Wilayah Kekaisaran Romawi mencakup tiga benua – Eropa, Afrika (utara) dan Asia (Timur Tengah).
Kekaisaran Romawi merupakan salah satu kerajaan paling kuat dari dunia kuno.
Sejarawan percaya bahwa pemukiman Romawi telah dimulai pada tahun 753 SM.
Kekaisaran Romawi dibagi menjadi Kekaisaran Barat dan Kekaisaran Timur.
Puncak kejayaan Kekaisaran Romawi terjadi pada tahun 200 SM dengan luas wilayah mencapai 2,5 juta mil persegi.
Banyak pencapaian Romawi masih bisa dilihat bahkan digunakan hingga saat ini.
Peninggalan Romawi untuk Era Modern
Berikut akan diulas mengenai pencapaian bangsa Romawi dalam berbagai bidang.
1. Militer
Meskipun bukan merupakan tentara tetap profesional pertama di dunia, militer Romawi adalah yang paling efisien dan kuat pada masanya.
Mereka juga mengembangkan banyak aspek kehidupan militer yang masih digunakan sampai sekarang.
Para prajurit dilatih dalam taktik terbaru dan dibekali persenjataan lengkap.
Para prajurit tergabung dalam “legiun” tertentu. Legiun adalah unit militer yang memiliki sekitar 5.000 tentara termasuk infanteri berat dan ringan serta kavaleri.
Sebuah legiun selanjutnya dibagi menjadi “maniples” yang terdiri dari sekitar 100 orang.
Sampai akhir abad ke-2 SM, tentara Romawi terdiri dari warga laki-laki dengan usia 17 hingga 46 tahun yang dipanggil untuk bertugas setiap tahun.
Tentara dari wilayah tertentu dimasukkan dalam unit-unit yang disebut “centuries” yang dipimpin seorang “centurion”.
Bentuk militer ini dikenal sebagai “tentara warga negara”. Secara bertahap, tentara warga negara digantikan oleh “tentara reguler” dan dibayar dengan uang atau tanah oleh komandan mereka.
Salah satu tanggung jawab tentara legiun adalah mempertahankan Kekaisaran Romawi dan tidak melakukan penaklukan.
Ketika Kekaisaran Romawi semakin luas, tentara Romawi terdiri dari para tawanan dan kaum barbar yang menjadi tawanan perang.
2. Seni dan Sastra
Bahasa resmi Romawi adalah bahasa Latin.
Berbagai bahasa Eropa seperti bahasa Italia, Portugis, Spanyol, Rumania, dan Perancis berasal dari bahasa Latin.
Latin adalah bahasa yang masih digunakan oleh Gereja Katolik di Vatikan dengan Paus dikenal sebagai Pontifex Maximus.
Bangsa Romawi mengembangkan huruf yang diadopsi hingga kini. Mereka juga mengembangkan angka Romawi.
Bangsa Romawi mementingkan pendidikan dan mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah.
Bangsa Romawi kuno tertarik pada seni kreatif dan mengikuti aturan seni tradisional Yunani.
Salah satu bentuk seni tersebut adalah seni “mosaik” yang berkembang selama abad 3 atau 4 SM.
Seni mosaik menggunakan potongan-potongan kecil ubin, gelas, atau batu untuk menyusun berbagai bentuk.
Dewa dan dewi Romawi, pahlawan legendaris dari literatur Romawi, atau gambar alam adalah subyek dari seni mosaik.
Pematung Romawi dikenal atas karya patung realistis mereka. Patung-patung dibuat amat menyerupai dengan bentuk aslinya. Dewa dan dewi Romawi lazim menjadi subyek patung para seniman.
Dalam seni sastra, drama, puisi, dan prosa populer selama tahun 240 SM dan dikenal sebagai Era Emas Drama Romawi.
Vergil adalah seorang penyair Romawi terkenal yang menulis buku Aeneid, Bucolics, dan Georgics di tahun 30 SM.
3. Arsitektur
Bangsa Romawi memiliki banyak arsitek besar. Seiring perluasan kekuasaan, mereka membangun banyak jalan dan gedung yang indah.
Jalan yang terawat menghubungkan setiap kota. Orang Romawi adalah yang pertama memperkenalkan teknologi pembangunan jalan.
Mereka telah menemukan teknologi beton, saluran air, lengkungan, dan jalan.
Ketika sebuah kota baru ditaklukkan, jalan dibuat untuk menghubungkan kota tersebut dengan Roma.
Batu penunjuk jarak dipasang di sisi jalan untuk menunjukkan berapa jauh lagi jarak yang harus ditempuh untuk menuju Roma.
Saluran air Romawi kuno dibangun untuk membawa air dari mata air atau sungai ke pemandian umum dan air mancur.
Pemandian tersebut telah memiliki sistem pipa untuk mengalirkan air kotor.
Arches (gerbang berbentuk lengkungan) dibangun untuk memperingati kemenangan para kaisar Romawi.
Beberapa contoh peninggalan arsitektur Romawi diantaranya adalah Circus Maximus, Colosseum, dan Pantheon.

4. Hukum
Bangsa Romawi kuno merumuskan berbagai hukum yang bahkan ada yang masih digunakan hingga saat ini.
Hukum Romawi berlaku untuk semua warganegara tanpa memandang posisi dan status sosial.
Undang-undang ditulis pada lempengan logam dan diorganisir menjadi dua belas bagian sehingga dikenal sebagai “Dua Belas Lempeng”.
Berikut adalah beberapa prinsip hukum yang digunakan selama peradaban Romawi kuno.
– Seseorang tidak bersalah sampai terbukti bersalah.
– Jika mendapatkan panggilan dari pengadilan, Anda diharapkan untuk hadir. Jika tidak, Anda bisa dipanggil paksa ke pengadilan.
– Hukuman mati akan dikenakan pada orang yang terbukti memberikan kesaksian palsu.
5. Layanan Publik
Roma kuno memiliki banyak layanan publik yang sama dengan kota di masa sekarang.
Pemadam kebakaran pertama dibentuk di bawah jenderal dan politisi Marcus Licinius Crassus (115-53 SM) yang motivasinya jauh dari kemanusiaan.
Petugas pemadam kebakarannya akan segera merespons rumah atau bangunan yang terbakar tetapi tidak bisa berbuat apa-apa sampai Crassus bernegosiasi dengan pemiliknya.
Jika pemiliknya setuju untuk menjual properti itu kepada Crassus dengan harga yang ditentukan olehnya, api akan padam; jika tidak, properti akan dibiarkan terbakar.
Kaisar Nero (memerintah 54-68 M) meneruskan ide ini – tanpa pemerasan – untuk membuat pemadam kebakarannya sendiri (Vigiles) dan modelnya diadopsi oleh penerusnya.
Kepolisian Romawi didirikan di bawah Augustus Caesar (memerintah 27 SM – 14 M) dan dikenal sebagai Cohortes Urbanae.
Mereka berpatroli di jalan-jalan kota siang dan malam (tidak seperti Vigiles yang terutama beroperasi pada malam hari ketika kebakaran lebih mungkin terjadi), menjaga ketertiban, dan menegakkan hukum.
Roma juga memiliki departemen sanitasi sendiri untuk mengelola sampah kota.
Selokan pertama di Roma dibangun sekitar 750 SM tak lama setelah pendiriannya dan sistem saluran pembuangan besar (Cloaca Maxima) dibangun sekitar 600 SM.
Masalah sanitasi kota dikelola oleh pekerja yang membersihkan jamban, memungut sampah di jalan, dan memelihara saluran pembuangan.
6. Pembibitan, Pelatihan & Kerah Anjing
Hingga saat ini anjing banyak dipelihara sebagai peliharaan, untuk menjaga rumah, untuk membantu berburu atau untuk balapan.
Anjing cukup populer di kalangan masyarakat Romawi dan penulis Columella (4-70 M), mengklaim bahwa seekor anjing adalah pembelian pertama yang harus dilakukan seseorang setelah memiliki rumah atau mendirikan bisnis karena akan berfungsi sebagai penjaga.
Dia juga menyarankan agar nama anjing dibuat sederhana (satu atau dua suku kata) sehingga anjing akan mempelajarinya dengan mudah dan mematuhi perintah.
Saran ini masih diterapkan pelatih anjing kepada pemilik di masa sekarang.
Salah satu ras yang paling populer adalah Vertragus (leluhur Greyhound Italia modern) yang digunakan terutama untuk balap dan berburu karena kecepatan dan kelincahannya yang luar biasa.
Trah populer lainnya adalah Melitan, lebih dikenal hari ini sebagai Maltese, yang bisa tidur di pangkuan pemiliknya sehingga dikenal pula sebagai lapdogs.
Orang-orang, terutama wanita, meletakkan Melitan di pangkuan mereka sementara pemilik Vertragus sering tidur bersama peliharaan mereka, terutama di musim dingin.
Semua trah mengenakan kerah (gelang leher), yang dikembangkan dari model Yunani tetapi sering pula diberi banyak hiasan.
Vertragus mengenakan kerah kulit ringan dengan cincin logam di atasnya di mana tali kulit (lyam) dikaitkan sehingga anjing dapat dikendalikan saat berjalan, berburu, atau sebelum balapan.
Anjing jenis Molossian (kemungkinan nenek moyang Neapolitan Mastiff) dilatih untuk perang dan dilengkapi dengan baju besi pelindung termasuk kerah berduri.
Tidak semua ahli sependapat Molossian digunakan dalam pertempuran.
Namun terdapat banyak bukti bahwa mereka digunakan untuk menjaga kamp, sebagai pembawa pesan, dan untuk melacak musuh seperti anjing yang digunakan oleh pasukan militer di masa sekarang.
7. Kuliner dan Makanan Cepat Saji

Orang Romawi mengembangkan banyak makanan populer yang dinikmati oleh masyarakat modern seperti pasta, pizza (dalam bentuk awal), hidangan keju, ikan, dan terutama, makanan apa pun yang disertai saus.
Bangsa Romawi menyukai saus, terutama yang disebut garum (pasta ikan yang difermentasi) untuk dimakan dengan apa saja.
Masakan Romawi lebih dikenal dibanding banyak budaya lain karena begitu banyak kehidupan sehari-hari Romawi yang terpelihara ketika kota Pompeii dan Herculaneum terkubur dalam letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M.
Orang Romawi juga mengembangkan konsep makanan cepat saji melalui thermopolia (“tempat di mana sesuatu yang panas ditemukan”).
Termopolium adalah restoran sederhana, biasanya terletak di jalan atau di pasar, yang dilengkapi meja dengan wadah (panci) makanan panas dan siap saji di dalamnya.
Seorang pelanggan akan memesan di konter, membayar, menyendok makanan dari panci ke dalam mangkuk keramik, dan melanjutkan perjalanan.
Konsep warung makan seperti ini populer di kalangan kelas bawah karena menawarkan makanan dengan harga murah dan bisa dijadikan bekal perjalanan.
Sementara itu, kelas atas memandang rendah thermopolia karena dikaitkan dengan kelas bawah.[]