Frankincense essential oil telah digunakan sejak zaman kuno untuk keperluan relijius dan tujuan pengobatan.
Essential oil ini juga digunakan sebagai bahan dalam parfum, dupa, dan produk perawatan kulit.
Juga disebut olibanum, frankincense essential oil memiliki aroma kayu yang manis dan sering digunakan untuk meredakan stres.
Sejarah Frankincense
Frankincense (kemenyan) adalah resin aromatik yang digunakan dalam dupa dan parfum, diperoleh dari pohon genus Boswellia dalam keluarga Burseraceae, khususnya Boswellia sacra, B. carterii, B. frereana, B. serrata, dan B. papyrifera.
Kata bahasa Inggris “frankincense” berasal dari bahasa Perancis Kuno “franc encens” (dupa kualitas tinggi).
Terdapat empat spesies utama Boswellia yang menghasilkan frankincense (kemenyan).
Resin dari masing-masing spesies tersedia dalam kualitas berbeda. Kualitas tergantung pada waktu panen, warna, aroma, dan bentuk.
Frankincense telah diperdagangkan di Semenanjung Arab, di Afrika Utara, dan Somalia selama lebih dari 5000 tahun.
Sebuah mural yang menggambarkan karung kemenyan yang diperdagangkan dari Tanah Punt menghiasi dinding kuil Mesir Kuno Ratu Hatshepsut, yang meninggal sekitar tahun 1458 SM.
Frankincense adalah salah satu dupa (wewangian) disucikan (HaKetoret) yang dijelaskan dalam Alkitab Ibrani dan Talmud serta digunakan dalam upacara Ketoret.
Kota yang hilang, Ubar, kadang-kadang diidentifikasi sebagai Irem, yang terletak di Oman, diyakini pernah menjadi pusat perdagangan frankincense.
Ubar ditemukan kembali pada awal 1990-an dan masih terus dilakukan penggalian arkeologi.
Sejarawan Yunani Herodotus, akrab dengan frankincense dan mengetahui komoditi ini dipanen dari pohon yang berasal dari Arabia Selatan.
Arabia Selatan memang dikenal sebagai eksportir utama frankincense di zaman kuno, dan diyakini bahwa komoditi ini diperdagangkan hingga Cina.
Perkiraan produksi dunia tahunan frankincense saat ini bervariasi, tetapi umumnya sekitar beberapa ribu ton.
Lebih dari 82% dari total produk berasal dari Somalia, dengan daerah produsen lain meliputi Arabia Selatan dan Ethiopia, Sudan, serta negara-negara Afrika tengah lainnya.
Manfaat Frankincense
Selama lebih dari 5.000 tahun, frankincense (kemenyan) telah diketahui memiliki banyak manfaat dan tidak sekedar digunakan sebagai minyak urapan.
Frankincense digunakan untuk mendukung sistem kekebalan tubuh, melawan infeksi dan menyembuhkan penyakit, bahkan sebagai pengobatan alami potensial untuk kanker.
Manfaat frankincense (kemenyan) paling umum termasuk:
- Mengurangi peradangan
- Memiliki sifat melawan kanker
- Kesadaran spiritual
- Meningkatkan imunitas
- Melawan infeksi
- Meringankan kecemasan
- Meningkatkan kondisi kulit dan mengurangi jerawat serta bekas luka
Penelitian yang dilakukan oleh University of Leicester di Inggris telah membuka kemungkinan tentang potensi frankincense untuk mengobati kanker ovarium.
Menggunakan senyawa AKBA (acetyl-11-keto-beta-boswellic acid), penelitian yang didanai pemerintah Oman menemukan potensi frankincense dalam menargetkan sel-sel kanker pada pasien kanker ovarium stadium akhir.
Peneliti utama Kamla Al-Salmani menjelaskan: “Setelah setahun mempelajari senyawa AKBA dengan lini sel kanker ovarium in vitro, kami mampu menunjukkan bahwa frankincense efektif membunuh sel-sel kanker.”
Frankincense (kemenyan) dianggap tidak memiliki efek samping.
Temuan penelitian tersebut memiliki potensi besar untuk dibawa ke uji klinis di masa depan dan berkembang menjadi pengobatan tambahan untuk kanker ovarium.
Perlu diingat bahwa penelitian ini memfokuskan pada Boswellic acid, senyawa larut dalam air yang hanya ditemukan dalam bubuk frankincense.
Namun, terdapat senyawa lain yang ditemukan dalam frankincense oil (minyak kemenyan) yang juga menunjukkan manfaat dalam uji coba laboratorium untuk melawan sel-sel kanker.
Sifat Pembunuh Kanker Frankincense
Digunakan karena memiliki sifat anti-inflamasi, frankincense, juga dikenal sebagai Boswellia serrata, telah menjadi obat tradisional bagi beberapa masalah kesehatan, termasuk asma, radang lambung dan kondisi kulit.
Penelitian yang dilakukan University of Leicester menyarankan bahwa kekuatan melawan penyakit frankincense (kemenyan) mungkin lebih besar dibanding dugaan sebelumnya.
Para peneliti berhasil menghubungkan AKBA sebagai pengobatan potensial untuk kanker otak, kanker payudara, kanker usus, kanker pankreas, kanker prostat dan kanker perut.
Menurut peneliti dari Baylor University Medical Center di Dallas, sifat anti-kanker frankincense antara lain disebabkan oleh regulating cellular epigenetic machinery, yang memiliki kemampuan mempengaruhi gen untuk mempromosikan penyembuhan.
Peneliti di Baylor menekankan bahwa potensi ini membuat Boswellia menjadi kandidat layak untuk pencegahan dan pengobatan kanker.
Pengobatan Alami Kanker dengan Frankincense Oil
Orang yang memutuskan menambahkan Boswellia serrata ke dalam rencana perawatan kanker akan mendapatkan dua manfaat dari minyak esensial yang menakjubkan ini.
Bagi banyak pasien kanker, terdapat waktu ketika pengobatan kanker menjadi lebih buruk dari kanker itu sendiri.
Sering terjadi, efek samping pengobatan kanker dapat membuat kanker terasa lebih berat bagi banyak pasien.
Misalnya, pasien kanker otak yang mengalami cerebral edema (pembengkakan di kepala) setelah menjalani radiasi tumor.
Biasanya, pasien seperti ini dirawat dengan dexamethasone dan corticosteroid lain untuk mengendalikan pembengkakan, tetapi hal ini juga berisiko mengingat steroid bisa memicu berbagai komplikasi.
Akhirnya, pasien justru menderita akibat racun dari obat yang seharusnya membantu menyembuhkan mereka.
Efek samping pengobatan steroid diantaranya sakit kepala, migrain, dan bahkan penglihatan kabur.
Untungnya, frankincense (kemenyan) menawarkan solusi alami untuk masalah mengerikan ini.
Kembali pada tahun 2011, jurnal Cancer menerbitkan hasil percobaan klinis pada 44 orang untuk mengevaluasi bagaimana pengaruh frankincense pada pembengkakan otak.
Hasil menunjukkan 60 persen pasien mengalami pengurangan pembengkakan otak 75% atau lebih setelah dirawat dengan 4.200 miligram frankincense per hari.
Hasil ini dianggap sangat penting hingga para ilmuwan mendesak komunitas medis untuk mempertimbangkan resep minyak esensial frankincense, bukan steroid, untuk pasien kanker yang menjalani pengobatan radiasi.
Seperti yang terlihat di atas, jika Boswellia serrata dapat membunuh sel kanker dan mencegah tumor, maka potensi pengobatan alami menjadi terbuka amat luas.
Manfaat Kekebalan Tubuh Frankincense
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Phytotherapy Research, ketika tikus mengambil 1-10 miligram Boswellia serrata secara oral, ditemukan sistem kekebalan tubuh tikus mengalami peningkatan, termasuk:
- Menunda reaksi hipersensitivitas (dari 24 jam menjadi 48 jam)
- IgG
- IgM
- Cytokine (interferon gamma, interleukin-4, dan tumor necrosis factor-alpha)
- Interaksi-sel T (CD4/CD8, yang umumnya rendah pada pasien AIDS)
Dalam istilah awam, frankincense (kemenyan) secara signifikan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Frankincense bekerja dengan merangsang produksi limfosit (sel darah putih, yang menjadi bagian pertahanan utama tubuh) dan dengan mencegah terjadinya peradangan (yang menjadi faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis).
Kondisi ini juga menjelaskan mengapa frankincense sangat efektif mengobati kondisi autoimun seperti asma bronkial, penyakit Crohn, rheumatoid arthritis dan kolitis ulserativa.
Menambahkan frankincense ke rejimen kesehatan alami Anda mampu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Frankincense essential oil (minyak esensial kemenyan) dapat digunakan dalam diffuser untuk mengobati kondisi pernafasan, atau dapat pula dioleskan langsung pada kulit.
Akhirnya, Anda juga dapat mengambil frankincense (Boswellia) sebagai suplemen dengan meneteskan beberapa tetes frankincense oil di bawah lidah, di langit-langit mulut atau diminum dalam bentuk kapsul bubuk untuk pengobatan berbagai kondisi kesehatan.[]