Saraswati adalah dewi pengetahuan, musik, seni, pidato, kebijaksanaan, dan pembelajaran kepercayaan Hindu.
Dia adalah bagian dari trinitas (tridevi) yang beranggotakan Saraswati, Lakshmi, dan Parwati.
Trinitas tersebut identik dengan para suami mereka yaitu Brahma, Wisnu, dan Shiwa yang memiliki peran menciptakan, memelihara, dan meregenerasi alam semesta dan disebut sebagai trimurti.
Rigveda adalah sumber awal yang menyebutkan Saraswati sebagai dewi.
Saraswati juga dihormati oleh penganut agama Jain di India barat dan tengah, serta beberapa sekte Buddha.
Siapa itu Saraswati?
Sarasvati yang dikenal pula sebagai Saraswati adalah salah satu dewi utama dalam kepercayaan Hindu.
Sebagai dewi pengetahuan, musik, seni, pidato, kebijaksanaan, dan pembelajaran, Saraswati memiliki banyak kemiripan dengan sosok Apollo dari Yunani.
Saraswati dikenal sebagai permaisuri Brahma, dewa pencipta dalam trimurti, dan bersama dengan Parvati dan Lakshmi (berturut-turut adalah istri Siwa dan Wisnu) merupakan salah satu tridewi.
Saraswati dikatakan seorang dewi yang cantik dengan kulit putih dan bersinar seperti bulan.
Dia sering dianggap sebagai ibu dari Weda, teks-teks suci Hindu.
Saraswati telah lama dikaitkan dengan sungai di India yaitu Sungai Saraswati, yang dianggap merupakan Sungai Ghaggar-Hakra atau Sungai Helmand di India modern.
Awalnya Saraswati dipandang sebagai manifestasi sungai tersebut untuk kemudian berkembang menjadi statusnya yang sekarang.
Sungai Saraswati memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban kuno Harappa, budaya yang memunculkan contoh tertua tradisi menulis di India.
Banyak pihak percaya hal ini yang kemudian menyebabkan Saraswati dipersonifikasikan sebagai dewi semua pengetahuan.
Dalam beberapa mitos, Saraswati digambarkan sebagai dewi yang sangat aktif, terutama dalam hal yang berkaitan dengan air.
Beberapa versi dari mitos Vritra, dimana Dewa Indra membunuh naga perkasa yang menimbun air dunia, Saraswati dikisahkan memberi kontribusi dalam pertempuran tersebut.
Dia juga dianggap sebagai dewi yang bertanggung jawab menjinakkan Brahma sehingga membawa keteraturan untuk dunia.
Satu mitos mengatakan bahwa Brahma tergila-gila dengan dewi Shatarupa, yang mewakili dunia material yang dia ciptakan.
Saraswati lantas menunjukkan kepada Brahma cara memfokuskan energi dan agar menjadi lebih tenang. Sebagai gantinya, Brahma berbalik melantunkan Veda bukan lagi berfokus pada nafsu kepada Shatarupa.
Saraswati juga dipercaya membantu penciptaan alam semesta, bekerja sama dengan pasangannya, Brahma.
Seiring waktu berlalu, Saraswati menjadi kurang terkait dengan sungai dan domainnya lebih terfokus pada hal yang bersifat pengetahuan.
Saraswati secara luas diakui sebagai dewi sekolah dan perpustakaan serta kata-kata tertulis.
Dikatakan bahwa Saraswati mengajar manusia menulis sehingga bisa menulis lagu kebijaksanaan yang pada gilirannya menjadi Weda.
Saraswati dan Brahma
Dalam mitologi Hindu, Saraswati adalah istri dewa agung Brahma.
Namun, menurut beberapa tradisi, dia sebelumnya adalah istri Wisnu.
Hanya saja karena sudah memiliki dua istri lain, Wisnu memberikan Saraswati kepada Brahma.
Meskipun menjadi salah satu dewa Hindu terpenting, Brahma jarang disembah secara aktif.
Dalam mitologi, hal ini dijelaskan sebagai akibat dari kutukan Saraswati yang sebenarnya terjadi akibat kesalahpahaman.
Suatu hari, ketika menunggu istrinya (Saraswati) untuk memulai upacara keagamaan yang penting dan karena tidak dapat memulai ritual tepat waktu, Brahma meminta nasihat para dewa.
Para dewa menanggapinya dengan membuatkan istri baru untuk Brahma yaitu Gayatri, agar upacara bisa berjalan tepat waktu.
Namun, ketika Saraswati akhirnya muncul, dia tidak senang melihat suaminya dengan wanita lain dan mengutuk Brahma untuk tidak pernah disembah oleh umat manusia.
Sebagian orang Hindu meyakini semua makhluk lahir dari penyatuan Brahma dan Saraswati dimulai dengan Manu, manusia pertama.
Pemujaan dan Ritual

Nama Saraswati berarti ‘elegan’, ‘mengalir’, dan ‘berair’ dan ini menunjukkan statusnya sebagai dewi yang terkait dengan sungai.
Sungai Saraswati (nama modern: Sarsuti), sama seperti Sungai Gangga, mengalir dari Himalaya dan dianggap sebagai sumber suci untuk penyucian, kesuburan, dan keberuntungan bagi mereka yang mandi di perairannya.
Sungai suci ini di kemudian hari berkembang menjadi dewa yang dipersonifikasikan.
Sharada Peeth di Azad, Kashmir, Pakistan adalah salah satu kuil Saraswati tertua yang masih tersisa.
Terdapat banyak kuil yang didedikasikan untuk Saraswati di India.
Beberapa kuil terkenal termasuk Kuil Gnana Saraswati di Basar di tepi Sungai Godavari dan kuil Wargal Saraswati dan Shri Saraswati Kshetramu di Medak, Telangana.
Saraswati juga memiliki festivalnya sendiri, terutama Puja Saraswati, yang diadakan pada hari pertama musim semi.
Selama festival, pemuja memakai warna kuning yang dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kemakmuran.
Patung Saraswati juga dibungkus sutra kuning dan orang berdoa mengharap berkah pada pena, buku, dan alat musik mereka.
Anak-anak diajari menulis untuk pertama kalinya selama festival, pendeta Brahmana diberi makanan enak, dan leluhur dimuliakan.
Saraswati juga dipuja bersama dewi-dewi besar lainnya dalam perayaan Navaratri.
Sebagai pelindung musik, para musisi sering berdoa kepadanya sebelum pertunjukan.
Sebelum ujian, para siswa juga sering berdoa kepada Saraswati sebagai dewi yang mewakili intelektualitas.
Saraswati dalam Seni
Dalam seni Hindu, Saraswati biasanya digambarkan sebagai seorang wanita muda anggun dengan kulit putih.
Paling sering dia digambarkan memakai sari putih yang memiliki tepian biru.
Saraswati jarang memakai perhiasan karena tidak peduli dengan barang-barang duniawi.
Dia sering terlihat memiliki bulan sabit di dahinya dan duduk di atas bunga teratai.
Atau, Saraswati juga ditampilkan mengendarai kendaraannya (vahana), yaitu angsa.
Dalam bentuk patung kuil, Saraswati sering ditemani oleh suaminya atau seekor burung merak, yang dianggap sebagai asistennya.
Seperti banyak dewa Hindu, Saraswati sering digambarkan dengan empat tangan, masing-masing memegang benda simbolis.
Di tangan kiri dia sering terlihat membawa manuskrip daun palem dan bejana air untuk ritual.
Sedangkan tangan kanan biasanya memegang bunga teratai putih, dengan tangan kanan bawah melakukan varada mudra, gerakan mempersembahkan hadiah di tradisi Hindu.
Benda lain yang biasa terlihat di tangan Saraswati adalah vina (alat musik klasik Hindu) yang mengingatkan akan karunia musiknya untuk kemanusiaan.
Dalam versi lain, Saraswati terkadang digambarkan memiliki delapan lengan, dengan masing-masing tangan memegang trisula, keong, alu, busur, anak panah, cakram, bel, dan bajak.
Pengaruh Saraswati di Indonesia
Saraswati adalah dewi penting dalam agama Hindu di Bali.
Dia berbagi atribut dan ikonografi yang sama dengan Saraswati dalam sastra Hindu India.
Di Bali, dia dirayakan pada hari Saraswati, salah satu festival utama umat Hindu di Indonesia.
Hari itu dinamakan juga sebagai Watugunung yang menandai penutupan 210 hari dalam penanggalan Pawukon.
Pada hari Saraswati, orang membuat persembahan berupa bunga untuk kuil dan naskah suci.
Sehari setelah hari Saraswati adalah Banyu Pinaruh atau hari pembersihan.
Pada hari itu, umat Hindu Bali pergi ke laut, air terjun suci atau sungai suci untuk berdoa kepada Saraswati.
Kemudian mereka menyiapkan pesta, dengan hidangan seperti bebek betutu dan nasi kuning tradisional, untuk kemudian dibagikan.[]