Artemis adalah dewi berburu, alam liar, dan kesucian Yunani kuno.
Merupakan putri Zeus dan saudara perempuan Apollo, Artemis adalah pelindung gadis dan wanita muda serta pelindung wanita saat melahirkan.
Artemis dipuja secara luas, dengan situs pemujaannya yang paling terkenal adalah Kuil Artemis di Ephesus, dan merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.

Dalam mitologi Romawi, padanan Artemis adalah Diana, sedangkan dalam tradisi Etruscan, dia dikenal sebagai Artume.
Rusa dan cemara dianggap suci bagi Artemis yang berhubungan dengan posisinya sebagai dewi perburuan dan alam liar.
Seiring perkembangan, Artemis juga dianggap sebagai dewi bulan menggantikan peran Selene.
Artemis dalam Mitologi Yunani
Dalam mitologi Yunani, Artemis adalah putri Zeus dan Leto.
Lahir di Delos atau Ortygia (dekat Ephesus di Turki Barat), dia adalah saudara kembar dewa Apollo.
Legenda mengatakan bahwa Artemis membantu ibunya saat melahirkan saudara kembarnya, Apollo.
Karena kutukan yang ditetapkan atas Leto oleh Hera, istri Zeus, ibu Artemis harus melahirkan anak-anaknya di tempat dimana matahari tidak pernah bersinar.
Sebagai respon, Zeus lantas menciptakan sebuah pulau yang selalu diliputi oleh gelombang laut sehingga tidak terkena sinar matahari.
Pulau ini dikenal sebagai Pulau Delos tempat Leto melahirkan Artemis. Satu bulan kemudian, Apollo menyusul dilahirkan.
Sebagai dewi pelindung perburuan dan alam liar serta patron para hewan, Artemis memiliki busur perak yang dibuat oleh Cyclopes dan sekawanan anjing sebagai teman berburu pemberian dari Pan.
Dia juga dikaitkan dengan hewan liar seperti rusa dan babi hutan (terutama yang muda), hutan, dan bulan.
Sebagai dewi kesucian, persalinan, dan kesuburan, Artemis Kourotrophos adalah pelindung wanita muda, terutama calon pengantin.
Para wanita muda biasanya mempersembahkan mainan masa kecil mereka kepada sang dewi sebagai simbol transisi menuju kedewasaan dan tanggung jawab seorang istri.
Akhirnya, Artemis, sebagai penghuni alam liar, dikaitkan dengan batasan dan transisi, baik secara fisik maupun abstrak.
Mungkin karena alasan ini, kuil-kuil yang didedikasikan untuk Artemis sering dibangun di pinggiran pemukiman manusia atau di tempat-tempat di mana kontur tanah berubah seperti rawa-rawa atau di persimpangan aliran air.

Peran Artemis di Perang Troya
Menurut Iliad karya Homer, Artemis hanya memainkan peran kecil dalam Perang Troya dan paling sering digambarkan sebagai ‘dewi pemanah’ tetapi juga kadang-kadang sebagai ‘dewi perburuan’ dan ‘dewi makhluk liar’.
Mendukung Troya, Artemis terutama menyembuhkan Aeneas setelah terluka oleh Diomedes.
Hesiod dalam Theogony paling sering menggambarkannya sebagai ‘Artemis yang menembakkan panah.’
Episode penting di awal Perang Troya yang melibatkan Artemis adalah penyelamatan Iphigenia, putri Agamemnon.
Agamemnon membuat Artemis tidak senang karena membunuh salah satu rusa milik sang dewi di hutan keramat.
Sebagai hukuman, Artemis menghambat armada laut Achaea dan hanya dengan pengorbanan Iphigenia yang akan membuatnya kembali memberikan angin kepada armada Troya agar bisa kembali melaju.
Agamemnon akhirnya mempersembahkan putrinya sebagai pengorbanan kepada Artemis.
Namun karena kasihan, Artemis menggantikan gadis itu dengan seekor rusa dan menjadikan Iphigenia seorang pendeta wanita di tempat perlindungannya di Tauris.
Catatan lain tentang Artemis juga menampilkannya sebagai sosok yang tidak terlalu ramah.
Artemis dikatakan membunuh pemburu Orion setelah mencoba memperkosanya atau salah satu pengikutnya.
Artemis mengubah Callisto, salah satu pengiring sang dewi, menjadi beruang setelah dia berselingkuh dengan Zeus.
Zeus kemudian mengubah Callisto dan putranya Arcas menjadi rasi bintang beruang besar dan kecil.
Artemis juga menggunakan busurnya untuk tanpa ampun membunuh enam (atau dalam beberapa versi tujuh) putri Niobe setelah dia membual bahwa kemampuannya melahirkan anak lebih besar daripada Leto.
Pemburu Actaion, setelah dia berani menyombongkan diri bahwa dia adalah pemburu yang lebih hebat atau, dalam versi lain, telah memata-matai Artemis saat dia mandi di kolam hutan, diubah menjadi rusa jantan oleh sang dewi.
Actaion kemudian dicabik-cabik oleh 50 anjing pemburu miliknya.
Artemis juga dikisahkan mengirim seekor babi hutan besar untuk menyerang Kalydon setelah kota itu mengabaikan kewajiban untuk melakukan pengorbanan kepada sang dewi.
Para hero seperti Theseus, Jason, Dioskouroi, Atalanta, dan Meleager akhirnya berkumpul untuk memburu dan mengorbankan babi hutan untuk menghormati Artemis.
Setelah ekspedisi yang panjang, Atalanta dan Meleager akhirnya berhasil membunuh babi hutan tersebut.
Kuil Artemis di Ephesus

Sebagai dewi kesuburan, Artemis Ephesia sangat dihormati di Ephesus, dekat dengan tempat yang diyakini banyak orang sebagai tempat kelahirannya, Ortygia.
Di tempat ini, kultus Artemis memasukkan unsur dewi dari timur seperti Isis dan Cybele, dengan simbol utamanya adalah lebah, kurma, dan rusa jantan.
Kuil Artemis di Ephesus yang mulai dibangun sekitar tahun 550 SM berukuran hampir dua kali ukuran kuil Parthenon Athena.
Setelah dibangun kurang lebih selama satu abad, kuil ini dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Kuil Artemis di Ephesus memiliki 127 tiang, dengan balok-balok arsitektur di atasnya sangat berat, masing-masing berbobot sekitar 24 ton, sehingga orang Ephesus meyakini Artemis ikut membantu dalam pembangunannya.
Di dalam kuil terdapat patung pemujaan Artemis berukuran raksasa yang terbuat dari kayu cedar.
Tempat Pemujaan Lainnya
Tempat pemujaan Artemis yang terkenal lainnya berada di Brauron, Tauris, Magnesia, Perge, dan di pulau Delos, di mana sang dewi dilahirkan dalam beberapa versi mitos dan di mana dia membantu kelahiran saudara laki-lakinya, Apollo.
Di Brauron, di pantai timur Attica, sebuah kuil dan mata air suci digunakan dari abad ke-8 hingga ke-3 SM untuk upacara peralihan menuju kedewasaan untuk gadis-gadis muda dan calon pengantin.
Di situs tersebut juga terdapat bejana tembikar yang digunakan untuk persembahan, dengan lukisan yang memperlihatkan gadis-gadis muda sedang berlari dan menari.
Di Sardis, Lydia (Turki barat) terdapat kuil Yunani Ionic terbesar keempat yang didirikan untuk menghormati Artemis sekitar tahun 300 SM dan kemudian direnovasi oleh orang Romawi pada abad ke-2 M yang mengenal Artemis sebagai Diana.
Di Sparta dan Athena (setelah Pertempuran Marathon 490 SM), Artemis dipuja sebagai Artemis Agrotera dan dianggap sebagai dewi pertempuran.
Seekor kambing biasanya dikorbankan untuk Artemis sebelum pertunangan oleh orang Sparta.
Penggambaran dalam Seni
Artemis paling sering digambarkan dalam seni Yunani kuno sebagai gadis pemburu cantik dengan anak panah dan busur atau, sebagai alternatif, memegang tombak.
Dia sering ditemani oleh rusa, rusa jantan, atau anjing pemburu, dan kadang-kadang mengenakan kulit kucing.
Sebagai dewi binatang, Artemis sering ditunjukkan memiliki sayap dengan burung atau binatang di masing-masing tangan.
Misalnya, gambar pada vas Francois (570-565 SM) menunjukkan Artemis memegang macan kumbang dan rusa jantan serta pada penggambaran lain memegang singa.
Dalam vas-vas bergambar merah dan hitam di Attic, dia juga sering digambarkan memegang obor.
Patung Artemis lain yang terkenal terdapat di kuil Parthenon dimana dia terlihat duduk di antara Apollo dan Aphrodite serta Eros (c. 440 SM).
Artemis digambarkan sedang menarik jubahnya untuk menutupi dirinya dengan lebih baik, mungkin mengacu pada reputasinya untuk kesucian.
Artemis juga banyak menarik minat orang Romawi. Terdapat patung marmer Artemis dari abad ke-2 M sedang memegang busur dan anjing pemburu di kakinya yang sekarang tersimpan di Museum Vatikan, Roma.
Terdapat bulan sabit di kepala Artemis, mengingatkan akan hubungannya sebagai dewi bulan.

Akhirnya, Artemis sebagai dewi kesuburan terwakili dengan baik dalam patung marmer dari Ephesus.
Patung ini menggambarkan Artemis ditutupi dengan apa yang tampak seperti telur kecil dan berbagai binatang.
Berasal dari tahun 125-175 M, patung ini sekarang dipajang di Museum Arkeologi Selcuk, Turki.[]