Nomor atom: 21
Massa atom: 44,9559 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: tidak diketahui
Kepadatan: 3,0 g/cm3 pada 20 °C
Titik lebur: 1541 °C
Titik didih: 2836 °C
Radius Vanderwaals: 0,161 nm
Radius ionik: 0,083 nm (+3)
Isotop: 7
Energi ionisasi pertama: 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi kedua: 1233 kJ/mol
Energi ionistion ketiga: 2389 kJ/mol
Energi ionisasi keempat: 7089 kJ/mol
Ditemukan oleh: Lars Nilson pada tahun 1879
Sifat Kimia dan Fisika Skandium
Skandium (scandium) adalah unsur transisi lunak dan berwarna keperakan yang pertama ditemukan pada mineral langka dari Skandinavia.
Permukaan unsur ini akan berubah kekuningan atau merah muda bila terkena udara.
Skandium mudah teroksidasi oleh udara dan mudah terbakar. Unsur ini bereaksi dengan air untuk membentuk gas hidrogen dan akan larut dalam banyak asam.
Skandium murni diproduksi dengan cara memanaskan skandium fluoride (ScF3) dengan logam kalsium.
Skandium jarang ditemukan di alam karena hanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil.
Skandium biasanya hanya ditemukan pada dua macam bijih. Thortveitite adalah sumber utama unsur ini.
Produksi skandium dunia diperkirakan hanya 50 kg per tahun dengan jumlah cadangan yang tidak diketahui pasti.
Skandium merupakan unsur ke-50 paling melimpah di bumi dan terdistribusi secara luas di lebih dari 800 mineral.
Hanya sekitar 3% tanaman yang dianalisis memiliki kandungan skandium, itupun dengan jumlah yang amat kecil.
Sejarah Skandium
Pada tahun 1869, ahli kimia Rusia Dmitri Mendeleev, penemu tabel periodik, meramalkan keberadaan dan sifat skandium.
Unsur yang belum ditemukan ini dia sebut sebagai “ekaboron” atau mirip dengan boron.
Lars Fredrick Nilson, seorang ahli kimia Swedia, ketika memeriksa spektrum mineral euksenit dan gadolinit, menemukan unsur tersebut pada tahun 1879.
Unsur baru itu kemudian diberi nama scandium (bhs Indonesia: skandium) dari kata Latin untuk Skandinavia.
Dinamakan demikian karena pada waktu itu, unsur baru ini hanya ditemukan di Semenanjung Skandinavia.
Nilson tampaknya tidak mengetahui prediksi Mendeleev, tetapi Per Teodor Cleve, ahli kimia Swedia, menyadari hubungannya dan memberi tahu Mendeleev.
Dalam upaya pertama untuk mengisolasi skandium, Nilson dan timnya memproses 10 kilogram euksenit dan mampu menghasilkan sekitar dua gram skandium oksida.
Skandium logam baru bisa diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1937 oleh Werner Fischer, Karl Brünger, dan Hans Grienseisen, yang merupakan ahli kimia Jerman.
Pada tahun 1960, 99% skandium murni berhasil diproduksi.
Penggunaan Skandium
Skandium adalah salah satu bahan kimia langka, yang digunakan pada berbagai perkakas seperti televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi, dan kacamata.
Penggunaan skandium masih terus berkembang mengingat unsur ini cocok untuk memproduksi catalyser serta untuk memoles kaca.
Aplikasi utama skandium adalah untuk membuat paduan aluminium-skandium yang digunakan oleh industri kedirgantaraan dan peralatan olahraga (sepeda, tongkat bisbol, dll) yang membutuhkan material kinerja tinggi.
Efek Kesehatan Skandium
Skandium tidak memiliki peran biologis. Amat sedikit skandium yang mencapai rantai makanan, sehingga asupan harian rata-rata per orang kurang dari 0,1 mikrogram.
Skandium tidak beracun, meskipun terdapat dugaan bahwa beberapa senyawanya mungkin bersifat karsinogenik.
Paparan gas dan uap skandium di tempat kerja bisa menjadi berbahaya. Menghirup skandium dapat menyebabkan emboli paru-paru, terutama akibat paparan jangka panjang.
Skandium bisa menjadi ancaman bagi hati ketika terakumulasi dalam tubuh manusia.
Pengaruh Skandium terhadap Lingkungan
Skandium dibuang ke lingkungan, terutama oleh industri pengolahan minyak.
Unsur ini juga dapat memasuki lingkungan dari berbagai perkakas rumah tangga (mis: TV) yang dibuang.
Skandium akan secara bertahap terakumulasi dalam tanah dan air hingga berpotensi meningkatkan konsentrasinya pada manusia, hewan, dan partikel tanah.
Pada hewan air, skandium menyebabkan kerusakan membran sel serta memiliki pengaruh negatif pada sistem reproduksi dan sistem saraf.
Fakta tentang Skandium
Berikut adalah fakta dan informasi tentang skandium:
1. Skandium adalah logam transisi dengan nomor atom terendah.
2. Skandium memiliki kelimpahan di kerak bumi sebesar 22 mg/kg (atau part per million).
3. Skandium memiliki kelimpahan dalam air laut sebesar 6 x 10-7 mg/L (atau part per million).
4. Skandium teroksidasi saat terkena udara dan warnanya akan berubah kekuningan atau merah muda karena pembentukan oksida skandium di permukaannya.
5. Skandium lebih berlimpah di bulan dan matahari daripada di bumi. Di bumi, skandium cenderung menyebar tipis di permukaan daripada terkonsentrasi di lokasi tertentu.
6. Skandium sebagian besar ditambang di Cina, Kazakhstan, Madagaskar, Norwegia, dan Rusia.
7. Jumlah total skandium yang diproduksi di Amerika Serikat dianggap sebagai “rahasia dagang industri” dan tidak diumumkan.
8. Skandium tidak berperan dalam proses biologi, dan rata-rata manusia menelan kurang dari 0,1 mikrogram per hari tanpa efek kesehatan yang diketahui.
9. Paduan skandium-aluminium akan meningkatkan kekuatan logam, meningkatkan ketahanan terhadap rekristalisasi, mengurangi ukuran butir, dan meningkatkan ketahanan terhadap retak panas dibandingkan paduan konvensional.
10. Skandium digunakan untuk membuat lampu intensitas tinggi dan lampu uap merkuri (digunakan terutama untuk fotografi dan televisi/film). Skandium menghasilkan cahaya yang sangat mirip dengan sinar matahari alami.
11. Skandium juga digunakan dalam baterai alkaline, sebagai katalis (dalam bentuk skandium oksida), dan untuk meningkatkan perkecambahan benih tanaman (dalam bentuk skandium sulfat).
12. Skandium digunakan dalam paduan untuk membuat peralatan olahraga khusus, termasuk rangka sepeda dan tongkat bisbol. Manfaat menggunakan paduan skandium dibandingkan paduan konvensional untuk peralatan olahraga adalah peningkatan kekuatan, bobot yang lebih ringan, dan ketahanan terhadap korosi.
13. Penggunaan pertama paduan skandium-aluminium dipelopori oleh militer bekas Uni Soviet. Paduan tersebut terutama digunakan pada pesawat tempur MiG-29 dan rudal karena keunggulannya dibandingkan paduan lain seperti aluminium-magnesium dan aluminium-litium.
14. Isotop radioaktif skandium-46 digunakan dalam penyulingan minyak sebagai pelacak untuk memantau pergerakan minyak dan digunakan dalam pipa bawah tanah untuk mendeteksi kebocoran.
15. Ketika air dialirkan di atas skandium, gas hidrogen akan dilepaskan karena reaksi unsur ini dengan oksigen di dalam air.
16. Pengotor skandium memberikan warna biru pada berbagai beryl yang dikenal sebagai batu permata aquamarine.[]