Yuppie adalah istilah untuk menyebut profesional muda yang biasanya tinggal di wilayah perkotaan atau pinggiran kota.
Istilah “yuppie” berasal dari kata “young urban professional”.
Di Amerika, fenomena ini telah dipelajari sejak akhir tahun 1960-an meskipun istilah yuppie baru terkenal sekitar tahun 1980-an.
Sejak itu, terdapat berbagai variasi dari yuppie seperti ” buppie” atau “black urban professional” serta “guppy ” atau “gay urban professional.”
Selain berusia muda, biasanya antara usia pertengahan dua puluhan hingga tiga puluhan, yuppies juga umumnya kaya karena bekerja dalam posisi profesional bergaji tinggi dengan berbagai tunjangan.
Umum terjadi yuppie berpasangan dengan sesama yuppie sehingga secara signifikan meningkatkan daya beli mereka.
Pasangan yuppie juga cenderung memilih tidak memiliki anak.
Akibatnya, yuppie identik dengan rumah bagus, mobil mewah, dan berbagai barang mahal lainnya.
Tiadanya anak membuat mereka lebih leluasa membeli berbagai barang mahal serta membiayai gaya hidup mewah.
Yuppie biasanya konservatif secara politik dan dikenal sebagai pekerja keras yang berusaha menaiki jenjang sosial.
Tidak jarang mereka bekerja keras untuk bisa menjangkau berbagai barang dan kesenangan yang mahal.
Mereka juga dikenal karena ingin diakui sebagai individu yang unik dan tidak terlalu peduli dengan nilai-nilai tradisional.
Hal ini membuat sebagian orang merasa terancam dengan kehadiran yuppie.
Mereka berpendapat bahwa masuknya orang kaya dalam sebuah komunitas dapat mengubah karakter komunitas tersebut.
Di beberapa komunitas, penggunaan istilah “yuppie” dianggap memiliki asosiasi negatif sehingga banyak orang tidak mau dipanggil dengan sebutan ini.
Sejarah Istilah Yuppie
Terdapat perdebatan tentang siapa yang pertama kali menciptakan istilah yuppie.
Banyak orang mengaitkannya dengan Joseph Epstein, penulis dan mantan editor The American Scholar.
Sebagian yang lain menganggap jurnalis Dan Rottenberg menciptakan istilah itu pada tahun 1980 dalam sebuah artikel berjudul “About That Urban Renaissance…” yang dimuat majalah Chicago.
Dalam artikelnya, Rottenberg menggambarkan gentrifikasi pusat kota Chicago oleh para profesional muda sebagai berikut:
“Yuppies tidak mencari kenyamanan atau keamanan, tetapi stimulasi, dan mereka dapat menemukannya hanya di bagian kota yang paling padat,” tulisnya.
Secara linguistik, istilah tersebut merupakan evolusi, dimulai dari kata “hippie”, yang 20 tahun sebelumnya merupakan label yang dilekatkan pada seseorang yang dianggap “hip” pada budaya saat itu.
Istilah yuppie kemudian terus berkembang sepanjang tahun 1980-an karena digunakan di lebih banyak artikel surat kabar dan majalah.
Istilah yuppie semakin tersebar luas karena dipengaruhi oleh penerbitan The Yuppie Handbook pada Januari 1983.
Kepopuleran yuppie semakin didorong oleh pencalonan Senator Gary Hart sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1984 sebagai “kandidat yuppie”.
Istilah ini kemudian digunakan untuk menggambarkan kelompok demografis politik dari pemilih yang liberal secara sosial tetapi konservatif secara fiskal yang mendukung pencalonannya.
Majalah Newsweek mendeklarasikan 1984 sebagai “Tahun Yuppie”, yang mencirikan kisaran gaji, pekerjaan, dan politik “yuppies” sebagai “kabur secara demografis”.
Setelah kehancuran pasar saham Amerika pada tahun 1987, istilah yuppie menjadi kurang bermakna politis dan mendapatkan lebih banyak implikasi sosial seperti yang dimilikinya saat ini.
Meskipun penggunaannya menurun pada tahun 1990-an, istilah ini telah digunakan dan dikutip dalam artikel, lagu, film, dan media budaya pop lainnya.
Mengambil beberapa contoh, istilah tersebut muncul dalam novel dan film Fight Club, film American Psycho, blog satir “Stuff White People Like” dan lagu Tom Petty “Yer So Bad.”
Istilah yuppie tidak hanya terbatas di Amerika Serikat, namun bisa ditemui pula di belahan dunia lain.
Negara-negara lain, seperti Cina, Rusia, dan Meksiko, memiliki variasi yuppies mereka sendiri yang umumnya juga membawa konotasi ciri khas para profesional muda kelas atas.
Istilah ini cenderung menyebar dan berkembang di negara dengan ekonomi makmur.
Yuppies Modern
Pada abad ke-21, istilah tersebut mengambil makna baru dengan tetap mempertahankan prinsip dasar yuppies asli.
Misalnya, karena internet dan meningkatnya ketergantungan pada komunikasi elektronik, istilah yuppie dapat merujuk pada pekerja teknologi Lembah Silikon.
Pekerja teknologi tersebut tidak harus memiliki keterampilan sosial yang sama dengan yuppie asli, tetapi masih bekerja untuk perusahaan bergengsi dan menghasilkan banyak uang.
Kondisi ini dapat membuat lebih sulit untuk mendefinisikan yuppies modern karena mungkin tidak terlihat pada kesan pertama bahwa orang-orang ini memiliki karir yang glamor.
Kondisi ini pada akhirnya membuat istilah yuppie tidak digunakan secara luas seperti pada tahun 1980-an dan awal 1990-an.[]