Orang Yunani kuno memiliki banyak dewa yang sebagian diantaranya mulai dilupakan.
Sebagian dewa utama, terutama dewa Olympian, masih tetap dikenang, begitu pula halnya Prometheus, dewa non-Olympian, namun dianggap sebagai dewa penting.
Di zaman kuno, Prometheus memiliki julukan sebagai “Penolong Manusia” karena dianggap memiliki berbagai jasa kepada umat manusia.

Titan Prometheus
Sumber kisah Prometheus dalam mitologi Yunani terutama berasal dari karya Hesiod (Theogony and Works & Days), meskipun banyak penulis di zaman kuno juga menyebutkannya.
Kisah Prometheus dimulai pada zaman para Titan, periode waktu sebelum munculnya Zeus dan dewa-dewa Olympian lainnya. Itu sebab, Prometheus adalah dewa Titan.
Prometheus adalah putra dari generasi pertama Titan Iapetus dan Oceanid Clymene.
Dia juga merupakan saudara dari Menoetius, Atlas dan Epimetheus.
Masing-masing putra Iapetus memiliki kelebihan khusus. Nama Prometheus dapat diterjemahkan sebagai “pemikiran”, sedangkan nama Epimetheus berarti “renungan”.
Prometheus lahir pada waktu para Titan memerintah, dengan Titan Cronus adalah dewa tertinggi di alam semesta.
Prometheus dan Titanomachy
Kekuasaan Cronus dan para Titan lainnya akan ditantang oleh putra Cronus sendiri, Zeus.
Zeus selanjutnya memimpin pemberontakan melawan para Titan dan mengumpulkan sekutunya di Gunung Olympus.
Sementara tentara para Titan yang menjadi lawan Zeus berdiam di Gunung Othrys.
Menyikapi konflik ini, Prometheus diasumsikan akan berada di pihak Titan, begitu pula ayahnya, Iapetus, dan saudara-saudaranya, Atlas dan Menoetius.
Namun, Prometheus yang dikatakan telah meramalkan hasil perang, menolak untuk berada di pihak Titan, begitu pula dengan saudaranya, Epimetheus.
Setelah sepuluh tahun, Titanomachy berakhir seperti yang telah diramalkan Prometheus, dengan para Titan dikalahkan Zeus yang sekarang menjadi dewa tertinggi alam semesta.
Prometheus Pencipta Manusia
Setelah berkuasa, Zeus mulai mendelegasikan tanggung jawab kepada sekutunya.
Meskipun tidak menjadi sekutu secara langsung, Prometheus dan Epimetheus tidak dihukum seperti para Titan lainnya, dan diberi tugas penting untuk menciptakan kehidupan di bumi.
Prometheus dan Epimetheus kemudian membuat hewan dan manusia dari tanah liat, dan kemudian Zeus menghembuskan kehidupan ke dalam ciptaan baru tersebut.
Prometheus dan saudaranya kemudian ditugaskan untuk memberi nama makhluk baru ini, serta untuk memberikan atribut dan karakteristik.
Prometheus kemudian diam-diam pergi ke kediamanan para dewa.
Di kamar Athena dia menemukan kebijaksanaan dan akal untuk kemudian mencurinya dan memberikannya kepada manusia.
Prometheus dan Pengorbanan di Mecone
Prometheus memahami bahwa tindakannya akan membuat Zeus marah.
Oleh karena itu untuk menenangkan Zeus, Prometheus menawarkan diri untuk mengajarkan manusia bagaimana cara berkorban kepada para dewa.
Prometheus menunjukkan kepada manusia bagaimana seekor banteng/sapi harus dikorbankan.
Prometheus menyuruh manusia membagi seekor banteng yang sudah disembelih, dengan bagian-bagiannya dipisahkan menjadi dua tumpukan.
Salah satu tumpukan terdiri dari daging terbaik, sedangkan tumpukan kedua berisi tulang dan kulit.
Namun, Prometheus membuat tumpukan kedua terlihat lebih menggugah selera dengan menutupinya dengan lemak.
Zeus kemudian diminta memilih tumpukan mana yang dia inginkan dan ternyata memilih tumpukan yang berisi kulit dan tulang, sehingga membuat manusia mendapatkan daging.
Tradisi pengorbanan seperti ini lantas berlanjut pada masa selanjutnya, dimana manusia mendapatkan daging terbaik, dan para dewa mendapatkan bagian sisanya.
Hadiah Api dari Prometheus untuk Manusia
Zeus akhirnya mengetahui trik yang dilakukan Prometheus.
Namun, alih-alih menghukum Prometheus, Zeus memutuskan untuk membuat manusia menderita dengan menghilangkan api dari manusia.
Mengetahui hal ini, Prometheus tidak ingin membiarkan manusia menderita karena tipu dayanya.
Sekali lagi dia pergi ke kediaman para dewa dan di bengkel Hephaestus (dewa api), Prometheus mengambil batang adas yang berisi bara api.
Prometheus kembali ke bumi dan di Sicion, sang Titan menunjukkan kepada manusia cara membuat dan menggunakan api.
Dengan pengetahuan yang sekarang dimiliki, manusia tidak akan pernah kehilangan api lagi.
Prometheus dan Pandora
Kemarahan Zeus terus meningkat, tetapi Zeus masih tidak mengarahkan kemarahannya pada Prometheus, tetapi sekali lagi manusialah yang harus menderita.
Hephaestus lantas diminta membuat seorang wanita pertama dari tanah liat, dan Zeus sekali lagi menghembuskan nafas ke dalam ciptaan itu.
Wanita ini diberi nama Pandora, dan dia ditunjukkan kepada Epimetheus
Prometheus telah memperingatkan Epimetheus tentang menerima hadiah dari para dewa, tetapi Epimetheus sangat gembira karena diberikan wanita cantik untuk menjadi istrinya.
Pandora membawa hadiah pernikahan pemberian dewa berupa peti (atau toples), yang Pandora telah diberitahu untuk tidak membukanya.
Namun, rasa ingin tahu Pandora akhirnya menguasai dirinya, dan begitu Kotak Pandora terbuka, semua penyakit di dunia dilepaskan, dan manusia akan menderita selamanya karenanya.
Hukuman Prometheus

Setelah menghukum manusia, Zeus akhirnya mengalihkan kemarahannya terhadap Prometheus.
Prometheus telah lolos dengan begitu banyak kesalahan.
Namun yang membuat Zeus akhirnya murka adalah karena Prometheus menolak memberi tahu rincian ramalan tentang kejatuhan Zeus.
Oleh karena itu, Zeus menghukum Prometheus dengan hukuman abadi, sama seperti hukuman yang diterima saudara Prometheus, Atlas.
Prometheus lantas diikat ke batu yang tidak dapat digerakkan dengan rantai yang tidak bisa dirusak, jauh di Pegunungan Kaukasus.
Setelah itu, setiap hari seekor Elang Kaukasia akan mencabik hati Prometheus untuk kemudian memakannya.
Setiap malam, hati Prometheus akan tumbuh kembali dan serangan elang akan terulang kembali keesokan harinya.
Demikian terus berulang dalam keabadian.
Prometheus Dibebaskan
Di Pegunungan Kaukasus, Io melihat Prometheus.
Io pada saat itu telah diubah Zeus dalam bentuk sapi agar terhindar dari kejaran Hera.
Prometheus kemudian memberi tahu Io perihal arah yang harus dia ambil.

Dalam kisah lain, Prometheus ditemui oleh Heracles (Hercules) yang membutuhkan bantuan sang Titan.
Ketika elang turun untuk menyiksa Prometheus, Heracles membunuh burung itu dan kemudian melepaskan Prometheus dari rantainya.
Heracles terhindar dari kemarahan Zeus karena merupakan putra kesayangan sang dewa.
Prometheus akhirnya setuju untuk memberikan rincian tentang ramalan yang membuatnya terikat, memberi tahu Zeus bahwa putra Thetis akan menjadi lebih kuat daripada ayahnya.
Hal ini mendorong Zeus untuk berhenti mengejar Thetis yang kemudian dinikahkan dengan Peleus.
Keturunan Prometheus
Prometheus pernah memiliki hubungan dengan Pronoia, nimfa Oceanid dari Gunung Parnassos.
Hubungan keduanya menghasilkan satu putra yaitu Deucalion.
Sama seperti ayahnya, Deucalion akan memiliki gelarnya sendiri yaitu sebagai “Penyelamat Manusia.”
Diceritakan bahwa Prometheus mengetahui Air Bah sudah dekat, dan sebelum Zeus mengirimkan air bah, Prometheus menginstruksikan putranya untuk membuat perahu.
Di perahu ini, Deucalion dan istrinya Pyrrha (putri Epimetheus dan Pandora) bisa melalui banjir besar dengan aman dan kemudian kembali mengisi populasi dunia yang musnah karena banjir.
Prometheus dalam Seni
Prometheus dipuja di Athena, terutama oleh para pembuat tembikar yang membutuhkan api di tempat pembakaran mereka.
Terdapat pula perlombaan obor tahunan yang diadakan untuk menghormati Prometheus.
Prometheus pertama kali muncul dalam seni Yunani pada abad ke-7 SM berupa ukiran gading dari Sparta.
Sang Titan juga muncul di lukisan tembikar dari tahun 600 SM, yang biasanya menggambarkan hukuman yang sedang diterimanya.
Mitos Prometheus dan hukumannya yang mengerikan oleh Zeus adalah tema penyair tragis Aeschylus dalam karyanya Prometheus Bound.[]