Sosiopat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tampaknya tidak memiliki hati nurani (belas kasihan).
Dalam kebanyakan kasus, deskripsi tersebut digunakan untuk memberi label seseorang yang penuh dengan kebencian.
Hal yang sama berlaku untuk istilah psikopat yang bagi banyak orang diartikan sebagai sosiopat yang lebih berbahaya, seperti pembunuh berantai.
Secara klinis, sosiopat atau psikopat adalah orang yang menunjukkan ciri-ciri gangguan kepribadian antisosial atau antisocial personality disorder (APD).
Orang dengan gangguan ini dicirikan sebagai abai terhadap hak dan/atau perasaan orang lain.
Sosiopati dan psikopati dianggap sebagai dua jenis APD.
Sementara istilah sosiopat dan psikopat sering dipertukarkan, keduanya memiliki garis perbedaan yang cukup tegas.
Apa itu Gangguan Kepribadian Antisosial?
Dokter tidak mendiagnosis orang sebagai sosiopat atau psikopat, melainkan menggunakan istilah gangguan kepribadian antisosial atau antisocial personality disorder (APD).
Sebelumnya, gangguan ini disebut sosiopati. Seseorang yang didiagnosis mengalami sosiopati akan disebut sosiopat.
Namun dalam lingkungan klinis, istilah ini tidak lagi digunakan
Terdapat perdebatan mengenai apakah psikopat merupakan bentuk lebih parah dari gangguan kepribadian antisosial atau merupakan diagnosis terpisah namun terkait.
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial bertindak dengan cara yang bertentangan dengan norma yang dapat diterima secara sosial.
Mereka cenderung melanggar hukum dan merasa sedikit atau tidak merasa bersalah saat melakukan sesuatu yang salah.
Kondisi ini biasanya berkembang di masa kanak-kanak, tetapi biasanya tidak didiagnosis sampai seseorang berusia 18 tahun atau lebih.
Hal ini karena anak-anak yang memiliki masalah antisosial biasanya didiagnosis sebagai memiliki gangguan perilaku.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial umumnya akan melakukan hal-hal seperti:
- Menipu orang lain untuk keuntungan pribadi
- Melakukan kejahatan
- Mengabaikan aturan atau keselamatan orang lain
- Bertindak secara impulsif atau agresif
- Bertindak dingin terhadap orang lain
- Berbohong tentang hal-hal besar dan kecil
- Memiliki sedikit, jika ada, hubungan dekat
- Mengalami kesulitan mempertahankan pekerjaan atau mengerjakan tugas sekolah
- Mengambil resiko yang tidak diperlukan
Apa itu Psikopati?
Psikopat adalah orang yang menunjukkan psikopati.
Psikopati bukan diagnosis, melainkan serangkaian sifat.
Kriteria psikopati meliputi gejala psikologis dan perilaku spesifik tertentu.
Di sisi lain, ukuran gangguan kepribadian antisosial sebagian besar berfokus pada perilaku yang terlihat.
Sekitar 25% -30% orang dengan gangguan kepribadian antisosial juga menderita psikopati.
Tetapi seseorang tidak dapat mengetahui apakah seseorang menderita psikopati hanya dengan melakukan tes untuk gangguan antisosial.
Untuk bisa melihatnya, seorang dokter terlatih biasanya akan menggunakan daftar periksa yang disebut Hare Psychopathy Checklist-Revised.
Daftar tersebut berisi 20 karakteristik. Seseorang, biasanya penjahat, akan dianggap psikopat jika “mendapat nilai” tinggi pada daftar periksa tersebut.
Berikut adalah beberapa ciri umum psikopat:
- Tidak tulus dan berpura-pura
- Mudah bosan
- Melakukan kebohongan kompulsif
- Manipulatif
- Tidak memiliki rasa bersalah atau pernah menyesal
- Memiliki sedikit reaksi emosional
- Kejam tanpa empati
- Memanfaatkan orang lain
- Mengalami masalah perilaku sejak masa kanak-kanak
- Tidak bisa menerima tanggung jawab
- Memiliki banyak hubungan seksual
Di Amerika, penelitian sebagian besar difokuskan pada psikopat pria.
Psikopat berkontribusi pada sekitar 1% dari populasi umum, tetapi menyumbang 20% -30% penghuni penjara di Amerika.
Apakah Sosiopat dan Psikopat Memiliki Hati Nurani?
Perbedaan utama antara psikopat dan sosiopat adalah apakah mereka memiliki hati nurani.
Hati nurani diartikan sebagai suara dari dalam yang memberi tahu seseorang ketika dia melakukan sesuatu yang salah.
Seorang psikopat tidak memiliki hati nurani. Saat berbohong agar bisa mencuri, seorang psikopat tidak akan merasakan keraguan moral, meskipun dia mungkin bisa saja berpura-pura.
Dia mungkin akan mengamati terlebih dahulu untuk kemudian melakukan tindakan merugikan agar tidak ketahuan.
Seorang sosiopat biasanya masih memiliki hati nurani, meskipun dalam kondisi lemah.
Dia mungkin tahu bahwa mencuri adalah salah atau bahkan merasa menyesal, tetapi tidak akan kemudian menghentikan perilakunya.
Sosiopat dan psikopat sama-sama kurang empati atau tidak memiliki kemampuan untuk berada di posisi orang lain dan memahami perasaan mereka.
Tetapi seorang psikopat bahkan tidak menganggap penting orang lain. Seseorang dengan tipe kepribadian ini melihat orang lain sebagai objek yang dapat dia gunakan untuk keuntungannya sendiri.
Penelitian menunjukkan bahwa psikopat 15 hingga 25 kali lebih mungkin melanggar hukum dan berakhir di penjara daripada yang lain.
Perilaku Kejam Sosiopat dan Psikopat
Meskipun banyak yang menganggap sosiopat dan psikopat berbahaya, anggapan ini lebih merupakan gambaran di drama TV alih-alih kondisi sebenarnya.
Kekerasan, meski memang mungkin, bukanlah karakteristik inheren dari sosiopati atau psikopati.
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial akan sering melakukan tindakan untuk memanipulasi orang lain, apakah itu dengan memikat atau menakut-nakuti, tetapi tidak mesti melakukan kekerasan.
Psikopati, di sisi lain, adalah prediktor kuat dari perilaku agresif dan kekerasan di sepanjang hidup seseorang.
Berikut adalah informasi yang ditunjukkan beberapa penelitian:
- Sekitar 90% orang yang dibebaskan dari penjara dengan skor psikopati tinggi melakukan kejahatan dengan kekerasan dalam 20 tahun ke depan. Hanya 40% dari mereka yang mendapat nilai rendah dalam psikopati melakukan hal yang sama.
- Psikopat bertanggung jawab atas kematian lebih dari 50% petugas polisi yang tewas saat menjalankan tugas.
Apa Penyebab Sosiopati dan Psikopati?
Mengapa sebagian orang mengalami gangguan kepribadian antisosial atau psikopati belum bisa dijelaskan secara pasti
Terdapat beberapa hal yang mungkin menyebabkannya, seperti:
– Otak
Orang yang mengalami gangguan ini kemungkinan mengalami masalah dengan sirkuit otak yang mengontrol perilaku.
Penelitian juga menunjukkan bahwa bagian tertentu dari otak penderita psikopati berukuran lebih kecil.
Bagian tersebut termasuk area yang mengontrol empati, pengambilan keputusan moral, rasa bersalah, dan rasa malu.
– Genetika
Seseorang lebih mungkin mengalami gangguan ini jika ada anggota keluarganya, seperti orang tua, mengidapnya.
– Jenis Kelamin
Gangguan kepribadian antisosial dan psikopati dapat terjadi pada wanita, tetapi lebih mungkin muncul pada pria.
– Lingkungan
Terdapat beberapa bukti bahwa orang dengan kelainan ini tidak dididik untuk memahami perbedaan antara benar dan salah saat tumbuh dewasa.
Apakah Gangguan Kepribadian Antisosial dan Psikopati Bisa Disembuhkan?
Gangguan kepribadian antisosial sulit diobati.
Hal ini sebagian disebabkan karena sosiopat atau psikopat bukanlah tipe orang yang berpikir mereka membutuhkan bantuan.
Tetapi gejala tertentu mungkin muncul di masa kanak-kanak. Jika orang tua mengetahui dan berusaha mendapatkan bantuan, maka gangguan tersebut setidaknya tidak akan menjadi parah.
Tidak terdapat cukup bukti bahwa perawatan apa pun bisa menyembuhkan gangguan ini.
Tetapi saat menangani, dokter bisa melakukan terapi bicara untuk mengatasi masalah kemarahan atau masalah kesehatan mental lainnya.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan cognitive behavioral therapy (CBT).
CBT membantu penderita untuk lebih memikirkan secara hati-hati tentang tindakan dan respon mereka terhadap orang lain dan suatu situasi.
CBT tidak akan menyembuhkan, tetapi dapat membantu mengembangkan perilaku yang positif dan tidak terlalu berbahaya.
CBT juga bisa membantu seseorang menerima bahwa dia memiliki gangguan tersebut dan mendorongnya untuk proaktif dalam menanganinya.
Obat juga dapat membantu mengatasi masalah perilaku seperti agresi atau depresi, tetapi tidak dapat menyembuhkan gangguan kepribadian antisosial atau psikopati.[]