Obelisk merupakan struktur pilar dengan ujung atas berbentuk seperti piramida.
Struktur ini mulai dibangun oleh orang Mesir kuno pada awal Dinasti Keempat (2575 -2465 SM), yang dalam bahasa Mesir Kuno disebut sebagai Tekhenu.
Obelisk adalah nama yang diberikan oleh orang-orang Yunani dan berasal dari kata ‘obeliskos’ (pilar runcing), yang akhirnya diadopsi dalam bahasa Latin dan bahasa Inggris.
Obelisk Mesir banyak dipajang di museum dan tempat-tempat umum di berbagai kota besar seluruh dunia.
Simbolisme Obelisk
Obelisk Mesir kuno mewakili benben, gundukan primordial tempat dewa Atum berdiri saat menciptakan dunia.
Dengan demikian, obelisk dikaitkan dengan burung benu, versi Mesir kuno dari burung phoenix Yunani.
Menurut beberapa mitos Mesir, burung benu adalah makhluk hidup pertama yang teriakannya membangunkan ciptaan dan menggerakkan kehidupan.
Burung itu dikaitkan dengan bintang pagi dan pembaruan setiap hari, tetapi juga merupakan tanda akhir dunia.
Artinya, bunyi burung benu menandai dimulainya siklus penciptaan dan akan berbunyi lagi untuk menandakan selesainya siklus (kiamat).
Orang Mesir percaya suatu hari para dewa akan mati dan semua akan kembali ke kekacauan primordial.
Burung benu tidak mengetahui kapan tepatnya akhir dunia melainkan akan diberi isyarat oleh dewa matahari Ra, yang juga diberi tahu oleh dewa Thoth, penjaga catatan manusia dan dewa.
Fakta tentang Obelisk Mesir
Berikut adalah berbagai fakta yang perlu diketahui tentang obelisk Mesir kuno:
1. Obelisk dibangun oleh orang Mesir kuno
Orang Mesir kuno gemar membangun obelisk besar, biasanya di pasang di pintu masuk kuil.
Obelisk memberi sentuhan tambahan pada kemegahan keseluruhan arsitektur mereka.
Orang Mesir kuno membangun obelisk sebagai penghormatan untuk dewa tertinggi, Dewa Matahari, Ra. .
Tujuan lain, monumen ini melambangkan otoritas mutlak dari Firaun dan hubungannya dengan kedewaan.
Obelisk dirancang memiliki bagian bawah (dasar) yang lebih luas berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar, dan semakin meruncing ke arah atas.
Puncak berbentuk piramida biasanya dilapisi emas atau paduan emas dan perak alami yang disebut elektrum untuk menangkap sinar pertama cahaya pagi.
Dua puluh delapan obelisk Mesir masih berdiri hingga saat ini, meskipun hanya enam diantaranya yang tetap berada di Mesir.
Sisa obelisk tersebar di seluruh dunia, baik hadiah dari pemerintah Mesir atau dijarah oleh penjajah asing.
Oleh karena itu, jangan heran ketika struktur ini terlihat di tempat-tempat yang tak terbayangkan, misalnya, di berbagai piazza di Roma, pusat kota Paris, dan Central Park di New York City.
Jangan lupa, terdapat juga obelisk Mesir di Vatikan.

2. Obelisk digunakan untuk mengukur keliling bumi
Sekitar tahun 250 SM, seorang filsuf Yunani bernama Eratosthenes menggunakan obelisk untuk menghitung keliling bumi.
Dia tahu bahwa pada siang hari di titik balik matahari musim panas, obelisk di kota Swenet (sekarang Aswan) tidak memiliki bayangan karena matahari berada tepat di atas kepala (nol derajat ke arah atas).
Dia juga memahami bahwa pada saat yang sama di Alexandria, obelisk masih memiliki bayangan.
Mengukur bayangan di ujung obelisk, Eratosthenes sampai pada kesimpulan bahwa perbedaan derajat antara Alexandria dan Swenet adalah tujuh derajat, 14 menit atau seperlima puluh keliling lingkaran.
Dia mengukur jarak fisik antara dua kota tersebut dan menyimpulkan bahwa keliling bumi adalah 40.000 kilometer.
Angka yang dihasilkannya tidak tepat tapi sangat mendekati.
Metode Eratosthenes sebenarnya cukup sempurna, hanya saja pada saat itu belum ada metode untuk mengetahui jarak yang tepat antara Alexandria dan Swenet.
Faktanya, bahkan hasil pengukuran Eratosthenes tetap lebih tepat daripada yang digunakan oleh Christopher Columbus 1700 tahun kemudian.
Seandainya menggunakan perkiraan Eratosthenes, Columbus akan langsung tahu ketika menginjakkan kaki di Amerika, dia sebenarnya belum sampai India.
3. Obelisk terbuat dari batu utuh atau monolitik
Obelisk merupakan struktur monolitik, yaitu struktur yang terbuat dari batu tunggal yang biasanya bersumber dari tambang granit merah di Aswan.
Untuk diketahui, monolith berasal dari kata Yunani yang berarti “satu batu.”
Dalam bahasa Mesir kuno, obelisk disebut sebagai tekhen.
Obelisk di pusat Place de la Concorde, Perancis, misalnya, adalah batu monolitik.
Obelisk itu berusia 3.300 tahun dan pernah menjadi penanda pintu masuk ke Kuil Thebes di Mesir.
4. Obelisk sangat sulit dibuat
Tidak ada yang tahu persis bagaimana obelisk yang berasal dari batu granit dibuat.
Granit dikenal sangat keras, memiliki skala Mohs sebesar 6,5 (berlian memiliki skala 10).
Untuk memotong dan memahatnya dibutuhkan sesuatu yang lebih keras.
Logam yang tersedia pada saat itu terlalu lunak (emas, tembaga, perunggu) atau terlalu sulit digunakan untuk perkakas.
Untuk diketahui, titik lebur besi adalah 1.538° C, dan orang Mesir baru memiliki peleburan besi di sekitar tahun 600 SM).
Orang Mesir kemungkinan menggunakan bola dolerit untuk membentuk obelisk, yang berarti akan membutuhkan upaya sangat besar.
Ratusan pekerja harus menumbuk granit menjadi bentuk yang diinginkan menggunakan bola dolerit yang beratnya mencapai 6 kg.
Hipotesis ini bahkan tidak memecahkan bagaimana obelisk setinggi 30 meter dan berat 400 ton dipindahkan dari tambang granit ke lokasi tujuannya.
5. Obelisk membantu upaya penerjemahan hieroglif
Sampai abad ke-19, hieroglif dianggap tidak dapat diterjemahkan dan sekedar dimaknai sebagai simbol mistik tanpa pesan koheren.
Jean-François Champollion, seorang ahli Mesir Kuno dan ahli bahasa Prancis, berpikir secara berbeda dan bertekad untuk bisa menerjemahkannya.
Keberhasilan pertamanya berasal dari Batu Rosetta, dari mana dia bisa membaca nama “Ptolemy” yang tertulis dalam hieroglif.
Pada tahun 1819, “Ptolemy” juga ditemukan tertulis pada obelisk yang baru saja dibawa ke Inggris, obelisk Philae.
Keempat sisi obelisk memang lazim diukir dengan hieroglif, menggambarkan motif religius dan dedikasi untuk raja saat itu.
Huruf “p,” “o,” dan “l” pada obelisk juga ditemukan di tempat lain, di tempat yang sempurna untuk mengeja nama “Cleopatra.”
Untuk diketahui, yang dimaksud Cleopatra disini bukan putri Mesir yang terkenal akan kisah roman dan kecantikannya, melainkan Ratu Cleopatra IX dari Ptolemy yang hidup jauh lebih awal.
Dengan petunjuk tersebut, Champollion berhasil memecahkan kode misterius hieroglif, menerjemahkan kata-katanya dan dengan demikian membuka rahasia Mesir kuno.
6. Unfinished Obelisk of Aswan
Unfinished Obelisk of Aswan (Obelisk Aswan yang Belum Selesai Dibuat) dianggap sebagai obelisk terbesar yang pernah dibangun bangsa Mesir kuno.
Obelisk ini dirancang memiliki tinggi 42 meter dan berat lebih dari 1200 ton.
Obelisk ini tidak selesai dibuat akibat terjadi retakan besar sehingga membuat struktur raksasa ini tidak bisa digunakan.

7. Orang Romawi juga menyukai obelisk
Bangsa Romawi sangat terinspirasi oleh pilar tinggi ini dan membangun sejumlah besar obelisk di ibukota mereka, Roma.
Selain itu, orang Romawi juga bersedia bersudah payah memindahkan monumen-monumen besar ini dari Mesir dan memasangnya di pusat ibukota.
Saat ini, tercatat delapan obelisk Mesir kuno dan lima obelisk Romawi kuno berdiri di Roma.
Seperti orang Mesir Kuno, orang Roma juga menaruh hormat pada berbagai elemen seperti matahari.
Dengan munculnya agama Kristen, kekaisaran Romawi mulai meninggalkan kepercayaan pagan mereka dan mengadopsi Katolik Roma sebagai agama resmi.
Namun demikian, berbagai obelisk tersebut tetap dipertahankan keberadaannya.
Sebagai contoh, obelisk di Lapangan Santo Petrus, Vatican City, diketahui berasal dari Alexandria, Mesir, dan dipindahkan atas perintah Kaisar Augustus (30-28 SM).
Kemudian atas perintah Paus Sixtus V direlokasi ke Vatikan di tahun 1586.
8. Obelisk tertinggi di dunia adalah Washington Monument

Washington Monument, yang dibangun untuk memperingati George Washington, adalah contoh obelisk modern.
Mengapa obelisk? Karena sebagian teori konspirasi menyatakan obelisk juga dikenal terhubung dengan gerakan Freemason, yang dianggap memiliki pengaruh pada Bapak Pendiri Amerika Serikat.
Pertama kali dibangun pada tahun 1832, Monumen Washington membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
Monumen ini terbuat dari marmer, granit, dan gneiss bluestone, dan menjadi obelisk tertinggi di dunia, dengan ketinggian 169,294 m.
Secara hukum, Monumen Washington adalah struktur tertinggi di Distrik Columbia, dan dua kali lebih tinggi dari obelisk lainnya di dunia.
Obelisk Mesir adalah struktur yang telah teruji oleh waktu. Dengan sejarah panjang hingga ribuan tahun, tidak mengherankan jika kemudian timbul sejumlah teori konspirasi yang menyelimuti keberadaan monumen ini.[]