Sungai Gangga adalah sungai yang terletak di India utara yang mengalir hingga perbatasan dengan Bangladesh.
Gangga memiliki panjang sekitar 2.525 km dan bermula di Gletser Gangotri Himalaya menuju hilir di Teluk Benggala.
Sungai ini memiliki debit air terbesar kedua di dunia, dan cekungannya (basin) adalah yang paling padat penduduknya di dunia dengan lebih dari 400 juta orang tinggal di areanya.
Sungai Gangga sangat penting bagi masyarakat India karena sebagian besar orang yang tinggal di tepiannya menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan memancing.
Sungai ini juga penting bagi umat Hindu India karena dianggap sebagai sungai paling suci.
Fakta tentang Sungai Gangga
1. Gangga adalah sungai terpanjang di India
Dengan panjang 2.525 kilometer, Sungai Gangga adalah sungai terpanjang di India.
Gangga kemudian diikuti oleh Sungai Godavari yang memiliki panjang 1465 kilometer.
Dalam hal debit air, Sungai Gangga adalah sungai terbesar ke-17 di dunia dengan debit tahunan rata-rata sekitar 16.650 m3/s.
Debit sebesar ini lebih dari dua kali debit tahunan Sungai Indus yang jauh lebih panjang.
Debit juga dapat dihitung dengan memasukkan muara Sungai Meghna, sehingga menggabungkan Gangga dengan Brahmaputra dan Meghna.
Gabungan sungai-sungai tersebut menghasilkan debit tahunan rata-rata sekitar 38.000 m3/s, yang merupakan tertinggi keempat di dunia setelah sungai Amazon, Kongo dan Orinoco.
2. Menurut mitos, Gangga diciptakan dari kaki Dewa Wisnu
Orang Asura digambarkan dalam teks-teks India Kuno sebagai demigod (makhluk setengah dewa) yang kuat.
Menurut mitos India, Bali Chakravarthy adalah raja Asura dan pemuja setia Dewa Wisnu, yang merupakan salah satu dari tiga dewa terpenting dalam agama Hindu bersama dengan Brahma dan Siwa.
Bali semakin lama berangsur semakin kuat dan Dewa Indra, sang penguasa langit, merasa terancam.
Indra kemudian meminta bantuan Wisnu untuk mempertahankan supremasinya sebagai dewa.
Dikisahkan, Bali bersiap untuk melaksanakan yajna (ritual). Selama ritual tersebut, para raja sering memberikan kepada para Brahmana apa pun yang mereka minta.
Wisnu kemudian turun ke bumi sebagai Brahmana cebol di kerajaan Bali.
Meskipun Bali telah diperingatkan sebelumnya tentang siapa sebenarnya Brahmana cebol ini, namun dia ingin menepati janji dan memberikan apa pun yang diinginkan Brahmana.
Sang Brahmana menginginkan tiga hal untuk diukur dengan kakinya. Dikisahkan, Brahmana cebol kemudian berubah menjadi raksasa.
Dia mengukur bumi di langkah pertamanya dan langit di langkah kedua. Tidak ada yang tersisa untuk langkah ketiga.
Bali, raja yang rendah hati, kemudian menawarkan kepalanya dan Brahmana meletakkan kakinya untuk kemudian mendorong Bali ke Patala Loka (dunia bawah).
Dewa Brahma kemudian membasuh kaki raksasa penjelmaan Dewa Wisnu ini. Air bekas basuhan kemudian dikumpulkan dan ditempatkan sebagai Gangga di Brahmaloka, alam surgawi tertinggi.
Karena mitos ini, Gangga juga dikenal sebagai Wishnupadi, yang berarti “berasal dari kaki teratai Wisnu”.
Di kemudian hari, Gangga yang berada di Brahmaloka turun ke bumi dan menjadi Sungai Gangga seperti yang dikenal sekarang.

3. Gangga disebutkan di banyak sastra India kuno
Zaman Veda (1500 – 500 SM) adalah periode dalam sejarah India yang dimulai menjelang akhir Peradaban Lembah Indus dan sebelum migrasi kedua di Dataran Indo-Gangga tengah.
Nama Veda diambil dari kitab suci tertua Hindu. Peradaban Lembah Indus, salah satu dari empat peradaban kuno besar, didasarkan pada sungai Indus dan Sarasvati.
Rig Veda, salah satu teks tertua yang masih ada dalam bahasa Indo-Eropa, dengan demikian lebih menekankan pada Indus dan Sarasvati, meskipun Sungai Gangga juga disebutkan.
Kemunduran Peradaban Lembah Indus pada awal milenium ke-2 SM, menandai titik dimana pusat peradaban India berpindah dari cekungan Indus ke cekungan Gangga.
Dengan demikian, tiga Veda selanjutnya lebih mementingkan Sungai Gangga.
Kisah Gangga, di mana dia dibawa ke bumi oleh Bhagiratha, diceritakan dalam teks-teks India kuno termasuk Ramayana, Mahabharata dan beberapa Purana.
Dalam Mahabharata, Dewi Gangga adalah istri Shantanu; dan ibu dari pahlawan-pejuang-patriark, Bisma.
Terdapat banyak cerita lain yang berhubungan dengan Dewi Gangga di seluruh sastra India kuno.
4. Sungai Gangga memiliki dua sumber aliran, Bhagirathi dan Alaknanda
Bhagirathi terbentuk di kaki Gletser Gangotri, di Gomukh, di negara bagian Uttarakhand, India.
Alaknanda dibentuk oleh pencairan salju di puncak-puncak Himalaya seperti Nanda Devi, Trisul dan Kamet.
Istilah Panch Prayag (“lima pertemuan”) digunakan untuk menunjukkan lima pertemuan sungai suci dengan Alaknanda di Uttarakhand.
Lima pertemuan tersebut dalam urutan dari hilir: Vishnuprayag, di mana Sungai Dhauliganga bergabung dengan Alaknanda; Nandprayag, di mana Sungai Nandakini bergabung; Karnaprayag, di mana Sungai Pindar bergabung; Rudraprayag, tempat Sungai Mandakini bergabung; dan Devprayag, di mana Sungai Bhagirathi bergabung dengan Alaknanda untuk membentuk Sungai Gangga.
Dari Uttarakhand, Sungai Gangga mengalir ke tenggara menuju Bangladesh dan bermuara di Teluk Benggala.
Di muara Gangga yang terdiri dari sungai Brahmaputra dan sistem sungai kecil lainnya, terbentuk Delta Gangga atau Delta Sundarban, yang merupakan delta terbesar di dunia dengan luas sekitar 59.000 km persegi.

5. Gangga menyediakan makanan untuk lebih dari 400 juta rakyat India
Selama lebih dari dua milenium, dataran Gangga yang subur mendukung peradaban berbagai kerajaan besar India dari Kekaisaran Maurya hingga Kekaisaran Mughal.
Semua kerajaan ini memiliki pusat demografis dan politik di Dataran Gangga.
Saat ini, air dari Sungai Gangga dan anak-anak sungainya mengairi jutaan hektar tanaman pertanian yang ditanam di sepanjang tepiannya.
Lahan pertanian ini menyediakan makanan bagi lebih dari 400 juta penduduk, yang menyumbang hampir sepertiga penduduk India.
Petani menanam berbagai macam tanaman di tanah subur lembah Gangga termasuk beras, tebu, lentil, kentang dan gandum.
Danau dan rawa di sepanjang sungai juga menyediakan lahan subur untuk tanaman seperti cabai, kacang polong, wijen, rami dan sawi.
6. Gangga menjadi sumber ekonomi bagi jutaan rakyat India
Selain pertanian, orang-orang yang tinggal di dekat Sungai Gangga bergantung pada sungai untuk menangkap ikan, transportasi, produksi pembangkit listrik tenaga air dan air minum.
Sungai ini menyediakan air untuk sekitar 40% populasi India di 11 negara bagian, melayani hingga 500 juta orang, yang berarti lebih banyak daripada sungai mana pun di dunia.
Sungai Gangga juga memiliki fungsi sebagai tujuan wisata dan rekreasi.
Diperkirakan bahwa situs di tepi Sungai Gangga, di negara bagian Uttar Pradesh dan Uttarakhand saja telah menarik lebih dari 230 juta peziarah yang menghasilkan jutaan dolar pendapatan.
7. Lumba-lumba Sungai Gangga adalah hewan air nasional India
Sungai Gangga merupakan rumah bagi sekitar 350 spesies ikan.
Ordo yang paling beragam adalah Cypriniformes, Siluriformes (ikan lele) dan Perciformes.
Masing-masing ordo menyumbang sekitar 50%, 23% dan 14% dari total spesies ikan di sungai ini.
Selain ikan, di sungai Gangga juga terdapat beberapa jenis buaya antara lain gharial (Gavialis gangeticus) dan buaya mugger (Crocodylus palustris).
Anggota fauna paling terkenal di Sungai Gangga adalah lumba-lumba air tawar sungai Gangga (Platanista gangetica gangetica).
Spesies ini ditemukan terutama hanya di sungai Gangga dan Brahmaputra dan anak-anak sungainya, dan merupakan salah satu dari lima lumba-lumba air tawar sejati di dunia.
Sayangnya, banyak dari spesies ini, termasuk lumba-lumba sungai Gangga, telah berkurang atau menghadapi kepunahan karena beberapa faktor termasuk pencemaran sungai dan aktivitas manusia seperti pembangunan bendungan.

8. Air Sungai Gangga memiliki agen antibakteri yang tinggi
Bakteriofag adalah virus yang menginfeksi dan membunuh bakteri dan bisa menjadi alternatif untuk antibiotik.
Bakteriofag pada umumnya tidak berbahaya bagi manusia karena menyerang bakteri dengan strain spesifik.
Sungai Gangga mengandung lebih banyak bakteriofag daripada sungai lain di dunia karena airnya memiliki sifat yang mampu membersihkan diri sendiri dan menyembuhkan.
Hal ini pertama kali ditemukan oleh ahli bakteriologi Inggris, Ernest Hankin, pada tahun 1896 saat mempelajari sifat anti-bakteri misterius Sungai Gangga.
9. Polusi Sungai Gangga
Terlepas dari signifikansi keagamaan dan perannya bagi masyarakat India, Sungai Gangga adalah salah satu sungai paling tercemar di dunia.
Polusi Sungai Gangga disebabkan oleh limbah manusia dan industri karena pertumbuhan ekonomi dan seringnya frekuensi acara keagamaan.
India saat ini memiliki populasi lebih dari 1 miliar orang, dan 400 juta di antaranya tinggal di lembah Sungai Gangga.
Akibatnya, banyak limbah, termasuk limbah rumah tangga dan industri yang belum diolah, dibuang ke sungai.
Juga, banyak orang mandi dan menggunakan sungai untuk mencuci pakaian dan berbagai alat rumah tangga.
Tingkat bakteri coliform tinja di dekat Varanasi setidaknya 3.000 kali lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.[]