kotoran hewan di wadah khusus yang disebut digester.
Etanol dibuat dari tanaman seperti jagung dan tebu yang difermentasi untuk menghasilkan bahan bakar etanol yang digunakan dalam kendaraan.
Biodiesel diproduksi dari minyak nabati dan lemak hewani dan dapat digunakan untuk kendaraan dan sebagai minyak pemanas.
Kelebihan vs. Kekurangan Energi Biomassa
Kelebihan Energi Biomassa
Beberapa keuntungan dari energi biomassa adalah:
1. Biomassa selalu tersedia karena merupakan sumber energi terbarukan
Bahan organik yang digunakan untuk menghasilkan biomassa tersedia secara melimpah.
Masyarakat modern secara konsisten menghasilkan limbah seperti sampah, kayu dan pupuk kandang.
2. Bersifat karbon netral
Sebagai bagian dari proses fotosintesis, bahan bakar biomassa melepaskan karbon ke atmosfer dalam jumlah sama dengan yang diserap oleh tumbuhan selama siklus hidupnya.
3. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Tidak hanya jumlah cadangan yang terbatas, bahan bakar fosil juga menimbulkan beban lingkungan, termasuk pelepasan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer dan polutan yang dihasilkan dari pemindahan, transportasi, dan produksi.
4. Lebih murah dari bahan bakar fosil
Sementara produksi bahan bakar fosil membutuhkan modal yang besar, seperti membangun fasilitas pengeboran minyak, jaringan pipa gas dan transportasi bahan bakar, teknologi biomassa jauh lebih murah.
Produsen biomassa bisa menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari output yang lebih rendah.
5. Produksi biomassa menambah sumber pendapatan
Usaha yang menghasilkan limbah bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menyalurkan atau menjual limbahnya ke produsen energi biomassa.
6. Lebih sedikit sampah di tempat pembuangan akhir
Dengan membakar sampah padat, jumlah sampah yang dibuang di tempat pembuangan sampah bisa berkurang 60 hingga 90 persen.
Kondisi ini berarti mengurangi biaya pemeliharaan tempat pembuangan sampah serta mengurangi jumlah lahan yang dibutuhkan untuk tempat pembuangan sampah.
Kekurangan Energi Biomassa
Meskipun terdapat berbagai keuntungan menggunakan energi biomassa, terdapat pula beberapa kerugian, termasuk:
1. Energi biomassa tidak seefisien bahan bakar fosil
Sebagian biofuel, seperti etanol, relatif tidak efisien dibandingkan dengan bensin.
Bahkan, bahan bakar seperti ini harus difortifikasi dengan bahan bakar fosil untuk meningkatkan efisiensinya.
2. Tidak sepenuhnya bersih
Sementara biomassa bersifat netral karbon, penggunaan kotoran hewan dan manusia meningkatkan jumlah gas metana yang juga merusak lingkungan.
Selain itu, polusi yang dihasilkan oleh pembakaran kayu dan bahan alami lainnya dapat dianggap sama buruknya dengan polusi yang dihasilkan dari pembakaran batu bara dan jenis sumber energi fosil lainnya.
3. Dapat memicu deforestasi
Karena kayu adalah salah satu sumber energi biomassa yang paling banyak digunakan, sejumlah besar kayu dan produk limbah harus dibakar untuk menghasilkan energi yang diinginkan.
Meskipun saat ini limbah kayu sudah cukup banyak, terdapat risiko terjadi deforestasi (penggundulan hutan) untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kayu di masa depan.
4. Tempat pengolahan biomassa membutuhkan area luas
Masalah ini mungkin juga dialami oleh tempat pengolahan bahan bakar fosil.
Dengan kemajuan teknologi, area yang dibutuhkan untuk mengolah biomassa diharapkan bisa dikurangi sehingga lebih mudah dibangun di area perkotaan yang padat.[]