Manusia telah mengarahkan pandangannya ke langit selama ribuan tahun dan terpesona oleh misterinya.
Saat ini, kita menerima fakta bahwa bumi berputar mengelilingi matahari dan bahwa terdapat planet lain dalam tata surya kita.
Namun, fakta-fakta yang terlihat sederhana tersebut sebelumnya menjadi pusat perdebatan selama berabad-abad tanpa kata putus.
Untuk itulah warga dunia berhutang pada beberapa individu menonjol dari jaman kuno hingga masa modern yang meningkatkan pengetahuan kita tentang semesta tempat kita tinggal.
Banyak dari astronom tersebut terlatih dalam berbagai disiplin ilmu dan mampu menjelaskan berbagai fenomena langit sekaligus berkontribusi besar bagi pemahaman tentang gerak dan fisika.
Daftar Astronom Terkenal
Astronomi adalah cabang fisika yang mempelajari benda langit dan alam semesta secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa astronom terkenal dan kontribusinya.
1. Eratosthenes (276-194 SM)
Eratosthenes, dijuluki sebagai Beta, adalah cendekiawan serba bisa Yunani yang memberikan kontribusi signifikan untuk berbagai bidang termasuk astronomi, geografi, matematika, serta musik dan sastra.
Dia adalah orang pertama yang mencoba menentukan keliling bumi.
Dia melakukan hal ini dengan membandingkan bayangan siang pada pertengahan musim panas di sebuah sumur dalam di Syene dan Alexandria.
Eratosthenes berasumsi bahwa sinar matahari bersifat paralel dan dengan mengetahui jarak antara dua lokasi sumur tersebut, dia kemudian menghitung keliling bumi dalam sebuah unit yang disebut stadion.
Dia juga berupaya mengukur kemiringan sumbu bumi dan jarak bumi dari matahari dan bulan.
Meskipun akurasi temuannya jauh dari kebenaran, Eratosthenes meletakkan dasar bagi astronom masa depan dalam mengeksplorasi semesta.
2. Nicholas Copernicus (1473 -1543)
Nicholas Copernicus adalah astronom Polandia yang dikenal untuk teori Copernican yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat alam semesta dan bumi berputar mengelilingi matahari.
Meskipun pada awalnya dia mempelajari hukum dan kedokteran, interaksinya dengan ahli matematika Domenico Maria de Novara memicu minatnya pada astronomi.
Copernicus terpesona setelah mengamati gerhana bintang Aldebaran di tahun 1497.
Copernicus menulis beberapa buku tentang astronomi. Teori utama Copernicus diterbitkan dalam buku De Revolutionibus Orbium Coelestium (On the Revolutions of the Celestial Spheres).
3. Claudius Ptolemaeus (83-161 AD)
Claudius Ptolemaeus, juga dikenal sebagai Ptolemy adalah seorang astronom, matematikawan, ahli geografi, serta peramal.
Dia mengusulkan beberapa teori astronomi yang dikenal sebagai Almagest.
Ptolemy menciptakan alat yang berguna untuk perhitungan astronomi berbentuk tabel yang berisi semua data yang diperlukan untuk menghitung posisi matahari, bulan, dan planet-planet.
Alat ini juga berisi rincian tentang waktu terbit dan terbenamnya bintang-bintang, gerhana matahari, dan gerhana bulan.
Ptolemy juga menciptakan parapegma yang merupakan kalender bintang yang didasarkan pada kemunculan dan lenyapnya bintang selama tahun matahari.
Meskipun beberapa dari teori-teorinya terbukti tidak benar, dia memainkan peran penting dalam meletakkan fondasi bagi astronom di masa depan.
Teorinya mendominasi bidang astronomi sampai abad ke-16.
4. Tycho Brahe (1546 – 1601)
Tycho Brahe adalah seorang astronom Denmark yang dianggap melakukan pengamatan astronomi paling akurat yang meliputi tata surya dan lebih dari 700 bintang lainnya.
Dia adalah yang pertama melakukan pengamatan dan membuat katalog planet-planet dan bintang-bintang dengan akurasi yang memadai.
Pada 1572, Brahe menemukan supernova dekat konstelasi Cassiopeia. Pada 1576, dia membangun observatorium astronomi yang sekarang dikenal sebagai Castle of Uranienborg.
Sebagai seorang astronom, Tycho berusaha menggabungkan kelebihan geometris sistem Copernican dengan sisi filosofis sistem Ptolemaic untuk kemudian menciptakan model alam semestanya sendiri yang disebut sistem Tychonic.
5. Galileo Galilei (1564 – 1642)
Galileo Galilei adalah seorang astronom dan fisikawan Italia. Prestasinya meliputi perbaikan teleskop, melakukan berbagai pengamatan astronomi penting, dan pendukung utama untuk Copernicanisme.
Galileo disebut sebagai “bapak astronomi observasional modern.” Tahun 1589 dia menjadi guru besar matematika di Pisa namun justru mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan teori Aristoteles, yang membuat kontraknya tidak diperpanjang.
Pada tahun yang sama, Galileo diangkat sebagai ketua jurusan matematika di University of Padua, di mana dia menemukan ‘calculating compass’ untuk memecahkan masalah matematika.
Pada bulan Desember tahun 1609, Galileo berhasil membuat teleskop dua puluh kali lebih kuat daripada yang pertama, yang digunakan untuk melihat kawah di bulan, bintang-bintang di Bima Sakti, dan empat satelit terbesar Jupiter.
Tahun 1613, dia menerbitkan sebuah buku tentang ‘sunspot’. Pada tahun 1624, Galileo menulis ‘Dialogue on the Tides’ yang membahas teori Ptolemaic dan Copernican.
Dukungan Galileo pada teori Copernicus memicu kontroversi karena bertentangan dengan yang diyakini Gereja Katolik atas teori heliocentris.
Galileo dipaksa menarik kembali teorinya dan harus menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya sebagai tahanan rumah atas perintah Inkuisisi.
6. Christiaan Huygens (1629 -1695)
Christiaan Huygens adalah seorang astronom Belanda yang membuat langkah penting dalam fisika, astronomi, dan horologi.
Dia merancang teleskop yang ditingkatkan kemampuannya sehingga memungkinkannya melakukan banyak penemuan penting dalam astronomi.
Pada tahun 1655, Huygens menemukan cincin tipis di sekitar Saturnus sekaligus menemukan titan, satelit pertama dan terbesar Saturnus.
Dia adalah orang pertama yang diketahui membuat gambar Nebula Orion.
Pekerjaan di bidang astronomi membutuhkan ketepatan waktu yang tinggi dan dia berusaha memperbaiki aspek ini.
Huygens kemudian membuat penghitung waktu pendulum pertama pada tahun 1656 yang mampu meningkatkan ketepatan penghitungan waktu.
Dalam eksperimennya yang lain, Huygens juga menyatakan cahaya ditransmisikan dalam gelombang.
Pernyataan ini ditentang oleh Newton yang lebih menyukai model partikel.
Teori cahaya modern kemudian menggabungkan pendapat kedua ilmuwan tersebut sehingga menghasilkan prinsip dikotomi gelombang-partikel.
7. Johannes Kepler (1571-1630)
Johannes Kepler adalah pendukung kuat Copernicus.
Dia memodifikasi teorinya untuk mengakomodasi perkembangan sains, sehingga menjadikannya salah satu tokoh terkemuka Revolusi Ilmiah selama abad ke-16 dan ke-17.
Kepler menemukan bahwa planet-planet berputar dalam orbit elips, alih-alih lingkaran sempurna, seperti yang diasumsikan Copernicus.
Konsep ini menjadi hukum planet pertama yang ditulis pada tahun 1609 oleh Kepler.
Hukum keduanya adalah bahwa planet tidak bergerak dengan kecepatan konstan sepanjang orbitnya.
Hukum ketiganya, yang diterbitkan satu dekade kemudian, adalah bahwa jarak antara orbit dua planet sebanding dengan jarak mereka dari matahari.
Hukum-hukum ini membuat Kepler dianggap sebagai tokoh besar astronomi.
8. William Herschel (1738-1822)
William Herschel adalah seorang komposer dan astronom Inggris yang lahir di Jerman.
Dia mengidentifikasi Uranus dan dua bulannya, Titania dan Oberon; mengidentifikasi bulan-bulan Saturnus, Mimas dan Enceladus; menemukan lapisan es Mars; serta menemukan banyak asteroid dan bintang ganda dan mendokumentasikan 2.500 objek langit.
Nebula dihipotesiskan olehnya terdiri dari bintang-bintang yang memicu kemunculan teori evolusi bintang.
Ketertarikannya pada musik mendorong Herschel untuk mempelajari matematika dan studi optik.
Minat tersebut mendorongnya untuk menguasai teknik desain teleskop.
Antusiasmenya terhadap astronomi membesar ketika dia bertemu dengan Royal Nevil Maskelyne, seorang astronom Inggris.
Sejak saat itu, Herschel mulai membuat teleskopnya sendiri dan bisa menghasilkan teleskop dengan magnitudo lebih dari 6.000 kali.
Dia kemudian menggunakan teleskopnya untuk mempelajari bintang dan planet.
Teleskop buatannya terkenal karena akurasinya yang luar biasa, dan dia mulai membuat jurnal astronomi untuk mendokumentasikan pengamatannya pada bulan Maret 1774.
9. Edwin P. Hubble (1889 -1953)
Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble, mengubah dunia astronomi dengan menunjukkan bahwa alam semesta lebih besar dari yang diperkirakan umumnya dan dengan menghadirkan bukti empiris untuk gagasan alam semesta yang berevolusi.
Hubble dianggap membuat tiga kontribusi signifikan pada astronomi.
Pertama, dia menunjukkan bahwa beberapa nebula, termasuk nebula Andromeda, merupakan objek galaksi jauh di luar galaksi kita.
Hal ini bertentangan dengan pandangan pada periode itu bahwa Bima Sakti dianggap sebagai satu-satunya galaksi dan alam semesta itu sendiri.
Kedua, dari tahun 1922 hingga 1923, Hubble adalah orang pertama yang mengidentifikasi galaksi berdasarkan penampakannya.
Dia mengkategorikan galaksi berdasarkan bentuknya: elips, tidak teratur, dan spiral, yang disebut anatomi optik galaksi.
Kontribusi ketiganya adalah pengembangan teorema jarak pergeseran merah (redshift distance theorem) pada tahun 1929, yang dikenal sebagai Hukum Hubble.
Hukum ini menyatakan bahwa semakin jauh sebuah galaksi, semakin besar pergeseran merahnya.
Oleh karena itu, kita dapat menghitung kecepatan surut galaksi dengan pergeseran merahnya.
Kecepatan surut didefinisikan sebagai seberapa cepat galaksi bergerak menjauh dari bumi.[]