Kali, juga dikenal sebagai Kalika, adalah dewi Hindu.
Kali merupakan kepala Mahavidya, kelompok yang terdiri dari sepuluh dewi Tantra yang masing-masing membentuk aspek berbeda dari ibu dewi, Parwati.
Kali sering digambarkan berdiri (menginjak) atau menari di atas dewa Hindu Siwa, yang berbaring tenang dan bersujud di bawahnya.
Kali dipuja oleh umat Hindu di India dan Nepal.
Siapa itu Kali?
Kali adalah dewi Hindu yang dikaitkan dengan kegelapan, kematian, dan kehancuran, namun sekaligus juga bisa mewakili pembaruan, pembersihan, serta ibu.
Kali merupakan salah satu dewi Hindu yang paling menakutkan serta merupakan tokoh sentral dalam beberapa cerita dan karya seni yang mengerikan.
Di antara pemeluk Hindu, Kali mengilhami rasa hormat dan pengabdian serta memiliki peran yang amat kompleks.
Dalam bahasa Hindi, Kali berarti “yang hitam,” dan makna ini dapat diartikan dalam beberapa cara.
Sang dewi jelas memiliki sifat gelap dan menakutkan yang bisa dianggap sebagai hitam.
Dia juga mampu menelan dunia dalam kegelapan yang identik dengan warna hitam.
Sementara kegelapan memunculkan rasa takut akan kematian pada orang yang tidak siap, hal ini juga melambangkan perdamaian bagi pengikutnya.
Dalam kebanyakan karya seni, Kali digambarkan memiliki kulit gelap berwarna hitam atau biru serta memiliki tiga mata.
Salah satu dari empat lengan yang dimilikinya membawa pedang, sementara yang lain memegang kepala setan.
Dua lengan lainnya nampak membentuk simbol-simbol berkat. Kali juga sering digambarkan memakai kalung kepala manusia atau bagian tubuh manusia lainnya serta dengan lidah yang menjulur.
Dewi Kali dianggap memiliki banyak kesamaan dengan dewi Hindu lain yaitu Durga.
Banyak agama memiliki peran untuk dewa atau tokoh kuat yang memiliki kemampuan menyebabkan kehancuran total, dan Kali adalah salah satu dewi dalam tradisi tersebut.
Menurut mitologi Hindu, Kali sering dikaitkan dengan Shiwa, dan dalam beberapa mitos, hanya Shiwa yang bisa mengendalikannya.
Kali sering digambarkan dalam tindakan membunuh setan dan mengamuk di medan perang, tetapi mitologi Hindu juga melukiskan dirinya sebagai sosok ibu yang penuh kasih.
Kelahiran Kali
Terdapat beberapa versi cerita tentang bagaimana Kali pertama kali muncul.
Satu versi menceritakan ketika dewi Durga, yang memiliki sepuluh tangan dan masing-masing membawa senjata dan yang mengendarai singa atau harimau dalam pertempuran, bertarung dengan Mahishasura (atau Mahisa) atau iblis kerbau.
Durga menjadi sangat marah sehingga amarahnya meledak dari dahinya dalam bentuk Kali.
Setelah lahir, Kali menjadi liar dan memakan semua iblis yang dia temui, mengikat kepala mereka dengan rantai yang dia kenakan di lehernya.
Tampak tidak mungkin untuk menenangkan serangan berdarah Kali, yang sekarang meluas ke setiap pelaku kejahatan.
Baik manusia maupun dewa tidak tahu apa yang harus dilakukan menghadapi amukan Kali.
Untungnya, Shiwa yang perkasa menghentikan amukan Kali dengan berbaring di jalan yang dilaluinya.
Ketika sang dewi menyadari di atas siapa dia berdiri, Kali akhirnya menjadi tenang.
Legenda ini menjelaskan hubungan Kali dengan medan pertempuran dan area di mana kremasi dilakukan.
Dalam versi lain, Kali diceritakan muncul ketika Parwati melepaskan kulit gelapnya yang kemudian menjadi Kali.
Itu sebab, salah satu nama Kali adalah Kaushika (Selubung), sementara Parwati tetap sebagai Gauri (Yang Adil).
Cerita ini menekankan warna gelap kulit Kali yang merupakan simbol kegelapan abadi dan yang memiliki potensi untuk menghancurkan dan menciptakan.
Dalam versi ketiga, manusia dan dewa diteror oleh Daruka yang hanya bisa dibunuh oleh seorang wanita.
Parwati diminta oleh para dewa untuk menghadapi iblis yang merepotkan itu.
Dia menjawab dengan melompat ke tenggorokan Shiwa untuk mencari halahala.
Hal ini karena bertahun-tahun sebelumnya Shiwa telah menelan halahala, racun yang muncul dari pengadukan lautan selama periode penciptaan dan yang mengancam akan mencemari dunia.
Dengan menggabungkan diri dengan racun yang masih ada di tenggorokan Siwa, Parwati berubah menjadi Kali.
Melompat dari tenggorokan Shiwa dengan bentuk barunya, Kali dengan cepat mengalahkan Daruka dan dunia menjadi damai kembali.
Kali dan Raktabija
Dalam versi lain dari kelahiran Kali, terdapat cerita tentang Raktabija (Benih Darah) yang mengerikan.
Iblis ini, seperti kebanyakan iblis, menyebabkan banyak masalah pada manusia dan dewa.
Namun, Raktabija memiliki kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak iblis setiap kali setetes darahnya tumpah ke tanah.
Oleh karena itu, setiap kali Raktabija diserang dan terluka, lebih banyak iblis yang justru muncul.
Para dewa memutuskan untuk bekerja sama dan menggabungkan semua shakti atau energi ilahi mereka dan menghasilkan satu makhluk super yang dapat menghancurkan Raktabija.
Hasil dari upaya para dewa ini memunculkan Kali (dalam versi lain memunculkan Durga yang kemudian memunculkan Kali).
Kali kemudian mencari Raktabija dan iblis-iblisnya dan mulai menelan mereka semua agar tidak menumpahkan darah dalam prosesnya.
Raktabija juga terbunuh ketika Kali memenggal kepalanya dengan pedang dan kemudian meminum semua darahnya.
Hal ini dilakukan Kali untuk memastikan tidak ada darah yang jatuh ke tanah dan dengan demikian tidak ada lagi iblis baru yang muncul untuk mengancam dunia.
Kisah terkenal lainnya yang melibatkan Kali adalah petualangannya dengan sekelompok pencuri.
Para pencuri ingin mempersembahkan pengorbanan manusia ke Kali, dan dengan tidak bijaksana memilih seorang biksu Brahmana sebagai korban.
Menyeret sang biksu ke kuil terdekat, para pencuri bersiap untuk melakukan pengorbanan di depan patung Kali ketika tiba-tiba patung itu menjadi hidup.
Marah pada rencana pencuri untuk membunuh seorang biksu, Kali membalas dengan memenggal kepala seluruh kawanan pencuri.
Lebih dari itu, Kali melemparkan kepala korbannya untuk menghibur dirinya sendiri.
Sementara itu, sang biksu memiliki kesempatan meloloskan diri dan melanjutkan hidupnya.

Kali dalam Seni Hindu
Dalam seni tradisi Hindu, Kali dalam bentuk femininnya sering digambarkan dengan kulit biru atau hitam, telanjang, dan mengenakan mahkota tanah liat yang dicat atau disepuh.
Dia, seperti banyak dewa Hindu, merupakan sosok yang memiliki banyak lengan dengan jumlah empat, delapan, sepuluh, dua belas, atau bahkan delapan belas.
Setiap lengan biasanya memegang suatu benda dan dapat berupa pedang, belati, trisula, cangkir, drum, chakra, kuncup teratai, cambuk, jerat, bel, dan perisai.
Kadang-kadang tangan kirinya membentuk abhaya mudra, sementara tangan kanan membuat persembahan varada mudra.
Dia sering digambarkan duduk dengan kaki disilangkan dan memiliki delapan kaki.
Pose Kali yang paling umum dalam lukisan adalah dalam kedoknya yang paling menakutkan sebagai pembunuh setan, di mana dia berdiri atau menari dengan satu kaki di atas Shiwa yang berbaring dan memegang kepala yang terpenggal.
Dia mengenakan rok yang terbuat dari potongan lengan manusia, kalung kepala yang dipenggal, dan anting-anting anak-anak yang mati.
Kali sering digambarkan memiliki ekspresi menakutkan dengan lidah terjulur yang meneteskan darah.[]