Capung diperkirakan telah terbang di bumi selama sekitar 300 juta tahun.
Serangga ini tinggal di hampir semua benua, kecuali Antartika. Sebagian besar spesies capung ditemukan di daerah tropis.
Meskipun bukan merupakan serangga terkuat, capung memiliki fleksibilitas dan ketahanan yang membuatnya menjadi simbol transformasi, perubahan, dan kemampuan beradaptasi di berbagai budaya.
Fakta tentang Capung
Berikut adalah fakta menarik mengenai serangga eksotis ini:
1. Capung terbesar
Capung termasuk dalam subordo Epiprocta. Spesies capung terbesar ditinjau dari bentangan sayap adalah Tetracanthagyna plagiata betina.
2. Capung purba berukuran jauh lebih besar
Capung adalah salah satu serangga pertama yang menempati bumi.
Meskipun tampak berukuran kecil, capung berevolusi dari nenek moyang yang berukuran jauh lebih besar.
Catatan Paleontologi menunjukkan bahwa anggota genus Meganeura, genus serangga terbang terkait capung yang sudah punah, memiliki ukuran amat besar.
Dengan bentang sayap sekitar 75 cm, Meganeura monyi adalah salah satu serangga terbesar dari Zaman Karbon yang hidup sekitar 300 juta tahun yang lalu.
3. Makanan dan kebiasaan makan
Capung diklasifikasikan sebagai karnivora. Mereka biasanya memakan nyamuk, ngengat, semut, rayap, lebah, kupu-kupu, dan lalat.
Capung juga memakan larva, berudu, dan ikan kecil. Nimfa capung (tahap pertama setelah menetas) suka memakan nyamuk.
Capung dewasa dapat memakan sekitar 50 nyamuk dalam sehari saat terbang sehingga berperan sebagai pengendali nyamuk biologis.
4. Sayap dan kemampuan terbang
Capung memiliki dua pasang sayap sehingga tidak perlu mengepakkan sayap secara bersamaan.
Mereka mengepakkan sayap sekitar 30 kali per detik. Kecepatan terbang capung dapat mencapai 100 km/jam.
Cara terbang capung mirip dengan helikopter; mereka bisa terbang maju, mundur, keatas, dan kebawah.
Capung juga mampu terbang melayang akibat otot terbang yang kuat dan sayap yang bisa bergerak secara independen.
5. Capung memiliki penglihatan sangat baik
Capung mampu membedakan antara cahaya warna, ultraviolet, dan bahkan cahaya terpolarisasi.
Kemampuan ini memungkinkan capung bisa mendeteksi refleksi dalam air.
Setiap mata majemuk capung mengandung sekitar 30.000 lensa individu.
Selain itu, mereka memiliki sudut pandang penglihatan 360º karena posisi mata mereka.
6. Perilaku teritorial dan kebiasaan kawin
Seperti kebanyakan jantan dalam kerajaan hewan, capung jantan dikenal sangat teritorial.
Mereka mengklaim wilayah tertentu di tepi sungai, kolam, dan badan air lainnya. Seringkali, dua capung terlihat saling mengejar satu sama lain.
Ketika kawin, serangga ini menjalani proses yang kompleks. Saat kawin, pasangan capung nampak melekat satu dengan lainnya sambil terbang pada waktu yang sama.
7. Predator capung
Burung adalah predator alami capung. Pada tahap larva, capung terutama menjadi mangsa spesies akuatik dan semi-akuatik seperti kumbang air, kura-kura, katak, bebek, dll.
Capung dewasa, di sisi lain, dimangsa oleh ikan, katak, laba-laba, kadal, kelelawar, dan, dalam kasus yang jarang, spesies yang lebih besar dari jenis mereka sendiri.
8. Capung memiliki tiga tahap dalam siklus hidupnya
Tiga tahap dalam siklus hidup capung adalah telur, nimfa atau larva, dan capung dewasa.
Capung meletakkan telurnya di dalam air. Setelah menetas, larva akan tetap hidup di air selama 2 hingga 5 tahun tergantung pada spesiesnya.
9. Kehidupan sebagai nimfa
Capung biasanya ditemukan di dekat badan air seperti kolam, danau, sungai berarus lambat, dan tanah basah lainnya.
Serangga ini menyukai badan air yang sehat sehingga dianggap sebagai indikator sumber air yang baik.
Badan air yang memiliki vegetasi memberikan perlindungan bagi serangga ini.
Capung menghabiskan sebagian besar hidup di air sebagai nimfa dalam tahap larva mereka.
Makanan nimfa capung terutama adalah invertebrata air lainnya. Spesies yang lebih besar bahkan makan ikan kecil atau kecebong.
Setelah berganti kulit antara enam hingga 15 kali, nimfa capung akhirnya siap untuk dewasa dan merangkak keluar dari air.
Periode nimfa ini bisa berlangsung hingga 3 tahun, tergantung pada jenis spesiesnya.
10. Capung muda banyak dimangsa predator
Ketika siap untuk menjadi dewasa, nimfa akan merangkak keluar dari air ke atas batu atau batang tanaman dan berganti kulit untuk terakhir kalinya.
Proses ini memakan waktu beberapa jam atau hari hingga capung memiliki tubuh dewasa dan siap terbang.
Namun, capung yang baru muncul ini bertubuh lunak, pucat, dan sangat rentan terhadap pemangsa.
Sampai tubuh mengeras sepenuhnya, mereka adalah makhluk lemah sehingga menjadi mangsa empuk predator.
Burung dan pemangsa lainnya memakan sejumlah besar capung muda dalam beberapa hari pertama setelah kemunculannya.
11. Umur capung dewasa berkisar beberapa minggu hingga satu tahun
Meskipun pada umumnya capung dewasa dapat hidup selama rata-rata enam bulan, beberapa spesies capung hanya hidup selama beberapa minggu.
Di sisi lain, spesies yang lain dapat melampaui umur rata-rata dan hidup hingga satu tahun.
12. Capung jantan memiliki banyak organ seks
Pada hampir semua serangga, alat kelamin jantan terletak di ujung abdomen.
Tidak demikian pada capung jantan. Organ kopulasi mereka berada di bagian bawah abdomen, di sekitar segmen kedua dan ketiga.
Namun uniknya, sperma capung tersimpan dalam pembukaan segmen abdomen kesembilan.
Itu sebab, sebelum kawin capung harus melipat abdomennya untuk memindahkan sperma ke penisnya.
13. Capung melakukan termoregulasi tubuhnya
Seperti semua serangga, capung secara teknis adalah ektoterm (berdarah dingin), tetapi tidak harus bergantung pada alam untuk mengatur suhu tubuhnya.
Capung yang berpatroli (terbang bolak-balik) menggunakan gerakan sayapnya yang cepat untuk menaikkan suhu tubuh.
Capung yang bertengger, di sisi lain, menggunakan energi matahari untuk menghangatkan tubuh dan secara terampil memposisikan tubuhnya untuk memaksimalkan luas permukaan yang terkena sinar matahari.
Beberapa spesies bahkan menggunakan sayapnya sebagai reflektor untuk mengarahkan radiasi matahari ke tubuh mereka.
Sebaliknya, selama cuaca panas, capung akan memposisikan diri untuk meminimalkan paparan sinar matahari dan menggunakan sayapnya untuk menangkis sinar matahari.
14. Beberapa spesies capung bermigrasi
Sejumlah spesies capung diketahui bermigrasi, baik secara tunggal maupun massal.
Capung bermigrasi untuk mengikuti atau menemukan sumber daya yang dibutuhkan atau sebagai respons terhadap perubahan lingkungan seperti cuaca dingin.
Spesies green darners, misalkan, terbang ke selatan setiap musim gugur dalam kawanan yang cukup besar dan bermigrasi ke utara lagi saat musim semi.
Bahkan, spesies capung yang disebut Pantala flavescens mencetak rekor migrasi serangga terjauh karena diketahui menempuh jarak hingga 17.500 km antara India dan Afrika.

15. Capung banyak makan
Seekor capung bisa memakan hingga 100 nyamuk per hari.
Memiliki dua atau lebih capung di kebun atau di dekat rumah akan memperlambat perkembangan populasi nyamuk.
16. Ilmuwan bisa membuat capung jadi lebih besar
Seperti disebutkan sebelumnya, 300 juta tahun yang lalu capung berukuran jauh lebih besar dibandingkan saat ini.
Para ilmuwan membuat percobaan dengan menempatkan larva capung di ruang uji dengan tingkat oksigen mirip dengan bumi pada 300 juta tahun yang lalu.
Akibatnya, capung tumbuh sekitar 15% lebih besar dari ukuran normalnya.
17. Capung memiliki beragam arti dalam banyak budaya
Dalam sebagian budaya, melihat kawanan capung menandakan hujan akan turun.
Pada budaya lain, capung melambangkan keberuntungan dan kemakmuran, terutama saat hinggap di kepala seseorang.
Sedangkan penduduk asli Amerika mengaitkan capung sebagai jiwa-jiwa orang mati.[]