Dibangun antara abad ke-12 hingga ke-14, Notre-Dame de Paris turut menjadi saksi sejarah Perancis selama berabad-abad.
Katedral gotik (gothic cathedral) ini mencerminkan peran penting Paris sebagai pusat ekonomi dan spiritual di abad ke-12.
Setelah revolusi Perancis, Notre-Dame menjadi salah satu simbol kekuatan monarki dan mengalami perusakan sehingga hampir mengakibatkan pada pembongkarannya.
Ribuan turis memasuki pintunya setiap hari untuk memotret kemegahan dan keagungan serta estetika arsitekturnya yang luar biasa.
Pada 15 April 2019, kebakaran terjadi di katedral, menyebabkan puncak menara runtuh dan merusak sebagian besar atapnya.
Tidak jelas apa yang menjadi penyebab kebakaran, meskipun mungkin terkait dengan pekerjaan renovasi yang sedang berlangsung.
Fakta tentang Notre-Dame
Berikut adalah fakta unik dan jarang diketahui tentang Notre-Dame de Paris.
1. Asal nama Notre-Dame
Notre-Dame secara harfiah memiliki arti “Our Lady” atau “Bunda Maria” dan merujuk pada Perawan Maria.
Beberapa gereja dan kapel di Perancis juga disebut sebagai Our Lady, dengan Notre Dame de Paris adalah yang terbesar dan paling terkenal.
2. Pernah menjadi bangunan tertinggi di Paris
Menara Notre-Dame memiliki ketinggian sekitar 69 meter.
Sebelum pembangunan Menara Eiffel pada tahun 1889, menara Notre-Dame adalah struktur tertinggi di seluruh Paris.
3. Bukti kebesaran Raja Louis VII
Katedral Notre-Dame awalnya mulai dibangun pada tahun 1163, pada masa pemerintahan Raja Louis VII dari Perancis.
Niatnya adalah untuk menunjukkan kepada Perancis, dan juga dunia, bahwa Paris adalah ibukota sejati dan pusat budaya rakyat Perancis.

4. Penting sejak awal
Bahkan sejak awal, pentingnya Notre-Dame diakui secara luas.
Ketika batu pertama Notre-Dame diletakkan pada tahun 1163, peristiwa tersebut disaksikan langsung oleh Paus Alexander III dan Raja Louis VII.
5. Kuil pagan terletak di bawah katedral
Tempat Notre-Dame de Paris berdiri sekarang dulunya adalah kota Romawi yang dikenal sebagai Lutetia.
Katedral mungkin dibangun tepat di atas sisa-sisa sebuah kuil. Sekitar tahun 1710, potongan-potongan altar berpahat yang didedikasikan untuk Jupiter dan dewa-dewa lain ditemukan selama penggalian di bawah panggung paduan suara.
Artefak lain yang ditemukan pada tahun 1960-an dan 70-an, banyak pula yang berasal dari era kuno ini.
Lokasi penemuan tersebut berada di ruang bawah tanah yang terletak di bawah alun-alun tepat di depan Notre-Dame.
6. Kesepakatan pengelolaan
Pemerintah Perancis memiliki kesepakatan dengan Gereja Katolik tentang pengelolaan Notre-Dame.
Sementara katedral dimiliki oleh negara, Gereja Katolik memiliki hak eksklusif untuk memanfaatkan Notre-Dame untuk praktik keagamaan.
Adalah tanggung jawab Gereja untuk membayar karyawan dan seluruh tagihan, tanpa mendapatkan subsidi dari pemerintah Perancis.
Bagian dari kesepakatan juga menyatakan bahwa katedral harus terus terbuka gratis untuk pengunjung.
7. Flying buttresses adalah tren arsitektur gothic
Notre-Dame merupakan salah satu struktur paling awal yang dibangun menggunakan flying buttresses (tiang penopang luar).
Flying buttresses dibangun di sekitar bagian tengah pada abad ke-12 untuk memperkuat dindingnya.
Gereja yang dibangun tinggi membutuhkan lebih banyak cahaya untuk penerangan alami yang artinya juga membutuhkan jendela yang lebih besar.
Dinding yang banyak rongga karena menjadi jendela perlu diperkuat (ditopang) menggunakan flying buttresses.
Flying buttresses menjadi aspek ikonik dari desain Gothic, dan meskipun terdapat perdebatan mengenai apakah Notre-Dame adalah gereja pertama yang memilikinya, katedral ini memulai tren dalam desain arsitektur bangunan suci.

8. Organ di Notre-Dame merupakan yang terbesar di Perancis
Alat musim organ di Notre-Dame memiliki hampir 8000 pipa (sebagian berasal dari abad ke-18) dan dimainkan dengan lima keyboard, menjadikannya organ pipa terbesar di Perancis.
Meskipun terdapat beberapa congkelan pada kayu organ akibat kerusakan selama Revolusi Prancis, ketika simbol-simbol fleur-de-lisnya dicongkel, semua dipulihkan pada tahun 2013 untuk menandai peringatan 850 tahun katedral.

9. Dua menara Notre-Dame tidak identik
Sekilas, dua menara Notre-Dame tampak seperti kembar identik. Saat diperiksa lebih dekat, menara utara sebenarnya sedikit lebih besar dari selatan.
Notre-Dame tidak dibangun sekali jadi. Banyak bagiannya ditambahkan dari waktu ke waktu.
Itu sebab, katedral ini merupakan kombinasi dari karya banyak orang, bukan hasil karya individu.

10. Terdapat beberapa arsitektur daur ulang pada fasadnya
Terdapat tiga portal (gerbang) di fasad barat Notre-Dame, masing-masing dipenuhi dengan pahatan orang-orang kudus.
Namun, ada satu yang tampaknya tidak cocok. Portal Sainte-Anne memiliki gaya yang jauh lebih awal daripada yang lain.
Figur-figurnya, seperti Virgin dan Child, memiliki pose yang terlihat lebih kaku dan kurang alami dibandingkan dengan patung-patung lainnya.
Hal ini karena tympanum ini, atau dekorasi setengah lingkaran, didaur ulang dari gereja Romawi sebelumnya.
Pemeriksaan pada tahun 1969 mengungkapkan bahwa awalnya dekorasi ini tidak dibuat untuk peruntukannya sekarang, dan telah dimodifikasi agar sesuai dengan struktur Gothic.

11. Terdapat “hutan” di atapnya
Katedral ini memiliki kerangka kayu tertua yang masih ada di Paris, yang membutuhkan sekitar 21 hektar pohon yang ditebang pada abad ke-12.
Setiap balok terbuat dari satu pohon. Karena alasan ini, kisi kayu bersejarah tersebut dijuluki sebagai “the forest (hutan).”
12. Dua puluh delapan raja kehilangan kepalanya saat Revolusi Perancis
Pada tahun 1793, di tengah-tengah Revolusi Perancis, 28 patung raja-raja alkitab di Notre-Dame dirobohkan dengan tali dan dipenggal oleh massa.
Sebagai informasi, Raja Louis XVI di guillotine awal tahun itu dan simbol apa pun yang terkait dengan monarki diserang.
Patung yang dimutilasi akhirnya dilemparkan ke tumpukan sampah. Otoritas kemudian memerintahkan agar material tersebut digunakan kembali untuk konstruksi.
Pada tahun 1977, kepala 21 raja ini ditemukan kembali selama pekerjaan di ruang bawah tanah French Bank of Foreign Trade.
Penemuan tersebut sekarang disimpan di Musée de Cluny di dekatnya.
13. Lonceng Notre-Dame dilebur untuk membuat meriam
Patung raja bukan satu-satunya bagian dari Notre-Dame yang hancur selama Revolusi Perancis.
Katedral, seperti gereja-gereja lain di Perancis, diubah pada akhir abad ke-18 dari untuk kepentingan agama Kristen menjadi Cult of Reason yang baru.
Semua 20 lonceng Notre-Dame, kecuali lonceng bourdon besar 1681 yang disebut Emmanuel, dilepas dan dilebur untuk dijadikan meriam.
Sementara lonceng di Notre-Dame diganti pada abad ke-19, suaranya tidak sebagus versi lama, dan menghasilkan suara yang tidak terlalu harmonis ketika berdentang.
Akhirnya, pada tahun 2013, lonceng-lonceng baru dipasang sehingga bisa mengembalikan suara yang dimilikinya pada abad ke-17, dengan Emmanuel tetap menjadi salah satu bagiannya.

14. Napoleon dan Victor Hugo menyelamatkan Notre-Dame
Ketika Napoléon Bonaparte memutuskan untuk menerima penobatan sebagai kaisar di Notre-Dame tahun 1804, bangunan itu dalam kondisi yang buruk.
Akumulasi kerusakan selama berabad-abad serta vandalisme saat Revolusi Perancis, telah membuat katedral ini berada di ambang kehancuran.
Selama bertahun-tahun, Notre-Dame hanya digunakan sebagai gudang. Notre-Dame kembali menjadi pusat perhatian saat Napoléon menyatakan keinginannya untuk dinobatkan di dalam gereja bersejarah tersebut.
Namun demikian, penobatan tidak banyak membantu memperbaiki kerusakan strukturalnya.
Kemudian, penulis Victor Hugo menggunakan bangunan itu sebagai personifikasi dari Perancis itu sendiri dalam novelnya Notre-Dame de Paris tahun 1831.
Judul buku ini sering diterjemahkan sebagai The Hunchback of Notre Dame, meskipun si bongkok Quasimodo yang bertugas membunyikan lonceng bukan karakter utama; tokoh sentral adalah Notre-Dame.
Buku tersebut sukses, dan momentumnya mengarah ke pemulihan besar-besaran Notre-Dame yang diawasi oleh arsitek Jean-Baptiste-Antoine Lassus dan Eugène Viollet-le-Duc.

15. Patung monster berasal dari era modern, bukan abad pertengahan
Beberapa foto Notre-Dame paling populer diambil dari perspektif gargoyle atau chimera (patung makhluk seram atau monster).
Patung makhluk-makhluk fantastis tersebut tidak berada di tempatnya sampai abad ke-19.
Patung gargoyle ditambahkan antara tahun 1843 hingga 1864 selama restorasi radikal yang diawasi oleh Eugène-Emmanuel Viollet-le-Duc.
Hugo menggambarkan gargoyle secara luas di bukunya Notre-Dame de Paris, dan Viollet-le-Duc dikabarkan terinspirasi oleh visi romantis masa lalu ini.
Sayangnya, banyak gargoyle dari abad ke-19 kini telah lapuk dan sebagian sudah dibongkar untuk alasan keselamatan.

16. Notre-Dame merupakan titik nol kilometer Paris
Sering terabaikan diantara kerumunan wisatawan yang berseliweran di luar Notre-Dame adalah penanda berbentuk lingkaran kecil dengan bintang perunggu bersisi delapan tertanam di batu jalan.
Diukir dengan kata-kata Point zéro des route de France, penanda ini merupakan titik nol dimana pengukuran jarak dari Paris ke kota-kota lain di Perancis dimulai.
Penanda ini ditempatkan pada tahun 1924, meskipun harus dilepas sementara pada 1960-an selama penggalian untuk apa yang dimaksudkan sebagai garasi parkir bawah tanah.
Rencana pembangunan lantas dibatalkan ketika para pekerja menemukan reruntuhan arsitektur yang sekarang disimpan di ruang bawah tanah arkeologis.

17. Terdapat penangkal petir suci di puncak menara
Jika melihat puncak menara, terdapat dekorasi berbentuk ayam jantan (sayangnya tampak ikut runtuh selama kebakaran April 2019).
Ayam logam tersebut tidak hanya memiliki fungsi dekoratif. Pada tahun 1935, tiga serpihan kecil – diduga sepotong Mahkota Duri Yesus dan serpihan dari Saint Denis dan Saint Genevieve (santo pelindung kota) – diletakkan di dalam tubuh ayam jantan logam tersebut.
Konon hal ini dimaksudkan untuk menciptakan semacam penangkal petir spiritual untuk melindungi umat di dalamnya.
18. Koloni lebah di Notre-Dame
Di sacristy Notre-Dame, bersebelahan dengan katedral, terdapat sarang lebah kecil yang diletakkan pada tahun 2013.
Sarang lebah tersebut dihuni oleh lebah Buckfast, varietas yang dikembangkan oleh seorang biarawan bernama Brother Adam dan dikenal sebagai lebah ‘jinak’.
Madunya berasal dari nektar tanaman berbunga di taman-taman terdekat, termasuk Square Jean XXIII tepat di belakang katedral.
Menurut The New York Times, madu yang dihasilkan diberikan kepada orang miskin.[]