Herodotus (484 SM-425 SM) adalah orang Yunani pertama yang menulis narasi sejarah skala besar yang bertahan melalui perjalanan waktu yang panjang.
Pada masa hidup Herodotus, penulisan sejarah dan prosa dalam bentuk apa pun masih merupakan sesuatu yang baru.
Tulisan-tulisan paling awal dalam bentuk prosa adalah karya sekelompok intelektual Yunani dari kota-kota Ionia di Asia Kecil yang, dari sekitar 550 SM dan seterusnya, menulis karya-karya tentang sains dan filsafat atau subjek-subjek sejarah.
Namun, pada masa awal ini masih terdapat sedikit perbedaan antara berbagai disiplin ilmu.
Itu sebab, penulisan sejarah biasanya juga memasukkan unsur lain yang di masa sekarang akan dikategorikan sebagai geografi, antropologi, atau ekonomi.
Herodotus adalah pewaris tradisi kuno ini. Dia sangat dipengaruhi oleh beberapa pendahulunya, seperti Hecataeus dari Miletus.
Meskipun dianggap sebagai “Bapak Sejarah”, tulisan Herodotus berisi lebih sebagai deskripsi tentang peristiwa baik yang dilihatnya sendiri atau mengumpulkan dari sumber yang dia anggap terpercaya.
Herodotus bepergian ke berbagai tempat untuk mengumpulkan informasi tangan pertama tentang berbagai peristiwa.
Herodotus menyatakan dalam bukunya bahwa banyak dari apa yang dia tulis “berdasarkan desas-desus, bercampur dengan …. pengamatan saya sendiri.”
Dia juga mengatakan lebih lanjut, “Merupakan tugas saya untuk mengulangi apa yang dikatakan, tapi jangan pernah langsung percaya dengan apa yang saya tulis tanpa syarat, pernyataan ini berlaku untuk semua karya saya.”
Kehidupan Herodotus
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Herodotus di luar apa yang dapat disimpulkan dari tulisan-tulisannya.
Dia diperkirakan lahir pada tahun 484 SM atau mungkin beberapa tahun sebelumnya, di Halicarnassus, sebuah kota kecil Yunani di pesisir Asia Kecil.
Pada saat itu, Halicarnassus diperintah oleh Ratu Artemisia yang merupakan pengikut Raja Persia Xerxes dan telah berperang bersama dalam pertempuran laut Salemis.
Sepeninggal Ratu Artemisia, cucunya yang bernama Lygdamis ganti memerintah. Dia merupakan seorang tiran sehingga tidak disukai oleh rakyatnya.
Herodotus berasal dari keluarga kaya dan mungkin masuk dalam kelompok aristokrat. Ketika masih sangat muda, keluarga Herodotus diusir dari kota oleh Lygdamis.
Herodotus lantas tinggal selama delapan tahun di pulau Samos sambil mempelajar dialek Ionic yang digunakan untuk menulis karya-karyanya di masa depan.
Di kemudian hari dikatakan Herodotus kembali ke Halicarnassus untuk ambil bagian dalam upaya penggulingan sang tiran.
Setelah Lygdamis digulingkan, Herodotus berniat tinggal di Halicarnassus namun ternyata tetap tidak diinginkan oleh penguasa baru sehingga memaksanya sekali lagi meninggalkan kota kelahirannya tersebut.
Herodotus menghabiskan beberapa tahun masa mudanya melakukan perjalanan secara ekstensif.
Salah satu perjalanan awalnya adalah ke Laut Hitam, di mana dia diperkirakan berlayar di sepanjang pantai selatan dan barat.
Herodotus kemudian pergi melalui laut ke pantai Suriah, kemudian melalui darat ke kota kuno Babel, dan dalam perjalanan kembali dia mungkin melakukan perjalanan melalui Palestina ke Mesir.
Dia diperkirakan pernah mengunjungi Mesir setidaknya sekali, kemungkinan setelah tahun 455 SM.
Herodotus kemungkinan melakukan perjalanan terutama sebagai pedagang karena dalam tulisannya dia menunjukkan minat yang besar pada produk dan metode transportasi negara-negara yang dia kunjungi.
Selain itu, hanya sedikit orang Yunani dari generasinya yang mampu melakukan perjalanan panjang seperti itu murni untuk kesenangan.
Dia memanfaatkan kesempatannya dengan sangat baik, mencari informasi tentang adat dan tradisi negeri yang dia lewati dan mengumpulkan banyak informasi lainnya.
Tempat-tempat yang pernah dikunjungi Herodotus diantaranya adalah Mesir, Babilonia, Susa, Ecbatana, Krimea, Georgia, Tirus, Suriah, Thrace, Kirene, Libya, dan seluruh Yunani.
Sekitar tahun 450 SM Herodotus pergi dan tinggal untuk sementara waktu di Athena. Selama tinggal di sana dia dikatakan menjadi teman dekat penyair Sophocles.
Cerita lain menyatakan dia juga menjadi akrab dengan negarawan besar Athena, Pericles, namun perkiraan ini tidak bisa diandalkan.
Setelah beberapa waktu di Athena, Herodotus pindah ke koloni Athena di Thurii di Italia selatan, yang menjadi rumahnya selama sisa hidupnya.
Tanggal kematian Herodotus tidak diketahui pasti. Peristiwa terakhir yang dia sebutkan dalam tulisannya terjadi pada tahun 430 SM, dan diperkirakan dia meninggal tidak lama kemudian.
Karya Herodotus
Karya besar Herodotus diberi nama History dan menjadi karya dan fokus utama dalam kehidupannya.
History adalah kata Yunani yang berarti “penyelidikan” atau “penelitian.”
Karya lengkap Herodotus ini tidak selesai disusun sampai tahun-tahun terakhir hidupnya, tetapi bagian-bagiannya tidak diragukan lagi ditulis jauh lebih awal.
Terdapat kemungkinan bahwa dia awalnya merencanakan subjek History terbatas pada serbuan Persia terhadap Yunani yang terjadi pada tahun 480, sebuah peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanaknya sendiri.
Tetapi pada akhirnya tema History diperluas hingga mencakup seluruh sejarah hubungan antara dunia Yunani dan Persia dan kerajaan-kerajaan Asia lainnya.
Narasi History dimulai dengan diangkatnya Croesus sebagai raja terakhir Lydia, dan menceritakan tentang pemerintahannya, termasuk penaklukannya atas orang-orang Yunani Asia dan penggulingannya oleh Raja Persia Cyrus.
Cerita atau narasi tersebut dimuat dalam Buku I. Sebagai informasi karya Herodotus dibagi menjadi sembilan buku.
Pembagian tersebut bukan berasal dari Herodotus, melainkan dilakukan oleh para cendekiawan Aleksandria.
Dalam sisa Buku I dan tiga buku berikutnya, tema dasarnya adalah perluasan kerajaan Persia dari pemerintahan Cyrus hingga sekitar 500 SM. Terdapat pula penjelasan tentang kebiasaan Persia dan rakyatnya.
Keseluruhan Buku II memiliki tema menyimpang yang mengulas kebiasaan dan sejarah awal Mesir.
Terdapat pula beberapa bagian yang dikhususkan untuk membahas sejarah beberapa negara Yunani, dan khususnya sejarah Athena dari 560 SM dan seterusnya.
Buku V dan VI terutama mencakup Pemberontakan lonian (499-494 SM) dan ekspedisi Persia berikutnya yang dikalahkan oleh orang Athena di Marathon (490 SM), tetapi sekali lagi terdapat banyak tema lain terkait peristiwa di negara-negara Yunani pada masa itu.
Dalam tiga buku terakhir, cerita diisi dengan catatan terperinci, yang relatif bebas dari penyimpangan tema lain, tentang ekspedisi Xerxes (480-479 SM) dan kekalahannya yang sama sekali tak terduga oleh orang-orang Yunani.

Sumber Karya Herodotus
Dalam menyusun bahan-bahan untuk karyanya, Herodotus terutama bergantung pada pengamatannya sendiri, kesaksian para saksi mata di kedua sisi, dan tradisi lisan.
Pada masa itu tersedia sangat sedikit catatan resmi dan hanya sedikit catatan tertulis.
Hasil penyelidikan arkeologi modern menunjukkan bahwa Herodotus adalah reporter yang sangat akurat tentang apa yang dia lihat sendiri.
Tetapi ketika mendapatkan informasi dari orang lain, Herodotus dinilai tidak cukup kritis dalam memutuskan informasi yang bisa diandalkan dan yang tidak, dan dalam mengenali bias dari informannya.
Herodotus secara khusus sangat tidak kritis dalam melihat operasi militer karena dia tidak memiliki pengalaman perang secara langsung.
Hal ini membuat dia tidak selalu dapat menilai secara akurat keabsahan cerita militer yang dia dengar.
Kadang-kadang juga dikatakan bahwa Herodotus tidak cukup memperhatikan masalah kronologi.
Hanya saja memang sulit bagi siapa pun untuk menyusun dan menyajikan skema kronologis yang terperinci dan akurat di zaman ketika setiap negara kota Yunani memiliki metode perhitungan kalendernya sendiri.
Kelemahan utama Herodotus, bagaimanapun, terletak pada analisisnya yang sering naif tentang penyebab suatu peristiwa.
Dia sering menganggap terjadinya peristiwa sebagai ambisi pribadi atau kelemahan orang-orang terkemuka ketika sebenarnya terdapat faktor politik atau ekonomi yang juga ikut mempengaruhi.
History ditulis Herodotus dalam dialek Ionic dalam gaya sederhana yang menarik, mudah dicerna dan mengalir.
Dia memiliki bakat luar biasa untuk menceritakan sebuah cerita dengan jelas dan dramatis, seringkali dengan selera humor yang ironis.
Peran Herodotus
Tapi Herodotus lebih dari sekadar pendongeng atau pencerita.
Dia adalah penulis pertama yang berhasil menyusun narasi sejarah yang panjang dan melibatkan berbagai peristiwa
Selain itu, Herodotus melakukan penulisan dengan obyektif dengan hampir tidak menunjukkan bias orang Yunani yang biasa ditunjukkan terhadap musuh turun-temurun mereka, Persia, atau penghinaan terhadap orang-orang barbar.
Dan meskipun karya Herodotus tidak menunjukkan kedalaman seperti karya penerusnya, Thucydides, jangkauan minat Herodotus jauh lebih luas, tidak hanya mencakup politik dan peperangan tetapi juga ekonomi, geografi, dan kebiasaan masyarakatnya.
Dia adalah sejarawan besar Eropa pertama, yang dengan keterampilan serta kejujuran mampu membangun kisah kompleks dan secara umum dapat diandalkan.
Atas kontribusinya ini Herodotus lantas mendapatkan gelar sebagai “Bapak Sejarah.”[]