Ganggang adalah kelompok besar organisme sederhana dan primitif, yang bisa berupa uniseluler atau multiseluler.
Kebanyakan ganggang bersifat autotrophic yang berarti dapat melakukan fotosintesis.
Ganggang mengandung klorofil namun tidak memiliki batang, akar, dan daun sejati seperti yang dimiliki tumbuhan pada umumnya.
Ganggang tertentu memiliki sifat mixotrophic yaitu memperoleh energi dari fotosintesis dan sumber lainnya.
Sebagai contoh, beberapa alga melakukan fotosintesis sekaligus mengambil bahan organik terlarut melalui proses osmosis untuk memperoleh energi.
Terdapat beberapa jenis ganggang, seperti ganggang biru-hijau, ganggang merah, ganggang hijau, dan ganggang coklat.
Dari semua jenis ganggang, ganggang hijau merupakan kelompok besar yang terdiri dari organisme uniseluler dan multiseluler.
Apa itu Ganggang Hijau?
Ganggang hijau (green algae) juga dikenal sebagai Chlorophyta dan kadang-kadang secara longgar disebut pula sebagai rumput laut.
Sebagian besar anggota ganggang hijau memiliki kloroplas.
Kloroplas tersebut mengandung pigmen klorofil ‘a’ dan ‘b’ yang memberikan warna hijau terang.
Sebagian ganggang hijau uniseluler hidup sebagai sel tunggal, sementara yang lain membentuk koloni atau filamen panjang.
Banyak spesies ganggang hijau memiliki flagela, suatu organela mirip cambuk yang digunakan untuk bergerak.
Umumnya, setiap sel dari koloni memiliki dua flagela yang membantu seluruh koloni untuk bergerak.
Di sisi lain, beberapa spesies ganggang hijau tidak bergerak karena tidak memiliki flagela.
Namun, sebagian besar ganggang hijau tetap memiliki flagela setidaknya dalam satu bagian siklus hidup mereka.
Awalnya, Chlorophyta mengacu pada divisi dalam kerajaan Plantae yang terdiri dari semua spesies ganggang hijau.
Kemudian, spesies ganggang hijau yang hidup terutama di air laut diklasifikasikan sebagai chlorophyta, sedangkan spesies ganggang hijau yang tumbuh subur terutama di air tawar diklasifikasikan sebagai charophyta.
Habitat dan Distribusi Alga Hijau
Alga hijau memiliki habitat beragam, mulai dari laut hingga air tawar.
Meskipun jarang, ganggang hijau juga bisa ditemukan di darat, dengan sebagian besar di bebatuan dan pohon, dan beberapa mampu tumbuh di permukaan salju.
Organisme ini umumnya tumbuh di daerah dengan cahaya matahari berlimpah, seperti air dangkal dan kolam pasang surut, dan tidak banyak tumbuh di laut sebagaimana ganggang coklat dan merah.
Spesies Invasif
Beberapa anggota Chlorophyta merupakan spesies invasif.
Sebagai contoh, Cladophora glomerata pernah tumbuh memenuhi Danau Erie di Amerika Serikat pada tahun 1960-an karena polusi fosfat.
Ganggang yang membusuk kemudian terdampar di tepi danau dan menghasilkan bau sangat busuk yang mengganggu.
Dua spesies lain, Codium (juga dikenal sebagai jari orang mati) dan Caulerpa, mengancam kehidupan tumbuhan asli di pesisir California, Australia, Pantai Atlantik, dan Laut Mediterania.
Satu spesies invasif, Caulerpa taxifolia, juga pernah tumbuh di lingkungan non-asli karena banyak digunakan sebagai tanaman hias di akuarium.
Alga Hijau sebagai Makanan
Seperti ganggang lainnya, ganggang hijau berfungsi sebagai sumber makanan penting bagi kehidupan herbivora laut, seperti ikan, krustasea, dan gastropoda, termasuk siput laut.
Manusia juga menggunakan ganggang hijau sebagai makanan dan telah lama menjadi bagian dari kuliner Jepang.
Terdapat lebih dari 30 spesies rumput laut yang dapat dimakan, yang secara alami kaya akan mineral seperti kalsium, tembaga, yodium, besi, magnesium, mangan, molibdenum, fosfor, kalium, selenium, vanadium, dan seng.
Jenis ganggang hijau yang dapat dimakan termasuk selada laut, palem laut, dan anggur laut.
Pigmen beta karoten yang ditemukan dalam ganggang hijau juga banyak digunakan sebagai pewarna makanan.
Karoten terbukti sangat efektif dalam mencegah beberapa jenis kanker, termasuk kanker paru-paru.
Para peneliti mengumumkan pada Januari 2009 bahwa ganggang hijau bisa berperan dalam mengurangi karbon dioksida dari atmosfer.
Saat es laut mencair, besi dimasukkan ke laut sehingga memicu pertumbuhan alga yang dapat menyerap karbon dioksida dan menjebaknya di dekat dasar laut.
Dengan lebih banyak gletser yang mencair, kemampuan yang dimiliki ganggang hijau ini memiiki p mengurangi efek pemanasan global.
Penyebab Tumbuhnya Ganggang Hijau secara Tak Terkendali
Meskipun ganggang biru ditemukan secara alami di banyak habitat, peningkatan nutrisi (mis: pencemaran fosfat oleh deterjen) bisa memicu pertumbuhan secara tak terkendali.
Faktor lain yang berkontribusi adalah suhu hangat, berkurangnya aliran air, dan kurangnya hewan yang memakan ganggang.
Apakah Semua Ganggang Hijau Berbahaya?
Beberapa – tidak semua – ganggang hijau menghasilkan racun yang bisa berkontribusi pada masalah lingkungan dan mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Sedikit yang diketahui tentang kondisi lingkungan yang memicu produksi toksin. Seiring waktu, racun ini akhirnya terlarut dan akhirnya rusak dan hilang.
Ganggang yang tidak beracun juga dapat merusak lingkungan dengan mengurangi kadar oksigen di badan air dan mengurangi jumlah cahaya yang mencapai kedalaman air.

Fakta tentang Ganggang Hijau
Terdapat beberapa fakta menarik tentang ganggang hijau. Berikut adalah diantaranya:
1. Terdapat sekitar 7.000 spesies ganggang hijau yang bisa ditemukan di perairan tawar atau laut dan juga di tempat-tempat lembab.
2. Dalam kerangka evolusi, ganggang hijau dianggap sebagai cikal bakal tumbuhan modern yang didasarkan pada analisa senyawa yang ditemukan dalam klorofil.
3. Dari semua ganggang hijau, anggota ordo Charales dianggap sebagai kerabat terdekat tumbuhan dengan kelas lebih tinggi.
4. Hampir semua ganggang hijau memiliki kloroplas yang mengandung klorofil ‘a’ dan ‘b’. Klorofil bertanggung jawab terhadap warna hijau pada ganggang ini.
5. Salah satu jenis ganggang hijau paling terkenal adalah Volvox. Volvox membentuk koloni bola dengan setiap sel dari koloni memiliki dua flagela.
6. Chlorella merupakan ganggang hijau lain yang juga banyak dikenal yang bisa ditemukan di dalam hydra, siliata, dan beberapa hewan lainnya sebagai endosimbion. Endosimbion adalah organisme yang hidup di dalam tubuh atau sel organisme lain dan membangun hubungan simbiotik atau ‘endosimbiosis’.
7. Ganggang hijau jenis Trebouxia dan Pseudotrebouxia sering ditemukan bersimbiosis dengan jamur. Lichen merupakan organisme komposit yang dihasilkan dari hubungan simbiosis ini.
8. Spirogyra, Zygnema, dan Mougeotia adalah beberapa jenis ganggang hijau lain yang umum ditemukan pada permukaan kolam air tawar dan parit. Jenis ganggang tersebut berkembang biak cepat membentuk semacam lapisan hijau yang memenuhi permukaan air.
9. Ganggang hijau dapat bereproduksi baik secara aseksual dan seksual.
10. Reproduksi aseksual berlangsung ketika sel induk membelah menjadi dua bagian kemudian tumbuh menjadi organisme dewasa. Cara lain, sel induk terbagi menjadi beberapa fragmen yang kemudian tumbuh menjadi organisme dewasa. Beberapa jenis ganggang hijau juga bereproduksi melalui spora sebagai sarana reproduksi aseksual.
11. Reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan gamet dengan ukuran identik atau berbeda. Beberapa ganggang hijau seperti Spirogyra bereproduksi dengan metode konjugasi.
12. Setengah dari oksigen yang tersedia di bumi diproduksi oleh ganggang. Di jaman purba, ganggang adalah yang pertama memproduksi oksigen di bumi, sebelum munculnya tumbuhan tingkat tinggi.
13. Menelan setetes air laut maka seseorang akan menelan ribuan ganggang mikroskopis. Terdapat lebih banyak ganggang di lautan daripada bintang di alam semesta.[]