Nomor atom: 19
Massa atom: 39,0983 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 0,8
Densitas: 0.86 g/cm3 pada 0 °C
Titik lebur: 63,2 °C
Titik didih: 760 °C
Radius Vanderwaals: 0,235 nm
Radius ionik: 0.133 (+1)
Isotop: 5
Energi ionisasi pertama: 418,6 kJ/mol
Ditemukan oleh: Sir Humphry Davy pada tahun 1807
Sejarah Kalium
Di Amerika, Inggris, Perancis dan beberapa negara lain, kalium disebut sebagai potasium.
Potasium berasal dari kata potash yang mengacu pada metode awal untuk mengekstraksi berbagai garam kalium.
Metode itu dilakukan dengan memasukkan abu kayu atau abu daun pohon ke dalam panci, menambahkan air, memanaskan, dan menguapkan larutannya.
Ketika Humphry Davy pertama kali mengisolasi unsur ini menggunakan elektrolisis pada tahun 1807, dia juga menamakannya sebagai potasium, yang berasal dari kata potash.
Simbol K berasal dari kali, yang berasal dari akar kata alkali, yang berasal dari bahasa Arab: القَلْيَه al-qalyah ‘abu tanaman’.
Pada tahun 1797, ahli kimia Jerman, Martin Klaproth, menemukan “potash” dalam mineral leucite dan lepidolite.
Klaproth menyadari bahwa “potash” ini bukanlah produk yang berasal tumbuhan tetapi sebenarnya mengandung unsur baru, yang dia usulkan untuk disebut kali.
Pada tahun 1809, Ludwig Wilhelm Gilbert mengusulkan nama Kalium untuk apa yang diekstraksi Davy.
Pada tahun 1814, ahli kimia Swedia, Berzelius ,menganjurkan nama kalium untuk unsur tersebut dengan simbol kimia K.
Negara-negara berbahasa Inggris dan Perancis umumnya mengadopsi Davy dan Gay-Lussac/Thénard dan menyebut unsur ini sebagai potasium.
Di lain sisi, negara-negara Jerman mengadopsi Gilbert/Klaproth yang menyebutnya sebagai kalium.
Sifat Kimia dan Fisika Kalium
Simbol kimia K berasal dari kata kalium yang berasal dari bahasa Latin, yang mungkin berakar dari kata Arab qali, yang berarti alkali (basa).
Kalium adalah logam lunak putih keperakan dan merupakan anggota kelompok alkali dari tabel sistem periodik.
Kalium berwarna keperakan ketika pertama kali dipotong, tetapi dengan cepat akan teroksidasi sehingga berwarna kusam.
Untuk menghindari oksidasi, kalium biasanya disimpan dalam minyak atau gemuk.
Kalium cukup ringan sehingga mengapung dalam air. Saat terkena air, unsur ini akan bereaksi dengan melepaskan hidrogen disertai api berwarna ungu.
Sebagian besar kalium terjadi pada kerak bumi sebagai mineral, seperti feldspar dan tanah liat.
Kalium dilepaskan dari mineral yang lapuk sehingga menjelaskan mengapa terdapat cukup banyak kalium di laut (0,75 g/liter).
Mineral yang ditambang untuk diambil kaliumnya adalah silvit, karnalit, dan alunit.
Produksi bijih kalium dunia sekitar 50 juta ton dengan jumlah cadangan yang melimpah (lebih dari 10 miliar ton).
Kalium adalah unsur penting yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.
Penggunaan Kalium
Sebagian besar kalium (95%) digunakan sebagai pupuk dan sisanya digunakan untuk membuat kalium karbonat (K2CO3) dan kalium hidroksida (KOH).
Kalium karbonat umum digunakan untuk membuat kaca terutama kaca televisi, sedangkan kalium hidroksida digunakan untuk membuat sabun cair dan deterjen.
Senyawa lain, kalium klorida digunakan dalam obat-obatan serta cairan infus saline.
Garam kalium lain juga digunakan dalam pembuatan roti, fotografi, penyamakan kulit, serta untuk membuat garam iodize.
Efek Kesehatan Kalium
Kalium bisa ditemukan dalam sayuran, buah-buahan, kentang, daging, roti, susu, dan kacang-kacangan.
Unsur ini memainkan peran penting dalam sistem cairan tubuh manusia dan membantu fungsi saraf.
Kalium, sebagai ion K +, terdapat pada konsentrasi tinggi dalam sel tubuh.
Saat fungsi ginjal terganggu dan terjadi akumulasi kalium dalam tubuh, maka detak jantung berpotensi terganggu.
Debu kalium mungkin saja terhirup dengan efek yang ditimbulkannya antara lain iritasi mata, hidung, tenggorokan, paru-paru, batuk, dan sakit tenggorokan.
Eksposur yang lebih tinggi berpotensi menyebabkan terkumpulnya cairan di paru-paru yang bisa menyebabkan kematian.
Kontak pada kulit dan mata dapat menyebabkan luka bakar parah sehingga menyebabkan cacat permanen.
Dampak Lingkungan Kalium
Bersama dengan nitrogen dan fosfor, kalium merupakan salah satu mineral penting untuk kelangsungan hidup tanaman.
Keberadaan unsur ini sangat vital untuk kesuburan tanah, pertumbuhan tanaman, dan gizi hewan.
Fungsi utama kalium pada tumbuhan adalah perannya dalam memelihara tekanan osmotik dan ukuran sel, sehingga memperlancar proses fotosintesis dan produksi energi serta pembukaan stomata dan pasokan karbon dioksida.
Kadar kalium rendah akan memicu berbagai gangguan pada tanaman seperti terhambatnya pertumbuhan, bunga yang tidak tumbuh sempurna, serta penurunan poduksi secara keseluruhan.
Kalium Logam yang Sangat Reaktif
Logam kalium dapat bereaksi hebat dengan air dan menghasilkan kalium hidroksida (KOH) serta gas hidrogen.
2 K (s) + 2 H2O (l) → 2 KOH (aq) + H2↑ (g)
Reaksi ini bersifat eksotermik dan melepaskan panas yang cukup untuk menyalakan hidrogen yang dihasilkannya (asal terdapat cukup oksigen).
Kalium bubuk bisa menyala di udara pada suhu kamar, sedangkan kalium bongkahan menyala di udara jika dipanaskan.
Karena massa jenisnya adalah 0,89 g/cm3, kalium yang terbakar akan mengapung di air sehingga terus memaparkannya ke oksigen sehingga membuat kebakaran semakin besar.
Banyak agen pemadam kebakaran umum, termasuk air, tidak efektif atau malah memperburuk kebakaran akibat kalium.
Nitrogen, argon, natrium klorida (garam meja), natrium karbonat (abu soda), dan silikon dioksida (pasir) umum digunakan untuk memadamkan kebakaran akibat kalium..
Selama penyimpanan, kalium membentuk peroksida dan superoksida. Peroksida ini dapat bereaksi hebat dengan senyawa organik seperti minyak.
Baik peroksida maupun superoksida dapat bereaksi secara eksplosif dengan logam kalium.
Karena bereaksi dengan uap air di udara, kalium biasanya disimpan dengan direndam dalam minyak mineral anhidrat atau minyak tanah.
Tidak seperti litium dan natrium, bagaimanapun, kalium tidak boleh disimpan di dalam minyak selama lebih dari enam bulan, kecuali dalam atmosfer inert (bebas oksigen), atau dalam keadaan vakum.
Menelan sejumlah besar senyawa kalium dapat menyebabkan hiperkalemia, yang sangat mempengaruhi sistem kardiovaskular.
Kalium klorida digunakan di Amerika Serikat untuk eksekusi napi terpidana mati.[]