Pi atau π adalah rasio keliling lingkaran dengan diameternya.
Karena merupakan bilangan irasional, pi tidak dapat ditulis sebagai pecahan.
Sebaliknya, ini adalah angka yang panjangnya tak terhingga dan tidak berulang alias acak.
Pi menjadi semacam angka ‘ajaib’ yang telah menjadi subyek ketertarikan manusia dari jaman kuno.
Sebuah lempengan Babilonia kuno yang dibuat sekitar tahun 1900 – 1680 SM menuliskan nilai pi sebagai 3,125.
Orang Mesir kuno menghitung luas lingkaran menggunakan rumus [(8d)/9]2, di mana “d” adalah diameter lingkaran. Formula ini memberikan nilai perkiraan pi sebesar 3,1605.
Seorang matematikawan kuno, Archimedes dari Syracuse, yang hidup antara tahun 287-212 SM, juga berusaha menentukan nilai pi dengan melibatkan daerah poligon dalam lingkaran.
Fakta tentang Pi
1. Penemuan pi
Orang Babilonia kuno mengetahui keberadaan pi hampir 4.000 tahun yang lalu.
Sebuah tablet Babilonia yang berasal dari antara tahun 1900 SM hingga 1680 SM mencantumkan pi sebagai 3,125.
Selain itu, Papirus Matematika Rhind yang berasal dari tahun 1650 SM, sebuah dokumen matematika Mesir yang terkenal, mencantumkan nilai pi sebesar 3,1605.
King James Bible (I Kings 7:23) memberikan perkiraan pi dalam hasta, satuan panjang kuno yang sesuai dengan panjang lengan bawah dari siku ke ujung jari tengah (sekitar 46 cm).
Sedangkan ahli matematika Yunani, Archimedes (287-212 SM), memperkirakan pi menggunakan teorema Pythagoras, melalui hubungan geometris antara panjang sisi segitiga dan luas poligon di dalam dan di luar lingkaran.
2. Pi berganti nama
Sebelum mengasosiasikan simbol pi dengan konstanta lingkaran, matematikawan harus menggunakan banyak kata untuk menggambarkan angka tersebut.
Satu frasa yang ditemukan dalam buku-buku matematika lama adalah frasa Latin “quantitas in quam cum multiflicetur diameter, proveniet circumferencia,” yang secara kasar diterjemahkan menjadi “jumlah yang, ketika diameter dikalikan, menghasilkan keliling.”
Popularitas pi mulai meroket ketika polymath Swiss, Leonhard Euler, menggunakannya pada tahun 1737 pada tulisannya disquisitions on trigonometry.
Tapi penamaan pi dan simbolnya yang ikonik ternyata bukan berasal dari Euler.
Penyebutan pi pertama kali digunakan dalam sebuah buku oleh matematikawan yang kurang dikenal, William Jones, yang menggunakannya pada tahun 1706 dalam bukunya “Synopsis Palmariorum Matheseos.”
Jones kemungkinan menggunakan simbol pi untuk menunjukkan pinggir keliling lingkaran.
3. Deretan angka desimal pi tidak memiliki pola, alias acak
Triliunan digit pi yang telah berhasil dihitung diketahui tidak memiliki pola yang bisa dikenali.
Para matematikawan telah mencari kemungkinan adanya pola selama berabad-abad, tetapi sejak tahun 1768, seorang matematikawan dan astronom Swiss-Jerman bernama Johann Lambert membuktikan bahwa pi adalah bilangan tidak rasional yang tidak memiliki pola.
4. Pi mencakup semua angka
Memiliki deretan angka yang tak berujung, pi diyakini mengandung angka 0 sampai 9 dalam setiap kombinasi yang mungkin, membentuk setiap kemungkinan deretan angka.
Nomor telepon, nomor KTP, kode ATM, dan setiap rangkaian nomor lain yang dapat kita bayangkan akan berada dalan suatu tempat pada rangkaian digit pi yang tak berujung.
5. Peningkatan eksponensial dalam jumlah digit pi
Karena pi adalah bilangan tak terhingga, secara definisi manusia tidak akan pernah bisa menentukan setiap digit pi.
Namun, jumlah angka desimal yang bisa dihitung telah tumbuh secara eksponensial sejak penggunaan pertama pi.
Orang Babilonia pada tahun 2000 SM menganggap pecahan 3 1/8 sudah cukup baik untuk mewakili nilai pi.
Sedangkan orang Cina kuno dan penulis Perjanjian Lama (Raja-raja 7:23) tampak cukup puas menggunakan bilangan 3 sebagai pi.
Pada tahun 1665, Sir Isaac Newton mampu menghitung pi hingga 16 tempat desimal.
Pada tahun 1719, matematikawan Prancis, Thomas Fantet de Lagny berhasil menghitung pi hingga 127 tempat desimal.
Munculnya komputer kemudian secara radikal meningkatkan pengetahuan manusia tentang pi.
Antara tahun 1949 hingga 1967, jumlah tempat desimal pi yang diketahui meroket dari 2.037 di komputer ENIAC menjadi 500.000 di komputer CDC 6600.
Dan beberapa waktu lalu, Peter Trueb, seorang ilmuwan di perusahaan Swiss Dectris Ltd., menggunakan program komputer multithread untuk menghitung 22.459.157.718.361 digit pi yang berlangsung selama 105 hari.

6. Pi memiliki banyak kegunaan praktis
Pi tidak hanya digunakan untuk memecahkan rekor dalam mengingat, melainkan juga memiliki banyak kegunaan praktis.
Para ilmuwan menggunakan pi untuk membuat perhitungan penting, seperti menentukan volume bola, luas lingkaran, dan volume silinder.
Pi juga dibutuhkan untuk menghitung ukuran perisai yang dibutuhkan pesawat luar angkasa untuk memasuki atmosfer Venus dan ukuran parasut yang dapat dengan aman mendaratkan penjelajah Curiosity di permukaan Mars.
Selain itu, sistem GPS di mobil dan smartphone juga menggunakan pi untuk menghitung lokasi tertentu di bumi.
7. 14 Maret adalah Hari Pi
Pi adalah misteri matematika yang memikat orang selama ribuan tahun.
Bahkan terdapat hari khusus yag disebut sebagai Hari Pi yang jatuh pada 14/3 atau tanggal 14 Maret setiap tahunnya.
Pada penulisan dalam bahasa Inggris, 14 Maret ditulis sebagai 3/14 yang mengingatkan pada angka pi = 3,14.
Selain sebagai Hari Pi, 14 Maret adalah hari ulang tahun Albert Einstein.
Fisikawan Stephen Hawking – yang dianggap oleh sebagian orang sebagai penerus intelektual Einstein – meninggal pada 14 Maret 2018.
Tokoh terkenal yang lahir pada tanggal yang sama antara lain komposer Johann Strauss, aktor Michael Caine dan Billy Crystal, produser musik Quincy Jones dan astronot Apollo 8, Frank Borman.

8. Seseorang mampu mengingat 70.000 tempat desimal pi
Guinness Book of World Records pernah mengakui Rajveer Meena sebagai pemecah rekor dalam menghafal digit pi.
Pada 21 Maret 2015, di Universitas VIT di Vellore, India, Meena mampu mengingat pi hingga 70.000 angka di belakang desimal.
Seorang siswa berusia 21 tahun pada saat itu, Meena membuktikan kekuatan ingatannya dengan menyebutkan setiap angka sambil mengenakan penutup mata.
Butuh lebih dari sembilan jam untuk menyebutkan keseluruhan digit pi yang berhasil diingatnya.
9. Ilmuwan NASA hanya membutuhkan pi hingga 15 desimal
Meskipun komputer bisa menghitung hingga triliunan digit pi, penggunaan praktis tidak membutuhkan digit sebanyak itu.
Bahkan para insinyur di NASA hanya menggunakan pi hingga 15 tempat desimal saat menghitung lintasan antarplanet.
Faktanya, saat seseorang mencoba menghitung ukuran alam semesta yang dapat diamati, menggunakan 39 digit pi akan memberikan jawaban yang memiliki kekeliruan tidak lebih dari lebar atom hidrogen.
10. Terdapat bahasa pi
Para penggemar sastra diketahui menciptakan dialek yang dikenal sebagai Pilish, di mana jumlah huruf dalam kata-kata yang berurutan dibuat agar sesuai dengan deretan angka pi.
Misalnya, Mike Keith menulis buku “Not A Wake” yang seluruhnya ditulis dalam aturan bahasa Pilish:
“Now I fall, a tired suburbian in liquid under the trees, Drifting alongside forests simmering red in the twilight over Europe.”
(“Now” memiliki tiga huruf, “I” memiliki satu huruf, “fall” memiliki empat huruf, dan seterusnya.)
11. Anggota parlemen di Amerika pernah mencoba membulatkan pi menjadi 3,2
Pada tahun 1897, seorang dokter di Indiana, AS, menyatakan bahwa tidak diperlukan pi dengan banyak digit dan mengusulkan agar pi dibulatkan menjadi 3,2.
Dr Edwin Goodwin bahkan bertindak lebih jauh dengan mendorong usulannya menjadi RUU di legislatif negara bagian Indiana.
Dia bahkan memiliki hak cipta atas ide ini dan berencana untuk membebankan biaya royalti bagi siapa saja yang menggunakannya, kecuali mereka yang berada di negara bagian Indiana.
Setelah melalui perdebatan, senat negara bagian menyadari bahwa ide menggunakan hukum untuk mengubah konstanta matematika adalah ide yang konyol, dan RUU tersebut gagal disahkan.[]