Saat menyebutkan hyena (dubuk), kita akan membayangkan hewan mirip anjing yang hidup di beberapa bagian Afrika dan Asia.
Hewan ini terkenal dengan jeritannya yang seperti suara orang tertawa. Suara tawa ini bisa terdengar hingga jarak 5 km.
Menurut sejarah evolusi, hyena diyakini berevolusi dari spesies arboreal di suatu tempat sekitar 26 juta tahun yang lalu.
Meskipun berukuran kecil, hyena adalah spesies karnivora dominan di Afrika.
Hyena bisa berdiri dengan dua kaki belakangnya mirip dengan beruang.
Fakta tentang Hyena
1. Hyena terlihat seperti anjing tapi tidak berkerabat
Dengan kepala persegi dan tubuh yang kuat, hyena terlihat mirip dengan ras anjing besar.
Kenyataannya, hyena tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan anjing.
Hyena lebih dekat hubungannya dengan kucing, luwak, dan musang, tetapi termasuk dalam famili mamalia yang unik, Hyaenidae.
2. Terdapat empat spesies hyena
Ada empat jenis spesies hyena yaitu hyena tutul (Crocuta crocuta), hyena coklat (Hyaena brunnea), hyena loreng/belang (Hyaena hyaena), dan aardwolf (Proteles cristatus).
Diantara keempat spesies tersebut hyena tutul merupakan yang terbesar dengan berat mencapai 95 kg.
Setelah hyena tutul, ukuran terbesar berikutnya adalah hyena coklat dan hyena loreng.
Hyena dengan ukuran terkecil adalah aardwolf dengan makanan utamanya berupa serangga.
3. Sebagian hyena mengeluarkan suara seperti orang “tertawa”
Sebagian hyena mengeluarkan suara seperti orang tertawa cekikikan.
Tapi hanya hyena tutul yang mengeluarkan suara seperti itu, dan tentu saja tidak ada hubungannya dengan selera humor.
Sebaliknya, “tawa” hyena merupakan indikasi kegembiraan atau ketundukan pada hyena yang lebih dominan.
Hyena tutul juga mengeluarkan berbagai suara yang antara lain digunakan untuk memanggil anak mereka.
4. Hyena sering digambarkan secara negatif
Terdapat banyak mitos dan legenda negatif tentang hyena.
Di Tanzania dan India, legenda menyatakan bahwa penyihir mengendarai hyena.
Sebuah agama rakyat Ethiopia menceritakan tentang orang-orang yang memiliki mata jahat dan dapat mengubah diri mereka menjadi hyena.
Pada Abad Pertengahan, hyena diyakini menggali dan memakan mayat orang mati.
Sementara hyena adalah karnivora dan pemakan bangkai, sifat mereka sebenarnya tidak berbeda jauh dengan mamalia pemangsa lainnya.
5. Hyena tutul adalah pemburu lihai
Hyena tutul tidak hanya makan dari sisa predator lain.
Hyena tutul diketahui lihai dalam berburu dan membunuh secara berkelompok.
Sembilan puluh lima persen dari apa yang dimakan hyena tutul berasal dari hasil berburu.
Sekelompok hyena dapat melahap seluruh tubuh zebra tanpa meninggalkan sisa (termasuk tulang) dalam waktu kurang dari setengah jam.
Namun, hal ini tidak terjadi pada hyena belang yang hidup dengan makan bangkai.
6. Hyena berasal dari berbagai daerah di Afrika
Berbagai spesies hyena hidup di berbagai lokasi Afrika yang berbeda.
Sementara hyena belang lebih menyukai tanah kering dan berbatu di Afrika utara, hyena coklat dan hyena tutul hidup di sub-Sahara Afrika.
7. Hyena belang bisa terlihat memiliki ukuran lebih besar
Hyena belang biasanya tidak bersuara, kecuali mengeluarkan suara cekikikan yang bisa berubah menjadi suara seperti melolong.
Saat takut, rambut di sepanjang punggung hyena belang bisa berdiri dan membuat ukuran mereka terlihat hampir dua kali lipat.
Hal ini diyakini sebagai upaya untuk menakuti pemangsa yang berukuran lebih besar.
8. Hyena tutul tidur di air agar tetap dingin
Hyena tutul adalah penghuni Afrika sub-Sahara, salah satu bagian terpanas di bumi.
Sementara hewan lain mungkin bersembunyi di sarang agar tetap dingin, hyena tutul tidur di genangan air atau di bawah semak-semak.
Mereka juga bisa berburu di malam hari, tetapi biasanya lebih memilih untuk mendinginkan diri.
9. Hyena tutul betina memiliki pseudopenis
Sangat sulit untuk membedakan hyena jantan dari betina hanya dengan melihat secara sekilas.
Hal ini karena hyena tutul betina memiliki alat kelamin yang tampilan dan fungsinya hampir sama dengan penis pada hyena jantan.
Struktur ini disebut penis-klitoris (pseudopenis), dan disertai dengan struktur yang disebut pseudoskrotum.
10. Kehidupan anak hyena bisa sangat sulit
Hyena betina kawin, buang air kecil, dan melahirkan anak melalui penis-klitoris ini.
Hal ini membuat kelahiran bayi hyena menjadi proses yang sulit.
60 persen bayi hyena mati lemas karena terjebak di dalam saluran lahir (birth canal) yang sempit dan panjang.
Proses melahirkan juga berbahaya bagi induk hyena karena anak yang sedang dilahirkan bisa merobek lapisan pseudo-penis dan menimbulkan cedera yang bisa berakibat fatal.
Selain itu, hyena betina hanya memiliki dua puting susu, sehingga bayi hyena harus berjuang dengan saudaranya (saat terdapat lebih dari dua anak hyena) untuk memperebutkan makanan.
Anak yang paling lemah biasanya akan mati kelaparan karena tidak mendapatkan air susu yang cukup.
11. Hyena bisa makan hampir apa saja
Hyena memiliki rahang dan gigi yang kuat sehingga memungkinkan mereka memakan bangkai termasuk bagian tulang, tanduk, dan gigi.
Satwa ini kemudian akan memuntahkan tanduk, rambut, dan kuku yang tidak bisa dicerna.
Hyena juga bersedia makan tumbuhan, terutama buah-buahan, serta mungkin memangsa katak, kumbang, atau belalang.
12. Hyena jantan dewasa makan terakhir
Hyena betina lebih besar, lebih kuat, dan lebih tangguh daripada hyena jantan.
Hyena hidup dalam kelompok besar, dan ketika makanan tersedia, betina dan anaknya makan terlebih dahulu.
Setelah anak hyena jantan cukup umur (pada usia dua atau tiga tahun), mereka diusir dari kelompok dan harus mencari yang baru.
Setelah itu, terserah pada hyena pada kelompok lain untuk memutuskan apakah akan menerima hyena jantan baru ke dalam kelompok mereka atau tidak.
13. Hyena kadang bertarung dengan singa
Singa dan hyena berburu makanan yang sama, jadi tidak mengherankan jika mereka terkadang terlibat dalam perkelahian.
Singa biasanya menang, sering dengan melukai atau membunuh hyena.
Namun, sesekali kawanan hyena akan datang untuk membantu. Jika ini terjadi, hyena mungkin bisa mengusir singa.
14. Hyena mungkin secerdas monyet
Para peneliti yang menyelidiki kecerdasan hyena masih berusaha menemukan batas kecerdasannya.
Hyena hidup dalam kelompok yang kompleks dan memiliki aturan sosial yang rumit.
Mereka mampu menggunakan pengalih perhatian dan tipuan untuk mendapatkan makanan atau seks.
Hyena bahkan bisa memecahkan teka-teki kompleks (terkadang lebih efisien daripada primata) atau membuka kotak makan siang.
15. Hyena sulit dijinakkan
Terdapat teori bahwa orang Mesir kuno memelihara hyena belang dan menggunakannya sebagai sumber makanan.
Dalam hieroglif kuno, hyena sering digambarkan sedang diburu atau dijinakkan.
Namun, para ahli menduga hal tersebut sekedar penggambaran yang tidak memiliki dasar yang kuat.
Karena hyena belang makan bangkai, akan sulit untuk memenuhi kebutuhan makannya.
Sementara hyena mungkin pernah bisa dijinakkan, namun kebiasaan ini tidak berlangsung lama.
16. Umur hyena bisa mencapai 40 tahun
Rata-rata, hyena tutul bisa hidup selama 20 – 25 tahun di alam liar. Namun dalam penangkaran, umurnya bisa mencapai 40 tahun.
Di sisi lain, hyena loreng bertahan hidup selama kurang lebih 12 tahun di alam liar.
Dalam penangkaran, umur hyena (dubuk) bisa meningkat karena tidak ada ancaman predator serta mendapatkan makanan secara seimbang.[]