Boa adalah genus ular besar tidak berbisa yang kebanyakan ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan, yang meliputi Meksiko dan Karibia.
Ular boa (sering pula disebut boa constrictor) adalah salah satu spesies paling populer keluarga Boidae dan genus Boa.
Ular piton merupakan bagian dari keluarga ini bersama dengan boa.
Boa dianggap sebagai sebagai salah satu ular terbesar bersama dengan piton dan anaconda.
Boa constrictor mendapatkan namanya dari metode khas yang digunakannya saat berburu.
Setelah tertangkap, mangsa akan dililit oleh boa sampai mati untuk kemudian ditelan utuh.
Fakta tentang Ular Boa
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang boa:
1. Semua boa adalah constrictor, tetapi hanya ada satu boa constrictor
“Boa” adalah nama umum untuk lebih dari 40 spesies ular constrictor tidak berbisa, yang masuk dalam anggota keluarga Boidae.
Boa juga menjadi nama genus dalam keluarga Boidae, dengan genus Boa hanya berisi satu spesies yaitu boa constrictor.
Hal ini adalah salah satu kasus yang cukup langka ketika nama umum dan nama ilmiah suatu spesies memiliki nama yang sama (contoh lain: Aloe vera dan Tyrannosaurus rex).
Boa constrictor adalah ular yang memiliki habitat asli meliputi Meksiko utara, Amerika Tengah dan Selatan.
Terdapat beberapa subspesies boa constrictor, termasuk boa ekor merah (dari cekungan Amazon utara), boa constrictor amarali (dari cekungan Amazon selatan), boa constrictor occidentalis (dari Paraguay dan Argentina), dan boa constrictor nebulosa (dari Dominika).
2. Mangsa boa constrictor tidak mati lemas
Boa constrictor adalah pemburu penyergap, sering berada di pohon menunggu untuk bisa menyergap binatang yang lewat.
Setelah itu, boa akan melilit tubuh mangsanya dengan dua atau lebih lilitan dan mencengkeramnya dengan erat.
Dengan melilit tulang rusuk, boa bisa menekan organ vital mangsanya dan juga memantau detak jantung mangsa apakah sudah mati atau masih hidup.
Para ilmuwan awalnya meyakini bahwa boa membunuh mangsanya dengan membuatnya mati lemas.
Namun, studi tahun 2015 menemukan bahwa boa menggunakan metode yang lebih cepat yaitu memotong suplai darah korbannya.
Banyak hewan dapat bertahan hidup dalam waktu yang relatif lama tanpa udara, seperti manusia yang bisa hidup kembali setelah hampir tenggelam.
Dan karena mangsa alami ular boa bisa berbahaya dan sering memiliki cakar, gigi, kuku, atau paruh yang tajam, boa bekerja secepat mungkin untuk membunuh mangsanya.
Setelah makan, ular boa tidak perlu makan lagi hingga berminggu-minggu lamanya.
3. Boa constrictor melahirkan bayi
Boa constrictor adalah ovovivipar, yang berarti telur tetap berada di dalam tubuh sang induk sampai siap menetas.
Setelah itu, induk akan melahirkan anak karena telur yang telah menetas di tubuh sang induk.
Bayi boa kemudian merayap dan bisa mandiri dalam beberapa menit setelah lahir.
Panjang rata-rata bayi boa adalah 15 hingga 61 cm saat lahir, tetapi bisa tumbuh hingga 90 cm dalam beberapa bulan.
Boa mencapai kematangan seksual pada usia 3 atau 4 tahun, di mana beberapa individu bisa memiliki panjang hingga 1,8 meter.
4. Boa constrictor memiliki asam perut yang sangat kuat
Boa constrictor tidak mengunyah makanannya sehingga mencerna makanan menjadi tugas perut sepenuhnya.
Karena menelan mangsanya secara utuh, boa memiliki asam lambung sangat kuat untuk mencerna makanan, termasuk bulu dan tulang.
Ukuran makanan juga akan menentukan lamanya pencernaan dan kapan mereka perlu makan lagi.
Makanan berukuran besar biasanya membutuhkan 6 hingga 10 hari untuk bisa dicerna sepenuhnya, dan bisa membuat boa tidak perlu makan dalam 3 hingga 5 minggu.
Selama periode mencerna, boa constrictor menjadi tidak terlalu aktif karena banyak sumber daya tubuhnya digunakan untuk proses pencernaan.
5. Boa memiliki indera yang kuat, meski tidak memiliki telinga
Ular tidak memiliki telinga luar, tetapi menebusnya dengan memiliki kepekaan pada getaran yang tajam.
Boa bisa mendeteksi getaran suara dan bahkan gerakan di bawah tanah yang lemah melalui tulang rahangnya.
Selain itu, mata boa memiliki kemampuan melihat dalam spektrum ultraviolet.
Seperti semua ular, boa constrictor juga memiliki lidah bercabang yang mampu mengambil molekul bau dan mendeteksi dari mana bau berasal.
6. Boa masih menggunakan sisa kakinya
Seperti semua ular, boa constrictor berevolusi dari nenek moyang berkaki empat.
Boa dianggap ular primitif karena masih memiliki beberapa fitur kuno yang telah mulai hilang di sebagian besar spesies ular.
Fitur kuno tersebut termasuk dua paru-paru (ular lain hanya menggunakan satu paru-paru, sebuah adaptasi terhadap bentuk tubuhnya yang memanjang) dan sisa kaki yang disebut “taji panggul.”
Boa tidak lagi membutuhkan kaki untuk bergerak, tetapi terus menggunakan anggota tubuh sisa yang menyerupai cakar yang menonjol dari perut.
Jantan menggunakannya untuk kawin dan juga berguna selama perkelahian.

7. Boa constrictor tidak menggunakan giginya untuk mengunyah
Boa constrictor memiliki gigi tajam tetapi tidak digunakan dengan cara yang sama seperti manusia menggunakan giginya.
Boa menggunakan gigi untuk mengunci dan memegang erat-erat saat mereka melilit tubuh mangsanya.
Sementara terlihat tajam, gigi boa tidak terlalu berbahaya dan bukan merupakan senjata utama.
8. Jaguar dan buaya memangsa boa constrictor
Sementara ular boa berada di puncak rantai makanan, mereka masih memiliki beberapa pemangsa.
Jaguar dan buaya adalah contoh pemangsa besar yang mungkin memburu boa constrictor.
Namun, bukan berarti boa akan menyerah begitu saja. Terdapat kejadian dimana boa memberikan perlawanan sengit dan si pemangsa justru terbunuh oleh boa.
9. Di alam liar, boa membantu mengendalikan hewan pengerat dan penyakit
Sementara ular liar bisa tampak menakutkan bagi sebagian orang, boa memiliki andil penting dalam keseimbangan ekosistem.
Boa diketahui memakan tikus dan hewan pengerat lainnya yang menjadi hama bagi tanaman pertanian sekaligus berpotensi menyebarkan penyakit.
Tetapi manfaat boa lebih dari itu. Di daerah tropis Amerika, misalnya, oposum merupakan pembawa penyakit manusia yang disebut leishmaniasis, yang ditularkan oleh lalat pasir penghisap darah yang menjadi parasit pada opossum.
Dengan memakan oposum, boa membantu mengatur populasinya, sehingga menurunkan potensi penularan leishmaniasis ke manusia.
10. Boa constrictor adalah makhluk lambat
Ukuran yang besar membuat boa menjadi makhluk yang bergerak sangat lambat.
Saat merayap, kecepatan boa hanya berkisar 1,5 km per jam karena harus memindahkan tubuh yang berat dan panjang tanpa bantuan kaki.
Meskipun bergerak lambat, boa constrictor bisa memanjat pohon dan berenang dengan lihai, suatu kemampuan yang membantu saat berburu mangsa.
11. Boa constrictor hidup secara soliter
Seperti banyak ular lainnya, boa merupakan hewan penyendiri.
Setelah kawin, jantan dan betina segera berpisah dan kembali menjalani kehidupan soliternya.
12. Memelihara boa merupakan komitmen jangka panjang
Boa constrictor adalah ular soliter yang bisa beradaptasi dengan relatif baik di penangkaran.
Boa liar bisa hidup selama 20 hingga 30 tahun, dan di penangkaran, usia boa bisa melampaui 40 tahun.
Rentang hidup tersebut merupakan waktu yang lama untuk memberi makan dan merawat seekor hewan peliharaan secara berlanjut.
Kebun binatang seringkali tidak bisa mengambil alih pemeliharaan boa constrictor yang terlantar karena banyaknya ruang yang dibutuhkan.
Boa juga tidak boleh dilepaskan ke alam liar begitu saja karena dapat memicu masalah ekologi.
13. Boa constrictor diburu untuk diambil kulitnya
Boa constrictor sering diburu untuk diambil kulitnya yang memiliki pola eksotis.
Perburuan tak terkendali membuat boa berpotensi berada dalam status terancam punah.[]