Pasteurisasi merupakan metode membunuh bakteri dalam makanan dengan cara pemanasan.
Madu merupakan salah satu makanan yang lazim dipasteurisasi.
Kabanyakan madu yang ditemukan di toko telah dikemas, dipasterurisasi, dan dilabeli.
Madu yang dipanen sendiri atau dari petani biasanya belum melalui proses sterilisasi atau penghilangan bakteri didalamnya.
Sebelum mengonsumsi madu yang belum diproses, demi keamanan, madu sebaiknya dipasteurisasi terlebih dahulu.
Proses pasteurisasi dimaksudkan untuk membunuh bakteri dan jamur yang hidup di madu.
Selain itu, pasteurisasi dapat mengurangi kemungkinan madu untuk membentuk kristal atau terfermentasi selama masa penyimpanan.
Bagaimana jika membeli madu yang belum dipasteurisai? Berikut adalah cara pasteurisasi madu di rumah.
1. Letakkan madu di panci yang bersih.
2. Letakkan termometer permen -termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu pada larutan gula atau minyak panas- ke dalam panci yang telah terisi madu.
3. Panaskan madu hingga mencapai suhu 65 derajat Celsius. Lakukan pemanasan selama 30 menit, jangan biarkan suhu naik turun lebih dari 10 derajat.
4. Angkat panci dari atas kompor dan langsung tempatkan panci di atas wadah yang lebih besar yang berisikan air es dan garam (1/2 cangkir garam per liter air). Jangan sampai madu didalam panci tumpah ke dalam wadah yang lebih besar maupun sebaliknya.
5. Aduk madu terus menerus dan biarkan tetap di atas air pendingin hingga suhu madu sama dengan suhu ruangan
Tuangkan madu kedalam wadah penyimpanan dengan menggunakan corong. Sekarang madu siap untuk disimpan.
Mengapa Melakukan Pasteurisasi Madu?
Kecuali jika secara khusus ditandai “raw” atau mentah, sebagian besar madu yang dipasarkan sebenarnya telah melalui proses pasteurisasi.
Pasteurisasi adalah proses yang menghancurkan mikroorganisme dengan menggunakan panas.
Kombinasi suhu dan waktu yang berbeda dapat digunakan untuk mempasteurisasi, tergantung pada bahannya.
Sebagian besar sumber merekomendasikan untuk memanaskan madu hingga 63°C selama 30 menit.
Sebagian lebih menyukai suhu 65°C selama 30 menit.
Berbagai sumber menyatakan madu dipasteurisasi untuk membunuh bakteri dan jamur atau untuk mengurangi kristalisasi.
Padahal di lain pihak kita mengetahui bahwa salah satu manfaat madu terdapat pada sifat antibakterinya, yang bahkan digunakan untuk membalut luka pada daerah tubuh tertentu.
Madu juga bisa disimpan bertahun-tahun karena sifat anti bakteri yang dimilikinya.
Jadi mengapa madu perlu dipasteurisasi untuk membunuh bakteri?
Untuk diketahui, anak kecil atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sebaiknya hanya mengonsumsi madu yang dipasteurisasi.
Hal ini karena terdapat kemungkinan terdapat Clostridium botulinum yang ditemukan dalam madu mentah.
Clostridium botulinum adalah bakteri yang bertanggung jawab menyebabkan keracunan botulisme.
Di Amerika, sekitar 110 kasus keracunan botulisme terjadi setiap tahun, dengan sebagian besar sumber keracunan berasal dari makanan kaleng, sirup jagung, dan madu.
Sekitar 90% dari kasus ini terjadi pada anak di bawah usia 6 bulan.
Bakteri Clostridium botulinum dan racun yang dihasilkannya mudah dihancurkan dengan memanaskannya selama beberapa menit.
Hanya saja perlu diingat, ketika masih dalam bentuk spora, bakteri ini sangat tahan.
Perlu pemanasan hingga 121°C selama tiga menit untuk membunuh spora.
Itu sebab, meskipun telah dipasteurisasi, disarankan untuk tetap tidak memberikan madu pada bayi berusia kurang dari 6 bulan.
5 Fakta dan Informasi Menarik tentang Madu
1. Madu terdiri dari 80% gula dan 20% air.
2. Untuk membuat satu kilogram madu, lebah di koloni harus mengunjungi 4 juta bunga, terbang total lebih dari 175.000 km, dan akan menjadi pekerjaan seumur hidup bagi sekitar 1500 lebah.
3. Satu lebah madu hanya akan menghasilkan sekitar 1/12 sendok teh madu seumur hidupnya.
4. Satu lebah madu akan mengunjungi 50-100 bunga dalam sekali perjalanan keluar dari sarangnya.
5. Madu adalah satu-satunya makanan yang mencakup semua zat yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan.[]