Banyak lembaga meneliti berapa banyak orang yang terluka atau terbunuh setiap tahun oleh satwa liar.
Pandangan umum bahwa hewan yang paling agresif adalah yang memberikan ancaman terbesar kepada manusia ternyata tidak sepenuhnya benar.
Dari daftar ini terlihat bahwa makhluk yang terlihat lemah dan berukuran kecil justru yang memicu kematian terbesar pada manusia.
Daftar Hewan Mematikan
1. Nyamuk
Hewan paling berbahaya di dunia juga merupakan salah satu yang memiliki ukuran terkecil.
Namun, bahaya nyamuk tidak terletak pada ukurannya tetapi pada penyakit yang disebabkannya.
Sebagai contoh, malaria diperkirakan membunuh sekitar 400.000 orang per tahun dan membuat ratusan juta lainnya menjadi sakit.
Tapi bukan hanya malaria, serangga kecil ini juga membawa virus mematikan lain seperti demam berdarah, demam kuning, Zika, West Nile, dan ensefalitis.
Secara keseluruhan, WHO memperkirakan bahwa penyakit yang ditularkan melalui vektor nyamuk bertanggung jawab atas lebih dari 700.000 kematian per tahun.
2. Saw Scaled Viper
Menurut data WHO, antara 4,5 juta hingga 5,4 juta orang digigit ular setiap tahun, 1,8 juta hingga 2,7 juta di antaranya mengalami penyakit klinis, dan 81.000 hingga 138.000 meninggal.
Dalam hal ular, saw scaled viper (viper bersisik gergaji) dianggap yang paling mematikan karena menyebabkan tingkat kematian global yang lebih tinggi daripada spesies ular lainnya.
3. Anjing
Rabies, penyakit zoonosis yang disebabkan virus diketahui menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun.
Sementara rabies muncul di semua benua (kecuali Antartika) dan dapat dibawa oleh mamalia apa pun, anjing berkontribusi hingga 99% dari semua penularan ke manusia.
Menurut WHO, biaya terkait rabies diperkirakan mencapai $8,6 miliar per tahun, dan 40% orang yang terkena rabies adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun.
4. Lalat Tsetse
Trypanosomiasis, penyakit endemik di 36 negara Afrika sub-Sahara, disebabkan oleh transmisi parasit oleh lalat tsetse yang terinfeksi.
Orang yang terkena penyakit ini dan tidak segera mendapatkan pengobatan bisa mengalami kondisi fatal.
Kasus tahunan trypanosomiasis diperkirakan berjumlah hingga puluhan ribu hingga tahun 2009.
Kabar baiknya, upaya pengendalian berkelanjutan selama beberapa dekade terakhir telah mengurangi jumlah kasus global, dengan hanya 977 kasus yang tercatat pada tahun 2018.
5. Assassin Bug
Mirip dengan lalat tsetse, assassin bug (reduviidae) dikenal karena penyakit yang disebarkannya, yaitu penyakit Chagas.
Terdapat sekitar 6 juta hingga 7 juta orang yang terinfeksi penyakit Chagas secara global, sebagian besar terjadi di perkotaan, yang menyebabkan sekitar 10.000 kematian per tahun.
Meskipun hanya sekitar 30% orang yang terinfeksi menunjukkan gejala, saat muncul, gejala yang terjadi sering kali serius, mulai dari stroke hingga serangan jantung.
6. Siput Air Tawar
Parasit yang dibawa oleh siput air tawar dan menembus kulit manusia bisa menyebabkan penyakit yang disebut schistosomiasis.
Penyakit ini biasanya menyebabkan sakit perut dan masalah pencernaan lainnya.
Kebanyakan orang terinfeksi selama melakukan aktivitas pertanian atau aktivitas lain yang mengekspos mereka ke air kotor.
Masyarakat dengan akses yang tidak memadai terhadap kebersihan dan perawatan medis menjadi kelompok yang dinilai paling berisiko.
WHO memperkirakan tingkat kematian tahunan akibat schistosomiasis mencapai sekitar 200.000 di seluruh dunia.
7. Cacing Gelang Ascaris
Dari semua cacing gelang yang menjadi parasit di saluran pencernaan manusia, Ascaris lumbricoides menyumbang proporsi terbesar.
Cacing ini menyebabkan penyakit yang disebut ascariasis, salah satu infeksi parasit paling umum di dunia, yang menyebabkan sekitar 60.000 kematian setiap tahun.
Meskipun diperkirakan terdapat 800 juta hingga 1,2 miliar orang yang terinfeksi penyakit ini, hanya sekitar 15% yang menimbulkan gejala.
Ascariasis biasanya tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun sampai gejalanya cukup parah sehingga memerlukan perhatian medis.
8. Cacing Pita
Penyebab infeksi usus cacing pita diantaranya adalah makan daging babi yang kurang matang, kebersihan yang buruk, atau meminum air yang terkontaminasi.
Infeksi cacing pita bisa menjadi berbahaya ketika memasuki sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan gejala neurologis seperti serangan epilepsi.
Di komunitas berisiko tinggi, parasit ini dikaitkan dengan hingga 70% kasus epilepsi.
Juga dikenal sebagai “cacing pita babi,” Taenia solium adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia akibat penyakit yang diperantarai oleh makanan.
9. Buaya Nil
Meskipun sejumlah besar kematian tahunan akibat buaya tidak dilaporkan, dicatat, atau disaksikan, diperkirakan buaya Sungai Nil membunuh sekitar 1.000 orang per tahun.
Reptil besar ini kemungkinan bertanggung jawab atas sebagian besar serangan karena memiliki sifat yang agresif.
Tidak hanya itu, sebagai salah satu spesies buaya air tawar terbesar, habitat buaya Nil juga diketahui tersebar luas.
Di Mozambik, terdapat lebih dari 300 serangan buaya Nil setiap tahun.
Sedangkan di Namibia, diperkirakan terdapat sekitar 150 serangan pada manusia dan ternak setiap tahunnya.
10. Kuda Nil
Kuda nil mungkin tampak tidak berbahaya saat berendam di air, tetapi mamalia besar ini sebenarnya cukup agresif dan diyakini membunuh antara 500 hingga 3.000 manusia per tahun.
Faktanya, serangan kuda nil menyumbang persentase kematian tertinggi (86,7%) jika dibandingkan dengan serangan singa dan macan tutul.
Penduduk di Afrika Timur cenderung tinggal di dekat habitat kuda nil, sehingga meningkatkan kemungkinan konflik antara kuda nil dengan manusia.
11. Gajah Asia
Meskipun gajah Afrika berukuran lebih besar dan umumnya dianggap lebih agresif daripada gajah Asia, serangan gajah Asia pada manusia tercatat lebih sering terjadi.
Gajah Afrika hidup di wilayah jelajah yang lebih luas dan kawasan lindung yang luas (jauh dari pemukiman manusia), sedangkan habitat gajah Asia adalah hutan yang lebih mungkin bersinggungan dengan tempat tinggal manusia.
Gajah Asia juga lebih mudah dijinakkan, sehingga sering berinteraksi langsung dengan manusia, yang pada gilirannya memperbesar risiko terjadinya kecelakaan atau serangan.
Di India, diperkirakan terjadi sekitar 500 kematian akibat serangan gajah tiap tahunnya.
12. Singa
Tidak mengherankan jika kucing besar ganas ini menjadi salah satu hewan paling berbahaya di dunia.
Di Tanzania saja, singa Afrika menyerang 1.000 orang antara tahun 1994 hingga 2014.
Sebuah penelitian di Afrika Timur menemukan bahwa kemungkinan serangan singa liar meningkat akibat jarak yang semakin dekat antara desa dengan hutan terbuka dan padang semak yang menjadi habitat singa.
Ketika manusia terus berekspansi ke wilayah yang lebih dekat dengan kawasan lindung dan habitat singa, serangan dipastikan akan terus meningkat.
13. Serigala
Sementara serigala di alam liar biasanya tidak berbahaya bagi manusia, predator ini semakin menunjukkan perilaku yang lebih berani di sekitar manusia selama abad terakhir.
Banyak bahaya dari serangan serigala diakibatkan rabies, tetapi pola serangan lain yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan kelangkaan makanan atau hilangnya habitat.
Meskipun tidak semua kasus serangan terjadi di kawasan lindung, taman nasional di Amerika Utara biasanya memiliki pedoman untuk melindungi pengunjung dari serangan serigala.
14. Hiu Putih Besar
Reputasi hiu sebagai penyerang mematikan sebenarnya terlalu dilebih-lebihkan.
Risiko kematian akibat kecelakaan kembang api diketahui lebih besar dibanding serangan hiu.
Namun, bukan berarti hiu tidak berbahaya. Setiap tahun diperkirakan terjadi ratusan serangan hiu yang mengakibatkan belasan kematian.
Hiu putih besar (great white shark) bertanggung jawab atas sebagian besar kematian akibat serangan hiu, terhitung lebih besar 200 kematian daripada hiu macan sebagai spesies hiu paling mematikan kedua, sejak tahun 1850.
Hiu putih, hiu macan, dan hiu banteng lebih mungkin menyerang manusia karena umumnya ditemukan di daerah di mana manusia menggunakan wilayah pantai untuk rekreasi atau olahraga.
Spesies hiu tersebut juga memiliki gigi bergerigi tajam yang lebih mematikan.
15. Ubur-ubur Kotak Australia
Ditemukan terutama di Indo-Pasifik dan Australia utara, ubur-ubur kotak (box jellyfish) Australia dikenal sebagai salah satu hewan laut paling berbisa di dunia.
Tentakelnya ditutupi anak panah kecil yang mengandung toksin, yang bila terkena manusia bisa menyebabkan kelumpuhan, serangan jantung, atau kematian segera.
Ubur-ubur kotak – yang dianggap lebih mematikan daripada ubur-ubur biasa karena kemampuannya berenang, alih-alih hanya mengapung – dapat menumbuhkan tentakel hingga 3 meter.[]