Hoi An (yang memiliki arti “tempat pertemuan damai”) adalah kota pantai di Vietnam yang memiliki sejarah panjang perdagangan rempah mulai abad ke-10.
Karena lokasinya yang strategis, Hoi An adalah pelabuhan perdagangan utama dengan Cina, yang juga menarik pedagang lain (dan akhirnya pemukim) dari Portugal, Belanda, dan Jepang.
Pada abad ke-18, Hoi An dianggap sebagai salah satu pelabuhan dagang terbaik di Asia.
Sejarah kuno Hoi An masih bisa ditemui di lorong-lorong sempit Kota Kuno, di mana bangunan kayu berlantai dua dari abad pertengahan masih tersisa hingga sekarang.
Menjelajahi jalan-jalan Hoi An merupakan salah satu pengalaman terbaik saat berkunjung.
Anda akan menemukan pasar tradisional, perajin yang menjual hasil karyanya, dan beberapa street food terbaik di Vietnam.
Daftar Tempat Wisata di Hoi An
Berikut adalah panduan bagaimana menghabiskan waktu di salah satu kota tertua di Vietnam. Temukan tujuan wisata terbaik dan aktivitas yang bisa dilakukan di Hoi An.
1. Kota Kuno Hoi An
Seluruh pusat kota tua Hoi An sekarang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO, tempat percampuran budaya dan arsitektur di salah satu pelabuhan perdagangan kuno tersibuk di Asia Tenggara.
Lebih dari 30 hektar dan 1.107 bangunan kayu membentuk peninggalan sejarah yang terpelihara dengan baik, dengan campuran bangunan keagamaan, monumen, dan rumah keluarga.
Deretan rumah-rumah kayu dan bata dari abad ke 15 hingga abad ke-18 nampak berjajar di tepi jalan, yang juga meliputi Jembatan Jepang yang terkenal.
Berjalan melalui jalan-jalan tua Hoi An seperti bepergian ke masa lalu. Pengaruh Cina dan Jepang sangat jelas terlihat, dengan huruf Cina berwarna merah di atap dan bangunan seperti pagoda yang berjajar di kanal.
Terdapat banyak tempat untuk makan dan berbelanja di Kota Kuno, serta banyak tempat untuk menyaksikan matahari terbenam yang seperti jatuh di atas bangunan-bangunan tua.
2. Pantai An Bang
An Bang merupakan pantai Hoi An yang memiliki pasir putih yang lembut, berjarak hanya beberapa menit dari pusat kota.
Pantai ini menawarkan pemandangan terbuka ke lautan luas dengan pulau-pulau Cham nampak menghiasi perairan di kejauhan.
Meskipun terdapat berbagai resor, restoran, dan hiburan, pantai itu sendiri tetap tenang dan alami.
Bahkan beberapa makanan laut terbaik justru berasal dari warung gubuk kecil yang terletak di atas pasir.
An Bang memiliki kondisi ombak yang sangat baik untuk berselancar antara September hingga Maret, sehingga kehadiran turis terlihat lebih banyak pada bulan-bulan tersebut.
Atraksi lain, pengunjung juga dapat mencoba paddleboarding dan parasailing atau sekadar berenang di perairan yang jernih.
Turis lokal biasanya baru datang setelah sore dan penjual suvenir juga jarang ditemui.
Hal tersebut membuat An Bang bisa dinikmati dengan tenang dan santai sambil mendengar suara ombak yang menerjang.
3. Phung Hung House
Mungkin merupakan bangunan paling terkenal di Hoi An, Phung Hung House telah ada sejak 200 tahun lalu.
Bangunan ini awalnya merupakan rumah pedagang yang menjual rempah-rempah, sutra, dan barang pecah belah.
Rumah ini memiliki lentera berwarna-warni, warna merah dan coklat tua, atap bergaya Jepang, hiasan dinding yang cerah serta tulisan Cina.
Phung Hung House seperti keajaiban arsitektur tersendiri dengan 80 tiang yang menjaga strukturnya tetap tegak di atas dasar berbentuk teratai yang melindungi tiang dari kelembaban dan rayap.
Bagian belakang rumah yang memiliki balkon tepat di atas kanal, di mana barang dagangan bisa diambil langsung ketika tiba dengan kapal, dapat sepenuhnya ditutup jika terjadi banjir sehingga melindungi seluruh rumah dari air.
Meskipun toko yang dulunya menempati lantai pertama rumah sudah tidak ada lagi, Anda masih dapat menemukan detail kecil di sana-sini mulai dari kerajinan tangan di atas meja dan jendela, altar yang digunakan untuk menghormati leluhur, hingga ubin Yin/Yang yang nampak selaras.
4. Fukian Assembly Hall
Awalnya merupakan pagoda, kompleks bangunan ini telah mengalami serangkaian transformasi dan restorasi sejak pertama kali dibangun pada abad ke-17.
Bangunan akhirnya dikonversi menjadi ruang pertemuan untuk etnis Fujian, yang merupakan kelompok etnis minoritas terbesar di Vietnam.
Ruang pertemuan tradisional (yang umum di Tiongkok) bertindak sebagai kuil dan pusat budaya, tempat acara dan festival diadakan.
Di bagian dalam Fukian Assembly Hall terdapat ornamen naga berwarna-warni, taman, dan gerbang besar.
Hewan mitos – termasuk naga dan burung phoenix – bercampur dengan kura-kura, ikan, dan makhluk lain menjadi bagian dari interior selain banyak lonceng dan patung.
Terdapat pula patung Avalokitesvara (bodhisattva yang mewujudkan kasih sayang Buddha yang tak terbatas), pembakar dupa, dan patung besar Bunda Suci Thien Hau, dewa yang memberkati dan membantu para pelaut dan nelayan.
Sebuah kamar kecil di belakang berisi gambar tokoh-tokoh pemimpin klan Fujian yang penting.
5. Pantai Cua Dai
Cua Dai merupakan pantai dengan pasir putih dan menjadi salah satu pantai paling populer di sekitar Hoi An.
Terletak lima kilometer dari kota, Cua Dai menawarkan ombak biru lembut yang sempurna untuk berenang.
Tidak banyak yang bisa dilakukan dalam bentuk olahraga air disini, tetapi pengunjung dapat menyewa kursi berjemur, makan di restoran tepi pantai, atau menikmati minuman dingin dari banyak penjual asongan.
Bahkan selama musim ramai (antara April hingga Agustus), pantai tetap tidak sibuk selama hari kerja, meskipun di akhir pekan bisa lebih padat.
Jika tiba lebih awal di pagi hari, Anda mungkin hanya akan bertemu dengan beberapa perahu nelayan dalam perjalanan menuju laut.
Garis pantai yang dikelilingi pohon kelapa menawarkan banyak tempat teduh untuk sejenak berlindung dari terik matahari di siang hari.
Pantai ini sedang berusaha melawan erosi sejak tsunami yang terjadi pada tahun 2004.
6. Desa Tembikar Thanh Ha
Apakah Anda ingin membeli tembikar atau ingin belajar cara membuatnya? Jangan terlewat untuk mengunjungi Desa Tembikar Thanh Ha.
Desa ini telah ada sejak abad ke-15 dan awalnya didirikan untuk memasok tembikar dekoratif untuk Kota Imperial Hue.
Selama berabad-abad, perajin di desa ini telah mengembangkan sejumlah teknik yang membuat merela mampu menciptakan berbagai barang mulai dari batu bata dan ubin hingga mangkuk dan pot.
Cara pembuatan tembikar masih dilakukan secara tradisional menggunakan tangan.
Meskipun menjadi objek wisata populer, desa ini tetap terlihat sederhana.
Saat pengunjung berjalan melalui jalan setapak sempit di sekitar rumah tanah liat berwarna-warni, penduduk desa akan terlihat sedang memproduksi tembikar untuk dijual.
Berbagai kerajinan tembikar biasanya dijual dengan harga lokal, bukan harga turis.
7. Museum Hoi An
Juga dikenal sebagai Museum Sejarah dan Budaya, museum kecil dan sederhana ini bertempat di area yang sama dengan Pagoda Quan Yin.
Awalnya dibangun pada tahun 1600-an untuk Dewi Belaskasih, Guan Yin, kuil ini tetap indah meskipun seiring berlalunya waktu mulai menghapus berbagai detail.
Kuil dan museum ini patut dikunjungi untuk mendapat pemahaman lebih baik tentang Hoi An dan peristiwa bersejarah yang telah membentuk kota ini selama 2.000 tahun.
Koleksi museum dibagi menjadi empat bagian, meliputi sejarah Hoi An sebagai pelabuhan perdagangan, masa selama Perang Vietnam, dan kelahiran kembali kota hingga zaman modern.
Bagian terakhir berfokus pada seni yang menggambarkan kehidupan di Hoi An selama berabad-abad.
Koleksi benda-benda nampak diletakkan sedikit acak dengan lonceng berada di sebelah keramik, pahatan Cham, dan artefak maritim.
Untungnya terdapat cukup informasi dalam bahasa Inggris untuk membantu pengunjung memahami setiap bagiannya.
Lantai teratas museum menawarkan pemandangan terbuka ke kota tua yang berangin.
8. Jembatan Jepang
Jembatan sepanjang 18 meter ini sudah ada sejak hampir empat abad lalu dan menjadi salah satu landmark paling terkenal di Hoi An.
Meskipun gaya arsitektur jembatan ini berasal dari Jepang, simbol-simbol Cina dan patung-patung hewan astrologi yang sudah lapuk telah ditambahkan selama bertahun-tahun untuk memperingati tanggal-tanggal penting.
Detail merah dan atap seperti pagoda yang terbuat dari kayu yang dipernis adalah campuran dari berbagai gaya arsitektur dan terlihat memukau di malam hari, ketika lampu-lampu dari bangunan sekitarnya memantul pada struktur dan air di bawahnya.
Menjadi situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1999, jembatan ini mengarah langsung ke sebuah kuil kecil yang didedikasikan untuk Tran Vo Bac De, Dewa cuaca Tao, yang melindungi orang-orang selama gempa bumi dan banjir.
Karena ini adalah daerah Hoi An yang rawan banjir (beberapa peristiwa banjir telah merusak jembatan di masa lalu), lokasi kuil menjadi sangat relevan.
Jembatan adalah bagian dari kawasan lindung Kota Tua yang membutuhkan tiket agar dapat diakses.
9. Street Market
Pasar Hoi An (seperti kebanyakan pasar di Vietnam) terlihat ramai, berisik dan sedikit kacau.
Apakah Anda hanya ingin melihat bagaimana penduduk setempat berbelanja, membeli beberapa suvenir, atau mencoba makanan lokal, kunjungan ke salah satu pasar kota harus ada dalam daftar yang mesti dilakukan.
Pasar Sentral Hoi An di dekat sungai adalah pasar terbesar dan tersibuk.
Selain ikan segar dan bahan makanan lain, pasar ini juga menjual pakaian, suvenir, dan kerajinan tangan.
Tiger market adalah versi dari pasar serba ada. Terdapat banyak penjual yang menawarkan segala sesuatu termasuk peralatan rumah tangga dan barang bekas.
Untuk mencari suvenir, tidak ada yang mengalahkan Night Market, dengan banyak kios yang menjual sutra khas Hoi An, lampion kertas serta beberapa street food terbaik yang ada di Vietnam.
10. Kuil Quan Cong
Quan Cong adalah sebuah kuil unik yang tidak didedikasikan untuk dewa tetapi untuk seorang jenderal.
Pagoda dari abad ke-17 ini memiliki dekorasi yang rumit dan diakui sebagai Situs Sejarah dan Budaya Nasional.
Jenderal Quan Cong lahir sekitar tahun 196, selama dinasti Han Timur.
Dia dikenang sebagai pemimpin militer yang berani, sekaligus juga sebagai pelindung rakyat, membantu selama masa kelaparan dan menyediakan tempat perlindungan bagi para pengungsi dari Cina tengah.
Atas semua jasanya, dia dihormati di kuil ini dengan patung kertas mâché setinggi tiga meter dengan kulit merah dan mata emas.
Sebelum memasuki halaman kuil, pengunjung terlebih dahulu akan disambut oleh gerbang Cina yang besar, didekorasi dengan warna-warna cerah.
Di dalam kuil, berbagai puisi tentang kesetiaan dan kebenaran menghiasi dinding.[]