Nomor atom: 42
Massa atom: 95,94 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 1,8
Kepadatan: 10,2 g/cm3 pada 20 °C
Titik lebur: 2610 °C
Titik didih: 4825 °C
Radius Vanderwaals: 0,139 nm
Radius ionik: 0,068 nm (+4) ; 0,06 nm (+6)
Isotop: 11
Energi ionisasi pertama: 651 kJ/mol
Potensial standar: – 0,2 V
Ditemukan oleh: Carl Wilhelm Scheele pada tahun 1778
Sifat Fisika dan Kimia Molibdenum
Molibdenum merupakan logam transisi berwarna putih keperakan dan lebih lunak dibandingkan tungsten.
Scheele menemukan molibdenum pada tahun 1778. Logam ini sering sulit dibedakan dengan grafit dan bijih timah.
Molibdenum memiliki modulus elastisitas tinggi, dengan hanya tungsten dan tantalum yang terdapat lebih melimpah, memiliki titik leleh lebih tinggi.
Molibdenum adalah unsur paling melimpah ke-54 di kerak bumi dengan rata-rata 1,5 bagian per juta dan unsur paling melimpah ke-25 di lautan dengan rata-rata 10 bagian per miliar.
Di alam semesta, unsur ini adalah yang paling melimpah ke-42.
Molibdenum tidak mudah larut dalam tanah asam dan lebih mudah larut dalam tanah basa. Hal ini membuat tanaman dapat memiliki hingga 500 ppm molibdenum ketika tumbuh di tanah basa.
Molibdenit adalah bijih mineral utama molibdenum, dengan wulfenit berada di urutan berikutnya.
Sebagian molibdenit diperoleh sebagai produk sampingan dari produksi tungsen dan tembaga.
Daerah pertambangan utama molibdenum adalah Amerika Serikat, Chili, Kanada, dan Rusia.
Sejarah Molibdenum
Molibdenit merupakan bijih utama sumber molibdenum dan sebelumnya dikenal sebagai molibdena.
Molibdenit sering dipertukarkan dan sering digunakan sebagai grafit.
Seperti grafit, molibdenit dapat digunakan untuk menghitamkan permukaan atau sebagai pelumas padat.
Bahkan ketika molibdenit bisa dibedakan dari grafit, sebagian orang masih tidak bisa membedakannya dengan bijih timah (PbS) yang disebut galena.
Nama molibdenit berasal dari bahasa Yunani Kuno molibdos yang berarti timah.
Di Jepang abad ke-14 dilaporkan bahwa molibdenum dicampurkan dengan baja untuk membuat pedang, namun seni itu tidak pernah digunakan secara luas dan kemudian hilang.
Pada tahun 1754, Bengt Andersson Qvist memeriksa sampel molibdenit dan menetapkan bahwa sampel tersebut tidak mengandung timbal dan dengan demikian bukan galena.
Pada tahun 1778, kimiawan Swedia Carl Wilhelm Scheele menyatakan dengan tegas bahwa molibdena memang bukan galena atau grafit.
Sebaliknya, Scheele dengan tepat mengusulkan bahwa molibdena adalah bijih dari unsur baru yang berbeda dan dinamai molibdenum sesuai dengan nama mineral asalnya.
Peter Jacob Hjelm berhasil mengisolasi molibdenum menggunakan karbon dan minyak biji rami pada tahun 1781.
Pada abad berikutnya, molibdenum tidak memiliki kegunaan industri terutama karena logam murni sulit diekstraksi dan teknik metalurgi yang diperlukan belum matang.
Paduan baja molibdenum pada awalnya menunjukkan adanya peningkatan kekerasan, tetapi upaya untuk memproduksi paduan dalam skala besar terhambat dengan hasil yang tidak konsisten.
Pada tahun 1913, Frank E. Elmore mengembangkan proses flotasi buih untuk mendapatkan molibdenit dari bijih.
Selama Perang Dunia I, permintaan molibdenum melonjak dan digunakan baik dalam pelapisan baja dan sebagai pengganti tungsten pada baja.
Pada masa itu, pelat baja mangan tank Inggris diganti dengan pelat baja molibdenum 25 mm yang jauh lebih ringan sehingga memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi, kemampuan manuver yang lebih besar, dan perlindungan yang lebih baik.
Pada Perang Dunia II, molibdenum kembali banyak digunakan sebagai pengganti tungsten dalam paduan baja.
Penggunaan Molibdenum
Molibdenum adalah agen paduan logam penting karena memberi kontribusi terhadap kekerasan baja.
Molibdenum mampu meningkatkan kekuatan baja pada suhu tinggi.
Pada Perang Dunia II, Jerman memiliki senjata artileri yang disebut “Big Bertha” yang mengandung molibdenum sebagai komponen penting baja pembuatnya.
Molibdenum digunakan pula dalam paduan berbasis nikel seperti “Hastelloys(R)” yang tahan panas dan tahan korosi pada larutan kimia.
Logam ini menemukan penggunaannya sebagai elektroda untuk tungku listrik pemanasan kaca.
Molibdenum digunakan pula dalam aplikasi energi nuklir, rudal, dan bagian pesawat terbang.
Logam ini berperan sebagai katalis dalam pemurnian minyak bumi serta menemukan aplikasinya sebagai bahan filamen dalam peralatan elektronik dan listrik.
Molibdenum merupakan unsur penting dalam nutrisi tanaman, sehingga membuat tanah menjadi tandus akibat kekurangan unsur ini.
Molibdenum sulfida berguna sebagai pelumas, terutama pada suhu tinggi dimana pelumas lain akan terurai.
Bubuk molibdenum digunakan dalam tinta sirkuit untuk papan sirkuit, dalam microwave, serta untuk perangkat solid-state.
Efek Kesehatan Molibdenum
Berdasarkan percobaan pada hewan, molibdenum dan senyawanya diketahui sangat beracun.
Beberapa bukti terkait disfungsi hati dengan hiperbilirubinemia telah dilaporkan terjadi pada pekerja di sebuah pabrik Mo-Cu di Uni Soviet.
Selain itu, tanda-tanda gout juga ditemukan pada pekerja pabrik dan di antara penduduk suatu daerah di Armenia yang kaya molibdenum.
Beberapa gejala keracunan molibdenum diantaranya nyeri sendi di lutut, tangan, kaki, cacat artikular, eritema, dan edema daerah sendi.
Namun dalam jumlah kecil, molibdenum merupakan unsur penting pada hampir semua organisme.
Pada manusia, molibdenum merupakan komponen penting dari berbagai enzim.
Orang yang sangat kekurangan molibdenum memiliki sulfit oksidase yang tidak berfungsi dengan baik dan rentan terhadap reaksi toksik terhadap sulfit dalam makanan.
Rekomendasi asupan harian molibdenum untuk bayi hingga usia 6 bulan adalah sebesar 2 mikrogram (μg).
Untuk bayi dari usia 7 hingga 12 bulan rekomendasi hariannya adalah 3 μg/hari.
Sedangkan untuk orang dewasa rekomendasi harian molibdenum adalah hingga 45 μg/hari.
Kebanyakan molibdenum diekskresikan sebagai molibdat dari tubuh dalam urin.
Ekskresi molibdenum melalui urin akan meningkat seiring dengan meningkatnya asupan molibdenum dari makanan.
Sejumlah kecil molibdenum juga dikeluarkan dari tubuh melalui feses, keringat dan melalui rambut.
Dampak Lingkungan Molibdenum
Molibdenum penting untuk semua spesies. Namun, jumlah yang terlalu besar justru bisa merugikan.
Tes pada hewan menunjukkan bahwa terlalu banyak molibdenum bisa menyebabkan cacat janin.
Fakta Menarik tentang Molibdenum
Berikut adalah fakta dan informasi menarik tentang molibdenum:
1. Molibdenum adalah unsur paling melimpah ke-54 di kerak bumi.
2. Secara historis, tambang Knaben di Norwegia selatan yang dibuka pada tahun 1885 adalah tambang molibdenum pertama. Tambang ini ditutup pada tahun 1973 tetapi dibuka kembali pada tahun 2007.
3. Atom molibdenum memiliki setengah berat atom dan kepadatan dibanding tungsten. Karena hal ini maka molibdenum sering digunakan untuk menggantikan tungsten dalam paduan baja yang menawarkan kekuatan sama tetapi dengan berat hanya setengahnya.
4. Molibdenit atau molibdena adalah mineral hitam lunak yang pernah digunakan untuk membuat pensil. Mineral itu dianggap mengandung timbal dan sering disalahartikan sebagai grafit.
5. Debu dan asap molibdenum yang dihasilkan oleh penambangan atau pengerjaan logam memiliki sifat racun, terutama jika tertelan.
6. Molibdenum merupakan komponen penting dari berbagai enzim. Unsur ini terlibat dalam penggunaan zat besi oleh tubuh yang dapat mencegah anemia, meningkatkan pertumbuhan, dan membantu metabolisme karbohidrat dan lemak.
7. Penyakit defisiensi kofaktor molibdenum bawaan yang terjadi pada bayi adalah ketidakmampuan untuk mensintesis kofaktor molibdenum yang penting untuk fungsi berbagai enzim. Kekurangan molibdenum mengakibatkan tingkat sulfit tinggi dan kerusakan neurologis.[]