Secara sederhana, komunisme bisa dianggap sebagai bentuk sosialisme yang ekstrim.
Banyak negara memiliki partai politik sosialis yang dominan tetapi sangat sedikit yang benar-benar bercorak komunis.
Faktanya, sebagian negara yang dianggap sebagai benteng kapitalis seperti AS dan Inggris memiliki program pemerintah yang meminjam dari prinsip-prinsip sosialis.
Sosialisme terkadang digunakan secara bergantian dengan komunisme, tetapi kedua filosofi tersebut sebenarnya memiliki beberapa perbedaan mencolok.
Komunisme sejatinya adalah sistem politik, sementara sosialisme pada dasarnya adalah sistem ekonomi yang dapat eksis di bawah berbagai sistem politik yang berbeda.
Karl Marx dan Asal Komunisme
Sosialisme muncul sebagai tanggapan terhadap perubahan ekonomi dan sosial ekstrim yang dipicu oleh Revolusi Industri yang melibatkan perjuangan para pekerja.
Banyak pekerja menjadi semakin miskin ketika pemilik pabrik dan industrialis lainnya memperoleh kekayaan yang sangat besar.
Pada paruh pertama abad ke-19, pemikir sosialis awal seperti Henri de Saint-Simon, Robert Owen dan Charles Fourier mulai menyumbangkan pemikiran untuk menata kembali masyarakat.
Ide mereka berkisar pada upaya menata masyarakat berdasarkan kerja sama dan berbasis komunitas, alih-alih persaingan yang melekat dalam kapitalisme, di mana pasar bebas mengendalikan penawaran dan permintaan barang.
Kemudian muncullah Karl Marx, filsuf dan ekonom politik Jerman, yang menjadi salah satu pemikir sosialis paling berpengaruh dalam sejarah.
Bersama rekannya, Friedrich Engels, Marx menerbitkan The Communist Manifesto pada tahun 1848, yang memuat sebuah bab yang mengkritik model-model sosialis sebelumnya sebagai impian “utopis” yang sama sekali tidak realistis.
Marx berargumen bahwa semua sejarah adalah sejarah perjuangan kelas.
Kelas pekerja (atau proletariat) pasti akan menang atas kelas kapital (borjuasi) dan mendapatkan kendali atas alat-alat produksi, untuk kemudian menghapus perbedaan kelas.
Komunisme, sering disebut pula sebagai sosialisme revolusioner, kemudian diperkuat oleh teori-teori Marx yang pada akhirnya membawanya ke ujung ekstrem.
Kaum Marxis juga sering menyebut sosialisme sebagai fase pertama yang diperlukan dalam perjalanan dari kapitalisme ke komunisme.
Marx dan Engels sendiri tidak secara konsisten atau jelas membedakan komunisme dari sosialisme.
Definisi Komunisme Murni
Komunisme murni adalah sistem ekonomi, politik, dan sosial di mana sebagian besar atau semua properti dan sumber daya dimiliki secara kolektif oleh masyarakat bebas kelas alih-alih oleh individu.
Menurut teori yang dikembangkan oleh Karl Marx, komunisme murni menghasilkan masyarakat di mana semua orang sederajat dan tidak perlu uang atau mengakumulasi kekayaan individu.
Tidak terdapat kepemilikan pribadi atas sumber daya ekonomi, dengan pemerintah pusat mengendalikan semua aspek produksi.
Output ekonomi juga harus didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Perselisihan sosial antara pekerja kerah putih dan pekerja kerah biru serta antara budaya pedesaan dan perkotaan akan dihilangkan, membebaskan setiap orang untuk mencapai potensi kemanusiaannya yang tertinggi.
Di bawah komunisme murni, pemerintah pusat menyediakan semua kebutuhan dasar bagi rakyat, seperti makanan, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan, sehingga rakyat mendapatkan manfaat secara adil dari kerja bersama.
Akses gratis ke kebutuhan ini harus menyesuaikan pada kemajuan teknologi agar berkontribusi pada produksi yang semakin besar.
Pada tahun 1875, Marx menciptakan ungkapan yang digunakan untuk meringkas komunisme, “Dari masing-masing orang sesuai kemampuannya, ke masing-masing orang sesuai kebutuhannya.”
Definisi Sosialisme Murni
Sosialisme murni adalah sistem ekonomi di mana setiap individu, melalui pemerintahan yang dipilih secara demokratis, diberikan bagian yang sama dari empat faktor produksi ekonomi: tenaga kerja, kewirausahaan, barang modal, dan sumber daya alam.
Sosialisme didasarkan pada asumsi bahwa semua orang secara alamiah ingin bekerja sama, tetapi terhalang oleh sifat kompetitif kapitalisme.
Sosialisme adalah sistem ekonomi di mana setiap orang dalam masyarakat memiliki faktor-faktor produksi secara setara.
Kepemilikan dan pengelolaan alat produksi dilakukan oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis.
Kepemilikan juga bisa didapat melalui koperasi atau perusahaan publik di mana setiap orang memiliki saham.
Seperti dalam ekonomi komando, pemerintah sosialis menggunakan perencanaan terpusat untuk mengalokasikan sumber daya berdasarkan kebutuhan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Output ekonomi didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan tingkat kontribusi masing-masing individu.
Pada tahun 1980, penulis dan sosiolog Amerika, Gregory Paul, memberi penghormatan kepada Marx dengan menciptakan frasa yang biasa digunakan untuk menggambarkan sosialisme, “Dari masing-masing orang sesuai kemampuannya, untuk masing-masing orang sesuai kontribusinya.”
Perbedaan Utama antara Komunisme dan Sosialisme
Di bawah komunisme, tidak terdapat yang dinamakan milik pribadi.
Semua properti adalah milik bersama, dan setiap orang menerima bagian berdasarkan apa yang mereka butuhkan.
Pemerintah pusat yang kuat mengontrol semua aspek produksi ekonomi.
Pemerintah menyediakan kebutuhan dasar bagi warga negara, termasuk makanan, perumahan, perawatan medis, dan pendidikan.
Sebaliknya, di bawah sosialisme, individu masih bisa memiliki properti.
Tetapi produksi industri atau alat utama untuk menghasilkan kekayaan dimiliki dan dikelola secara komunal oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis.
Perbedaan utama lainnya antara sosialisme versus komunisme adalah cara mencapainya.
Dalam komunisme, revolusi kekerasan di mana para pekerja bangkit melawan kelas menengah dan atas dipandang sebagai bagian yang tak terhindarkan untuk mencapai negara komunis murni.
Di lain sisi, sosialisme adalah ideologi yang tidak terlalu kaku dan lebih fleksibel.
Sosialisme berusaha mencapai tujuannya melalui proses demokrasi dalam struktur sosial dan politik yang ada, bukan menggulingkan struktur tersebut.
Dalam komunisme, setiap orang menerima bagian berdasarkan apa yang mereka butuhkan.
Sebaliknya, sosialisme didasarkan pada gagasan bahwa seseorang akan diberi kompensasi berdasarkan tingkat kontribusi individu terhadap perekonomian.
Tidak seperti di komunisme, sistem ekonomi sosialis masih menghargai upaya dan inovasi individu.
Sosial demokrasi, bentuk paling umum dari sosialisme modern, berfokus pada pencapaian reformasi sosial dan redistribusi kekayaan melalui proses demokrasi, dan dapat hidup berdampingan dengan ekonomi kapitalis pasar bebas.
Apa Itu Sosial Demokrasi?
Sosialisme demokratik adalah ideologi ekonomi, sosial, dan politik yang menyatakan bahwa masyarakat dan ekonomi harus dijalankan secara demokratis.
Sistem ini bertujuan memenuhi kebutuhan rakyat secara keseluruhan, alih-alih mendorong kemakmuran individu seperti dalam kapitalisme.
Sosialis demokratik menganjurkan transisi masyarakat dari kapitalisme ke sosialisme melalui proses demokrasi partisipatoris, daripada menyulut revolusi seperti yang dicirikan oleh Marxisme ortodoks.
Layanan yang dibutuhkan secara universal seperti perumahan, utilitas, angkutan umum, dan perawatan kesehatan didistribusikan oleh pemerintah, sedangkan barang konsumsi didistribusikan oleh pasar bebas kapitalistik.
Paruh kedua abad ke-20 menyaksikan munculnya versi yang lebih moderat dari demokrasi sosialis yang menganjurkan kombinasi kontrol sosialis dan kapitalis atas semua alat produksi ekonomi.
Selain itu, diselenggarakan pula program kesejahteraan sosial yang ekstensif untuk membantu menyediakan kebutuhan dasar masyarakat.
Contoh Negara Komunis
Tidak mudah untuk mengklasifikasikan suatu negara sebagai komunis atau sosialis.
Beberapa negara, meskipun diperintah oleh Partai Komunis, menyatakan diri mereka sebagai negara sosialis dan menerapkan banyak aspek kebijakan ekonomi dan sosial sosialis.
Tiga negara yang biasanya dianggap sebagai negara komunis, terutama karena struktur politiknya, adalah Cina, Kuba, dan Korea Utara.
> Cina
Partai Komunis Cina memiliki dan secara ketat mengontrol semua industri yang beroperasi untuk menghasilkan keuntungan bagi pemerintah melalui ekspor dan kegiatan ekonomi lainnya.
Pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dikelola oleh pemerintah dan diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.
Namun, pembangunan perumahan dan properti beroperasi di bawah sistem kapitalis yang sangat kompetitif.
> Kuba
Partai Komunis Kuba memiliki dan menjalankan sebagian besar industri, dengan kebanyakan penduduk bekerja untuk negara.
Perawatan kesehatan dikendalikan pemerintah dengan pendidikan dasar hingga tinggi disediakan gratis.
Perumahan juga disediakan gratis atau disubsidi oleh pemerintah.
> Korea Utara
Diperintah oleh Partai Komunis hingga tahun 1946, Korea Utara sekarang beroperasi di bawah “Konstitusi Sosialis Republik Demokratik Rakyat Korea.”
Pemerintah memiliki dan mengontrol semua lahan pertanian, pekerja, dan jalur distribusi makanan.
Pemerintah juga menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan universal untuk semua warga negara.
Kepemilikan pribadi atas properti dilarang. Sebaliknya, pemerintah memberi warga negara hak atas penggunaan rumah yang dimiliki oleh pemerintah.
Contoh Negara Sosialis
Kebanyakan negara modern yang mengidentifikasi diri mereka sebagai sosialis mungkin tidak secara ketat mengikuti sistem ekonomi atau sosial yang diasosiasikan dengan sosialisme murni.
Sebaliknya, sebagian besar negara yang dianggap sosialis umumnya menerapkan kebijakan sosialisme demokratis.
Norwegia, Swedia, dan Denmark semuanya menerapkan sistem yang didominasi sosialisme demokratis.
Pemerintah yang dipilih secara demokratis dari ketiga negara tersebut menyediakan perawatan kesehatan dan pendidikan gratis, serta pensiun seumur hidup.
Sebagai konsekuensi, warganya harus membayar pajak yang masuk dalam kategori tertinggi di dunia.
Ketiga negara tersebut juga memiliki sektor kapitalis yang sangat sukses.
Dengan sebagian besar kebutuhan disediakan oleh pemerintah, terdapat sedikit dorongan untuk mengumpulkan kekayaan.
Akibatnya, sekitar 10% populasi memiliki lebih dari 65% kekayaan di setiap negara (Norwegia, Swedia, Denmark).[]