Bagaimana cara membedakan antara buaya dengan alligator?
Banyak orang tidak mengetahui perbedaan antara buaya dengan alligator dan mempertukarkan kedua istilah tersebut.
Padahal, meskipun memiliki beberapa kesamaan, kedua reptil tersebut memiliki berbagai perbedaan fisik dan perilaku.
Keduanya juga termasuk dalam keluarga biologis yang berbeda.
Perbedaan Buaya vs. Alligator
Berikut adalah beberapa perbedaan antara buaya dengan alligator.
1. Buaya Memiliki Moncong Berbentuk V, Alligator Berbentuk U
Bentuk moncong adalah hal pertama yang harus dilihat untuk membedakan antara buaya dengan alligator.
Alligator memiliki moncong besar dan lebar yang berbentuk seperti huruf U.
Di lain sisi, buaya memiliki moncong runcing berbentuk V.
Moncong buaya bisa lebar atau sangat sempit, tetapi bentuknya akan selalu runcing seperti huruf V.
Rahang buaya juga menutup dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke atas.
Pada rahang buaya akan terlihat gigi atas dan bawah dalam semacam formasi ‘bergerigi’ dengan setidaknya lima gigi bawah yang terlihat.
Tidak seperti buaya, rahang alligator menutup ke bawah sehingga hanya terlihat gigi atasnya.
Takik di rahang bawah menyembunyikan gigi bawah saat mulut alligator tertutup.
2. Buaya dan Alligator Memiliki Warna Berbeda
Warna adalah salah satu cara termudah untuk membedakan antara buaya dan alligator.
Kebanyakan buaya memiliki warna hijau, abu-abu, coklat, atau hitam.
Buaya biasanya juga memiliki pola belang-belang atau bintik-bintik sehingga membantu mereka berbaur dengan alga dan lingkungan sekitarnya.
Warna spesies buaya lazimnya juga menyesuaikan dengan warna lingkungannya.
Misalnya, buaya air asin memiliki warna kulit kehijauan sehingga membantunya berbaur dengan alga.
Buaya Nil memiliki bintik-bintik hijau tua dan coklat yang cocok dengan substrat Sungai Nil.
Sebaliknya, alligator biasanya berwarna hijau tua hingga hitam.
Alligator Amerika berwarna hijau tua mengkilap yang bisa terlihat hampir hitam dengan warna jauh lebih gelap daripada buaya.
Sama seperti buaya, warna alligator akan bervariasi berdasarkan habitatnya.
Buaya cenderung hidup di daerah perairan terbuka dengan lebih banyak alga sehingga biasanya memiliki warna yang lebih hijau agar serasi dengan habitatnya.
Di lain sisi, alligator cenderung tinggal di dekat tepi sungai dan danau sehingga warnanya terlihat menyatu dengan lumpur.
3. Buaya Berukuran Lebih Besar Dibanding Alligator
Kebanyakan buaya berukuran lebih besar dari alligator. Buaya air asin adalah yang terbesar dan bisa mencapai panjang hingga 7 meter.
Buaya air asin atau buaya muara juga hidup di Indonesia dan beberapa kali diberitakan menimbulkan korban pada manusia.
Sedangkan alligator jantan memiliki ukuran dengan kisaran 3,5 m hingga 4 m dengan berat antara 400 kg hingga 500 kg.
Namun, sulit untuk menentukan ukuran hewan tersebut jika dilihat dari kejauhan, apalagi saat mereka sedang berada di dalam rawa atau sungai.
4. Buaya Lebih Agresif Dibanding Alligator
Buaya tidak boleh didekati atau diganggu karena terkenal akan keganasannya.
Buaya berukuran besar seperti buaya Sungai Nil dan buaya muara (saltwater) dikenal karena serangannya terhadap manusia.
Buaya adalah predator oportunistik yang akan mengejar apapun yang bergerak. Buaya yang lapar tidak akan segan-segan menyerang manusia yang terlalu dekat.
Terdapat beberapa ratus serangan buaya yang dilaporkan pada manusia setiap tahun. Jumlah ini melebihi angka serangan hiu tahunan.
Di lain sisi, alligator hanya menyumbang kurang dari enam persen dari semua serangan buaya yang dilaporkan.
Alligator dikenal pemalu dan takut pada kehadiran manusia dan hanya akan menyerang saat diganggu atau saat sedang melindungi telur atau anaknya.
5. Buaya Memiliki Gigitan Lebih Kuat
Buaya memiliki gigi tajam dan runcing serta dirancang untuk merobek mangsanya.
Buaya memiliki kekuatan gigitan yang luar biasa sekitar 3700 psi.
Di lain pihak, rahang alligator dirancang untuk menghancurkan mangsanya, bukan untuk mencabiknya.
Inilah sebabnya mengapa gigi alligator berbentuk kerucut, bukan runcing.
Kekuatan gigitan alligator sekitar 2500 psi.
6. Jumlah Spesies Alligator Lebih Sedikit Dibanding Buaya
Buaya dan alligator sama-sama termasuk dalam ordo Crocodilia. Ordo ini juga mencakup caiman dan gharial.
Aligator dan buaya termasuk dalam ordo yang sama, tetapi tidak berada dalam keluarga yang sama.
Buaya termasuk dalam keluarga Crocodylidae yang mencakup 13 spesies berbeda.
Spesies ini dapat ditemukan di Amerika Serikat, Australia, India, Afrika, dan Asia Tenggara.
Sedangkan alligator termasuk dalam keluarga Alligatoridae. Keluarga ini mencakup dua spesies aligator dan lima spesies caiman.
7. Alligator Memiliki Bintik Hitam Kecil
Buaya dan alligator sama-sama memiliki reseptor tekanan di kulit mereka.
Reseptor ini memungkinkan mereka mengatur tekanan air saat berenang dan mendeteksi riak di air.
Reseptor tekanan terlihat sebagai bintik hitam kecil yang terletak di dekat rahang.
Buaya memiliki reseptor tekanan tembus cahaya dan tersebar di seluruh tubuh mereka.
Inilah salah satu alasan buaya mampu berenang lebih baik di perairan terbuka jika dibandingkan dengan alligator.
Buaya juga memiliki kelenjar garam di bagian lidah sehingga memungkinkan mereka berosmoregulasi di daerah bersalinitas tinggi. Aligator tidak memiliki kelenjar garam.
8. Alligator Bisa Hidup di Wilayah dengan Iklim Lebih Dingin
Sebagian besar spesies buaya hidup di rawa-rawa dan lahan basah di sepanjang sungai dan danau.
Kadang-kadang buaya juga menjelajah ke aliran sungai hingga bagian muara karena bisa hidup di perairan yang asin.
Alligator biasanya hidup lebih dekat ke pantai. Habitat alami mereka sebagian besar adalah daerah rawa, danau dan aliran sungai. Alligator tidak bisa hidup di perairan asin.
Kedua spesies ini termasuk hewan berdarah dingin, tetapi buaya membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk bertahan hidup.
Buaya hidup pada wilayah dalam kisaran suhu dari 29 hingga 34° C. Alligator dapat bertahan hidup pada suhu serendah 25° C sebelum menjadi tidak aktif.
9. Buaya Berusia Lebih Tua dari Alligator
Keberadaan buaya bisa ditelusuri kembali ke sekitar 70 juta tahun yang lalu pada akhir periode Cretaceous.
Namun, nenek moyang buaya berusia lebih tua dari itu. Hewan yang kemudian menjadi buaya dapat ditelusuri kembali ke periode Jurassic.
Nenek moyang buaya air dikenal sebagai ‘Thalattosuchia’ dan hidup lebih dari 200 juta tahun yang lalu.
Buaya pertama yang bisa hidup darat adalah Sarcosuchus yang eksis sekitar 110 juta tahun yang lalu dan memiliki panjang lebih dari 12 meter.
Alligator juga bisa ditelusuri kembali ke periode akhir Cretaceous, tetapi nenek moyang mereka tidak setua nenek moyang buaya.
Spesies alligator awal meliputi Deinosuchus dan Mourasuchus.
Spesies ini sama-sama berasal dari periode Cretaceous akhir dan bukan periode Jurassic.
Itu sebab, berdasar dari catatan fosil, buaya eksis lebih lama dibandingkan alligator.
10. Masa Hidup Buaya Lebih Panjang dari Alligator
Buaya hidup lebih lama dari aligator. Umur rata-rata buaya antara 70-100 tahun, sedangkan umur rata-rata alligator biasanya antara 30-50 tahun.
Fakta Terbaru
Pada tahun 2018, para peneliti dari Jepang telah mengidentifikasi apa yang mereka yakini sebagai fitur lain yang membedakan buaya dengan alligator.
Alligator cenderung memiliki tulang humerus (tungkai depan atas) yang lebih pendek di kaki depan dan femur (tungkai belakang atas) yang lebih pendek di tungkai belakang dibandingkan buaya.
Perbedaan ini terbilang kecil, dan bukan sesuatu yang mudah diamati. Tetapi temuan ini mungkin memberikan pengetahuan tentang cara kedua reptil itu bergerak.[]